Saturday, December 25, 2021

JAPANESE DARK URBAN LEGEND #1: KOTORIBAKO PART 2


Maaf membuat kalian semua menunggu. Wow, cerita ini ternyata meledak, bukan? Bahkan aku jadi sempat terkenal hahaha. Aku tinggal jauh di pedesaan, jadi tolong berhenti mencari tempat tinggalku. Jika ada turis-turis berdatangan, itu akan menakutkan.

Tentu saja, karena cerita ini meledak, aku menjadi sedikit khawatir, jadi aku menelepon M dan S untuk memberi tahu mereka apa yang sedang terjadi. M berkata, “Bahkan jika mereka tahu di mana kita tinggal, sepertinya mereka tidak tahu detailnya, jadi berhentilah mengkhawatirkannya.”

Aku mengambil kesempatan untuk menanyakan M beberapa hal.

1. Selain S, apakah kami yang ada di tempat kejadian (artinya aku dan K) akan baik-baik saja?

2. Apakah orang-orang yang menyentuh kotak itu sebelum sampai di rumahku baik-baik saja?

3. Kotak apa itu?

Jawaban M ada di bawah.

Jawaban pertanyaan 1 dan 2

“Kotak itu hanya mempengaruhi anak-anak dan wanita usia subur. Ayah dan adik laki-laki S akan baik-baik saja, tetapi untuk ibunya… bukankah dia sedang mengalami menopause? Nenek S juga sama. Tentu saja kamupun akan baik-baik saja. Aku memang sedikit khawatir tentang K, tetapi dia pernah menyentuh kotak itu, jadi dia seharusnya baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu, aku bisa membawanya menemui ayahku, jadi semuanya akan baik-baik saja. ”

Jawaban pertanyaan 3

M juga tidak tahu detail tentang kotak itu. Kotoribako artinya 'kotak pencuri anak'. Aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Dia bisa saja berbohong sebab dari caranya berbicara kemarin, sepertinya dia berpikir bahwa semakin sedikit yang kutahu, akan semakin baik. Sebenarnya ini membuatku takut, tapi sekarang aku malah ingin tahu lebih banyak lagi.

Panggilan teleponku dengan S-chan

Singkatnya, setelah apa yang terjadi, beberapa kontraktor datang untuk membongkar gudang itu dan terjadi keributan dengan lelaki tua yang tinggal di rumah sebelah. Katanya tetanggaku itu bersikap amat aneh sehingga ia ingin memberitahu hal itu kepada kami bertiga. Menurut S, dia lebih penasaran ketimbang takut. Sebagai seseorang yang terlibat dan hampir celaka karena kotak itu, dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa kotak itu sesungguhnya.

Jadi, setelah berbicara dengan M, kami berempat akan bertemu besok, tapi aku tidak tahu apakah ia benar-benar akan datang.

Sampai sejauh ini, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kami akan bertemu kembali besok jadi dan mencoba menyelesaikan semua masalah ini, tapi jika aku berhenti memposting cerita ini, berarti terjadi sesuatu kepada kami.

Kelanjutan cerita

Hai, apa kabar? Benar-benar hari yang melelahkan. Aku akan menulis tentang apa yang terjadi kemarin. Kuperingatkan, ini akan sangat panjang. Aku tidak yakin apa yang harus aku lakukan, tetapi setelah berbicara dengan mereka berempat, aku memutuskan untuk mempublikasikan apa yang terjadi. Aku memiliki permintaan untuk kalian semua di akhir juga, tolong dibaca hingga akhir.

Percakapan ini agak panjang, jadi akan memakan waktu. Aku juga mendengar beberapa hal yang sangat mengejutkan. Kami berbicara selama hampir lima jam dan aku hanya mengandalkan ingatanku akan detailnya, jadi harap dipahami bahwa isi percakapan ini bukan 100% akurat. Ada juga beberapa isi percakapan yang kuputuskan akan kusimpan sendiri.

Pada malam itu, kami akhirnya pergi ke rumah S. Di sana ada M, S, K, A (aku sendiri), lalu ayah S, ibu S, nenek S dan kakek S. Kami akan memanggil orang tua tetangga sebelah sebagai J. Di bawah ini adalah apa yang terjadi.

Ketika kontraktor datang untuk menghancurkan gudang (ini terjadi dua hari setelah kejadian di rumahku)

Kontraktor tiba pada tanggal 23 Mei dengan peralatan mereka dan ketika mereka mencoba memasuki halaman, J mendekati ayah S.

Ketika dia memberi tahu J bahwa mereka sedang menghancurkan gudang, dia mulai protes. Kedua pria itu berdebat dan ketika S mendengar mereka, dia berpikir bahwa mungkin J tahu sesuatu tentang kotak itu. Dia pergi ke luar untuk bertanya kepada J tentang hal itu. Pada titik ini dia belum berbicara dengan keluarganya tentang apa yang telah terjadi malam itu ketika ia membawa kotak tersebut ke rumahku.

"Jangan hancurkan gudang itu!" J berteriak.

"Apakah alasanmu tidak ingin menghancurkannya karena kotak itu?" S bertanya. J terlihat amat terkejut dan dengan panik bertanya, “Apakah kamu menemukan sebuah kotak? Apa yang terjadi dengan kotak itu? Apa kamu baik-baik saja?"

Ketika S menceritakan apa yang terjadi, J menyalahkan dirinya sendiri dan meminta maaf padanya.

“Semua ini terjadi karena aku tidak mengatakan apa-apa. Ada sesuatu yang perlu kubicarakan dengan keluarga kalian segera, ”katanya dan iapun kembali ke rumah.

Ayahnya terlihat terperangah ketika mendengar apa yang terjadi, namun sepertinya beliaupun tak tahu apa-apa. Yang membuat S kesal, tetangganya itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan datang ke rumah untuk berbicara dengan mereka. Kemudian dia mendapat telepon dariku dan memutuskan untuk mengajak kami untuk menanyakan hal tersebut pada tetangganya itu.

Malam itu S meyakinkan ayahnya untuk mengundang J. Ayah S kemudian bertanya kepada J apakah dia bisa menceritakan kisah itu kepada kami, tetapi dengan keberadaan kami berempat sebagai orang luar, dia tampak ragu-ragu.

Kemudian M berkata, “Apakah Anda keberatan jika aku bercerita terlebih dahulu?”

M: “J-san, kotak itu awalnya milik Anda, ya? Jika Anda menyebutkan kata 'kutukan' kepada seseorang akhir-akhir ini, mereka mungkin hanya berpikir tentang urban legend atau creepypasya, tetapi kotak itu adalah benar-benar bisa mengutuk seseorang. Aku telah mendengar banyak dari ayah dan kakekku dan aku juga telah melihat mereka membuang beberapa kotak seperti itu. Kami bahkan memiliki sebuah buku besar yang merinci semua transaksi tersebut.”

“Ayahku ragu bahwa masih ada kotak yang tersisa, karena itu kami berdua memeriksa buku besar tadi malam. Benar, buku kami menunjukkan alamat rumah J-san sebagai lokasi yang menyimpan shippou. Keluarga kami memiliki aturan untuk tidak terlibat dengan kotak itu jika memang masih ada, tetapi kali ini kami tidak punya pilihan. Ayahku ingin datang, tetapi karena akulah yang memurnikan kotak itu, akulah yang hadir di sini saat ini.”

J-san terdiam, bersama dengan yang lainnya.

 “Sekarang, J-san. Jika kotak itu ada di rumah Anda, maka tentu mustahil benda itu ditemukan di gudang milik keluarga S. Saya menduga, kakek S menerima kotak itu dari rumah Anda, lalu meninggal tak lama kemudian, kan?”

“Menurut buku besar, dalam beberapa generasi kotak tersebut berpindah-pindah dari rumah keluarga Anda, lalu ke rumah S, kemudian ke rumah keluarga lain (sebut saja T). Kakek S tidak sempat memberi tahu putranya tentang kotak itu, itu bisa kami pahami. Terlebih lagi, mengingat jumlah tahun dalam pengaturan tersebut, agak sulit untuk berpikir bahwa sekarang giliran ayah S. Kemungkinannya, saat ini harusnya adalah giliran rumah Anda atau rumah T. Tapi, kali ini kotak itu muncul di rumah S. Itu sedikit aneh, bukan? Saya menduga, Anda tahu tentang kotak itu dan Anda tahu seharusnnya ini giliran keluarga Anda yang menjaganya, namun Anda tidak mengambilnya, bukan? Yang lebih buruk lagi, meskipun Anda tahu benda itu ada di rumah keluarga S, Anda tetap diam akan hal itu.”

“Saat mengetahuinya, aku marah. Begitu juga ayahku. Anda seharusnya mengikuti peraturan yang dibuat oleh leluhur Anda, namun Anda malah ingin lari darinya. Akan tetapi aku mengerti. Aku juga sama kok, ketika melihat kotak itu di hari itu, yang ingin kulakukan hanyalah melarikan diri. Aku tidak ingin apa-apa selain menjauh darinya, namun aku harus melakukan tugasku.”

“Aku tidak bisa membayangkan betapa menakutkannya itu harus menyimpannya selama puluhan tahun, aku. Tetapi perlu Anda ingat, karena Anda S hampir saja mati. Bukan hanya itu, kekasihku K juga ada di sana, dan dia seorang wanita. Tentu saja, dia bisa melahirkan juga. Dia bukan keluarga kalian, hanyalah orang luar, namun hampir saja ia menerima kutukannya. Apa ada sesuatu yang ingin Anda katakan tentang semua itu?”

J-san akhirnya menatapnya dan berkata, “Memang benar…”

Kamipun tercengang.

J: “Aku harus menjelaskan tentang kotak itu dulu, kurasa. Keluarga kami, S, dan T telah menjaga Chippou (aku pikir itu Shippou tapi ternyata itu Chippou) selama beberapa generasi. Kotak itu dibagi di antara tiga rumah kami secara turun-temurun. Kami bergiliran menjaganya, dan setelah kepala keluarga tersebut meninggal, maka keluarga berikutnya akan menerimanya dari ahli waris pemilik sebelumnya, kemudian mereka menyimpannya sampai mati, lalu diteruskan ke keluarga berikutnya lagi, begitu terus berulang-ulang.”

“Kepala keluarga seharusnya menjelaskan tentang kotak itu kepada ahli warisnya berikutnya. Jika karena alasan tertentu kepala keluarga itu tidak dikaruniai ahli waris, maka kotak tersebut berpindah ke rumah berikutnya. Ini berlaku sama untuk semua pihak. Ada tiga atau empat keluarga lain dengan kotak yang berbeda. Kami mencoba untuk tidak berbicara dengan keluarga lainnya. Alasan kotak itu diedarkan adalah untuk melemahkan apa yang ada di dalamnya.”

“Ketika sang kepala keluarga menerima kotak itu, mereka harus menjauhkannya dari wanita dan anak-anak. Kemudian, rumah-rumah yang tidak memiliki kotak tersebut harus mengawasi rumah yang memiliki kotak tersebut. Kemudian mereka menerima jimat kertas dari rumah tangga M lalu mengganti jimat lama yang ditempelkan di kotak itu. Apabila keluarga yang membawa kotak itu merasakan marabahaya, maka kotak itu akan dibawa ke kuil keluarga M.”

S: “Lalu, seperti kesepakatan, keluarga kami mengurus kotak itu?”

J: “Benar. Awalnya, aku seharusnya menerima kotak itu setelah kakek S meninggal. Tapi, jujur ​​saja, aku takut. Aku sangat menyesal, tolong maafkan aku (ia membungkuk). Setelah kakek S meninggal, aku takut jika ayah S akan membawakan aku kotak itu. Tapi, setelah pemakaman, beberapa hari berlalu dan dia tidak pernah membawanya. Aku pergi dan berbicara dengan keluarga T tentang hal itu, dan kami pikir mungkin saja ayah S tidak tahu tentang kotak itu. Mungkin ini adalah kesempatan kami untuk melepaskan diri dari kotak itu.”

“Aku sangat, sangat menyesal. Aku memang sadar karena rumah tangga S tidak tahu tentang kotak itu, bisa saja ibu S atau S meninggal. Namun aku pikir karena kalian tak tahu tentang kotak itu, maka kalian takkan menyentuhnya dan takkan menemukannya di gudang. Aku tidak pernah berpikir kalian benar-benar menemukan kotak itu, aku sangat menyesal.”

J-san lalu berlutut dan meminta maaf, berulang kali. Ayah S rupanya diberitahu oleh ayahnya untuk tidak pergi ke dekat gudang, namun tak pernah menjelaskan alasannya. Bagi ayah S sendiri, gudang itu sangat menyeramkan sehingga dia tidak pernah berpikir untuk mendekatinya.

Kemudian, ketika mereka mulai berbicara tentang akhirnya merobohkannya, S menemukan kotak itu ketika sedang merapikannya. Ayah, ibu, dan nenek S tidak bisa mempercayainya, tetapi ternyata hanya nenek S yang mengerti apa itu. Dia berkata, "Jadi itu sebabnya dia tidak ingin kita berada di dekat gudang."

Tiba-tiba M juga ikut berlutut ke arah S dan juga keluarganya, terutama pada ayahnya. “Saya mohon agar Anda tidak marah pada J-san. Mengingat dia tahu apa yang ada di dalam kotak itu, tentu saja dia ingin melarikan diri. Tapi kotaknya sudah dimurnikan sekarang, jadi tidak apa-apa. Maafkan J dan perlakuannya itu. Saya harap Anda memaafkannya.”

J-san menundukkan kepalanya. Menurutku, dia terlihat agak menyedihkan.

M: “Selain itu, kalian semua mungkin ingin tahu apa yang ada di dalam kotak itu. Aku tidak tahu semuanya, tetapi aku akan memberi tahu Anda apa yang aku tahu. Kotak yang ini memang sudah dimurnikan, jadi tidak akan jadi masalah. Tetapi masih ada dua kotak tersisa yang entah berada dimana sekarang, jadi ada baiknya aku untuk menceritakan semuanya pada kalian. Ditambah lagi, kisah ini seharusnya diceritakan kakek S kepada ayah S.”

Akupun bersiap mendengarkannya. Inilah jawaban yang selama ini kucari. Akan kutuliskan saja isi percakapan tersebut.

BERSAMBUNG

 

SUPER THANKS BUAT KARYAKARSA'ERS YANG SANGAT SPECIAL INI:

Junwesdy Sinaga 

K Margaretha 

Radinda dan Ananda Nur Fathur Rohman Prast 

JUGA UCAPAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA KARYAKARSA-ERS UNTUK DUKUNGANNYA DI BULAN DESEMBER INI:

Rahmayanisma, Sean Noyoucannot, Noval Fadil, Muhammad Aidil Fajri, Dyah Ayu Andita Kumala, Sharnila Ilha, Dinda Laraswati Kharismariyadi, Rose, Victria Tan, Maulii Za, Syahfitri, Cacing Caripit, Rio Ali Adithia, Sekar Tandjoeng, Steven Alexandro, Yoonji Min, Dennis Bramasta, Popy Saputri, Rio Ali Adithia 

2 comments: