Maaf membuat kalian semua menunggu. Wow, cerita ini ternyata meledak, bukan? Bahkan aku jadi sempat terkenal hahaha. Aku tinggal jauh di pedesaan, jadi tolong berhenti mencari tempat tinggalku. Jika ada turis-turis berdatangan, itu akan menakutkan.
Tentu saja, karena cerita ini
meledak, aku menjadi sedikit khawatir, jadi aku menelepon M dan S untuk memberi
tahu mereka apa yang sedang terjadi. M berkata, “Bahkan jika mereka tahu di
mana kita tinggal, sepertinya mereka tidak tahu detailnya, jadi berhentilah
mengkhawatirkannya.”
Aku mengambil kesempatan untuk menanyakan M beberapa hal.
1. Selain S, apakah kami yang ada di
tempat kejadian (artinya aku dan K) akan baik-baik saja?
2. Apakah orang-orang yang menyentuh
kotak itu sebelum sampai di rumahku baik-baik saja?
3. Kotak apa itu?
Jawaban M ada di bawah.
Jawaban
pertanyaan 1 dan 2
“Kotak itu hanya mempengaruhi
anak-anak dan wanita usia subur. Ayah dan adik laki-laki S akan baik-baik saja,
tetapi untuk ibunya… bukankah dia sedang mengalami menopause? Nenek S juga
sama. Tentu saja kamupun akan baik-baik saja. Aku memang sedikit khawatir
tentang K, tetapi dia pernah menyentuh kotak itu, jadi dia seharusnya baik-baik
saja. Jika terjadi sesuatu, aku bisa membawanya menemui ayahku, jadi semuanya akan
baik-baik saja. ”
Jawaban
pertanyaan 3
M juga tidak tahu detail tentang
kotak itu. Kotoribako artinya 'kotak pencuri anak'. Aku tidak tahu apakah itu
benar atau tidak. Dia bisa saja berbohong sebab dari caranya berbicara kemarin,
sepertinya dia berpikir bahwa semakin sedikit yang kutahu, akan semakin baik. Sebenarnya
ini membuatku takut, tapi sekarang aku malah ingin tahu lebih banyak lagi.
Panggilan
teleponku dengan S-chan
Singkatnya, setelah apa yang
terjadi, beberapa kontraktor datang untuk membongkar gudang itu dan terjadi
keributan dengan lelaki tua yang tinggal di rumah sebelah. Katanya tetanggaku
itu bersikap amat aneh sehingga ia ingin memberitahu hal itu kepada kami
bertiga. Menurut S, dia lebih penasaran ketimbang takut. Sebagai seseorang yang
terlibat dan hampir celaka karena kotak itu, dia ingin tahu apa yang sebenarnya
terjadi dan apa kotak itu sesungguhnya.
Jadi, setelah berbicara dengan M,
kami berempat akan bertemu besok, tapi aku tidak tahu apakah ia benar-benar
akan datang.
Sampai sejauh ini, aku tak tahu apa
yang sebenarnya terjadi. Kami akan bertemu kembali besok jadi dan mencoba
menyelesaikan semua masalah ini, tapi jika aku berhenti memposting cerita ini,
berarti terjadi sesuatu kepada kami.
Kelanjutan
cerita
Hai, apa kabar? Benar-benar hari
yang melelahkan. Aku akan menulis tentang apa yang terjadi kemarin.
Kuperingatkan, ini akan sangat panjang. Aku tidak yakin apa yang harus aku
lakukan, tetapi setelah berbicara dengan mereka berempat, aku memutuskan untuk
mempublikasikan apa yang terjadi. Aku memiliki permintaan untuk kalian semua di
akhir juga, tolong dibaca hingga akhir.
Percakapan ini agak panjang, jadi
akan memakan waktu. Aku juga mendengar beberapa hal yang sangat mengejutkan.
Kami berbicara selama hampir lima jam dan aku hanya mengandalkan ingatanku akan
detailnya, jadi harap dipahami bahwa isi percakapan ini bukan 100% akurat. Ada
juga beberapa isi percakapan yang kuputuskan akan kusimpan sendiri.
Pada malam itu, kami akhirnya pergi
ke rumah S. Di sana ada M, S, K, A (aku sendiri), lalu ayah S, ibu S, nenek S
dan kakek S. Kami akan memanggil orang tua tetangga sebelah sebagai J. Di bawah
ini adalah apa yang terjadi.
Ketika
kontraktor datang untuk menghancurkan gudang (ini terjadi dua hari setelah
kejadian di rumahku)
Kontraktor tiba pada tanggal 23 Mei
dengan peralatan mereka dan ketika mereka mencoba memasuki halaman, J mendekati
ayah S.
Ketika dia memberi tahu J bahwa
mereka sedang menghancurkan gudang, dia mulai protes. Kedua pria itu berdebat
dan ketika S mendengar mereka, dia berpikir bahwa mungkin J tahu sesuatu
tentang kotak itu. Dia pergi ke luar untuk bertanya kepada J tentang hal itu.
Pada titik ini dia belum berbicara dengan keluarganya tentang apa yang telah
terjadi malam itu ketika ia membawa kotak tersebut ke rumahku.
"Jangan hancurkan gudang
itu!" J berteriak.
"Apakah alasanmu tidak ingin
menghancurkannya karena kotak itu?" S bertanya. J terlihat amat terkejut
dan dengan panik bertanya, “Apakah kamu menemukan sebuah kotak? Apa yang
terjadi dengan kotak itu? Apa kamu baik-baik saja?"
Ketika S menceritakan apa yang
terjadi, J menyalahkan dirinya sendiri dan meminta maaf padanya.
“Semua ini terjadi karena aku tidak
mengatakan apa-apa. Ada sesuatu yang perlu kubicarakan dengan keluarga kalian
segera, ”katanya dan iapun kembali ke rumah.
Ayahnya terlihat terperangah ketika
mendengar apa yang terjadi, namun sepertinya beliaupun tak tahu apa-apa. Yang
membuat S kesal, tetangganya itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan datang ke
rumah untuk berbicara dengan mereka. Kemudian dia mendapat telepon dariku dan
memutuskan untuk mengajak kami untuk menanyakan hal tersebut pada tetangganya
itu.
Malam itu S meyakinkan ayahnya untuk
mengundang J. Ayah S kemudian bertanya kepada J apakah dia bisa menceritakan
kisah itu kepada kami, tetapi dengan keberadaan kami berempat sebagai orang
luar, dia tampak ragu-ragu.
Kemudian M berkata, “Apakah Anda
keberatan jika aku bercerita terlebih dahulu?”
M: “J-san, kotak itu awalnya milik
Anda, ya? Jika Anda menyebutkan kata 'kutukan' kepada seseorang akhir-akhir
ini, mereka mungkin hanya berpikir tentang urban legend atau creepypasya,
tetapi kotak itu adalah benar-benar bisa mengutuk seseorang. Aku telah mendengar
banyak dari ayah dan kakekku dan aku juga telah melihat mereka membuang
beberapa kotak seperti itu. Kami bahkan memiliki sebuah buku besar yang merinci
semua transaksi tersebut.”
“Ayahku ragu bahwa masih ada kotak
yang tersisa, karena itu kami berdua memeriksa buku besar tadi malam. Benar,
buku kami menunjukkan alamat rumah J-san sebagai lokasi yang menyimpan shippou.
Keluarga kami memiliki aturan untuk tidak terlibat dengan kotak itu jika memang
masih ada, tetapi kali ini kami tidak punya pilihan. Ayahku ingin datang,
tetapi karena akulah yang memurnikan kotak itu, akulah yang hadir di sini saat
ini.”
J-san terdiam, bersama dengan yang
lainnya.
“Sekarang, J-san. Jika kotak itu ada di rumah
Anda, maka tentu mustahil benda itu ditemukan di gudang milik keluarga S. Saya
menduga, kakek S menerima kotak itu dari rumah Anda, lalu meninggal tak lama
kemudian, kan?”
“Menurut buku besar, dalam beberapa
generasi kotak tersebut berpindah-pindah dari rumah keluarga Anda, lalu ke
rumah S, kemudian ke rumah keluarga lain (sebut saja T). Kakek S tidak sempat
memberi tahu putranya tentang kotak itu, itu bisa kami pahami. Terlebih lagi,
mengingat jumlah tahun dalam pengaturan tersebut, agak sulit untuk berpikir
bahwa sekarang giliran ayah S. Kemungkinannya, saat ini harusnya adalah giliran
rumah Anda atau rumah T. Tapi, kali ini kotak itu muncul di rumah S. Itu
sedikit aneh, bukan? Saya menduga, Anda tahu tentang kotak itu dan Anda tahu
seharusnnya ini giliran keluarga Anda yang menjaganya, namun Anda tidak
mengambilnya, bukan? Yang lebih buruk lagi, meskipun Anda tahu benda itu ada di
rumah keluarga S, Anda tetap diam akan hal itu.”
“Saat mengetahuinya, aku marah.
Begitu juga ayahku. Anda seharusnya mengikuti peraturan yang dibuat oleh
leluhur Anda, namun Anda malah ingin lari darinya. Akan tetapi aku mengerti. Aku
juga sama kok, ketika melihat kotak itu di hari itu, yang ingin kulakukan
hanyalah melarikan diri. Aku tidak ingin apa-apa selain menjauh darinya, namun
aku harus melakukan tugasku.”
“Aku tidak bisa membayangkan betapa
menakutkannya itu harus menyimpannya selama puluhan tahun, aku. Tetapi perlu
Anda ingat, karena Anda S hampir saja mati. Bukan hanya itu, kekasihku K juga
ada di sana, dan dia seorang wanita. Tentu saja, dia bisa melahirkan juga. Dia
bukan keluarga kalian, hanyalah orang luar, namun hampir saja ia menerima
kutukannya. Apa ada sesuatu yang ingin Anda katakan tentang semua itu?”
J-san akhirnya menatapnya dan
berkata, “Memang benar…”
Kamipun tercengang.
J: “Aku harus menjelaskan tentang
kotak itu dulu, kurasa. Keluarga kami, S, dan T telah menjaga Chippou (aku
pikir itu Shippou tapi ternyata itu Chippou) selama beberapa generasi. Kotak
itu dibagi di antara tiga rumah kami secara turun-temurun. Kami bergiliran
menjaganya, dan setelah kepala keluarga tersebut meninggal, maka keluarga
berikutnya akan menerimanya dari ahli waris pemilik sebelumnya, kemudian mereka
menyimpannya sampai mati, lalu diteruskan ke keluarga berikutnya lagi, begitu
terus berulang-ulang.”
“Kepala keluarga seharusnya
menjelaskan tentang kotak itu kepada ahli warisnya berikutnya. Jika karena
alasan tertentu kepala keluarga itu tidak dikaruniai ahli waris, maka kotak
tersebut berpindah ke rumah berikutnya. Ini berlaku sama untuk semua pihak. Ada
tiga atau empat keluarga lain dengan kotak yang berbeda. Kami mencoba untuk
tidak berbicara dengan keluarga lainnya. Alasan kotak itu diedarkan adalah
untuk melemahkan apa yang ada di dalamnya.”
“Ketika sang kepala keluarga menerima
kotak itu, mereka harus menjauhkannya dari wanita dan anak-anak. Kemudian,
rumah-rumah yang tidak memiliki kotak tersebut harus mengawasi rumah yang
memiliki kotak tersebut. Kemudian mereka menerima jimat kertas dari rumah
tangga M lalu mengganti jimat lama yang ditempelkan di kotak itu. Apabila
keluarga yang membawa kotak itu merasakan marabahaya, maka kotak itu akan
dibawa ke kuil keluarga M.”
S: “Lalu, seperti kesepakatan,
keluarga kami mengurus kotak itu?”
J: “Benar. Awalnya, aku seharusnya
menerima kotak itu setelah kakek S meninggal. Tapi, jujur saja, aku takut. Aku
sangat menyesal, tolong maafkan aku (ia membungkuk). Setelah kakek S meninggal,
aku takut jika ayah S akan membawakan aku kotak itu. Tapi, setelah pemakaman,
beberapa hari berlalu dan dia tidak pernah membawanya. Aku pergi dan berbicara
dengan keluarga T tentang hal itu, dan kami pikir mungkin saja ayah S tidak
tahu tentang kotak itu. Mungkin ini adalah kesempatan kami untuk melepaskan
diri dari kotak itu.”
“Aku sangat, sangat menyesal. Aku
memang sadar karena rumah tangga S tidak tahu tentang kotak itu, bisa saja ibu
S atau S meninggal. Namun aku pikir karena kalian tak tahu tentang kotak itu,
maka kalian takkan menyentuhnya dan takkan menemukannya di gudang. Aku tidak
pernah berpikir kalian benar-benar menemukan kotak itu, aku sangat menyesal.”
J-san lalu berlutut dan meminta
maaf, berulang kali. Ayah S rupanya diberitahu oleh ayahnya untuk tidak pergi
ke dekat gudang, namun tak pernah menjelaskan alasannya. Bagi ayah S sendiri,
gudang itu sangat menyeramkan sehingga dia tidak pernah berpikir untuk
mendekatinya.
Kemudian, ketika mereka mulai
berbicara tentang akhirnya merobohkannya, S menemukan kotak itu ketika sedang
merapikannya. Ayah, ibu, dan nenek S tidak bisa mempercayainya, tetapi ternyata
hanya nenek S yang mengerti apa itu. Dia berkata, "Jadi itu sebabnya dia
tidak ingin kita berada di dekat gudang."
Tiba-tiba M juga ikut berlutut ke
arah S dan juga keluarganya, terutama pada ayahnya. “Saya mohon agar Anda tidak
marah pada J-san. Mengingat dia tahu apa yang ada di dalam kotak itu, tentu
saja dia ingin melarikan diri. Tapi kotaknya sudah dimurnikan sekarang, jadi
tidak apa-apa. Maafkan J dan perlakuannya itu. Saya harap Anda memaafkannya.”
J-san menundukkan kepalanya. Menurutku,
dia terlihat agak menyedihkan.
M: “Selain itu, kalian semua mungkin
ingin tahu apa yang ada di dalam kotak itu. Aku tidak tahu semuanya, tetapi aku
akan memberi tahu Anda apa yang aku tahu. Kotak yang ini memang sudah dimurnikan,
jadi tidak akan jadi masalah. Tetapi masih ada dua kotak tersisa yang entah
berada dimana sekarang, jadi ada baiknya aku untuk menceritakan semuanya pada
kalian. Ditambah lagi, kisah ini seharusnya diceritakan kakek S kepada ayah S.”
Akupun bersiap mendengarkannya.
Inilah jawaban yang selama ini kucari. Akan kutuliskan saja isi percakapan
tersebut.
BERSAMBUNG
SUPER THANKS BUAT KARYAKARSA'ERS YANG SANGAT SPECIAL INI:
Junwesdy Sinaga
K Margaretha
Radinda dan Ananda Nur Fathur Rohman Prast
JUGA UCAPAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA KARYAKARSA-ERS UNTUK DUKUNGANNYA DI BULAN DESEMBER INI:
Rahmayanisma, Sean Noyoucannot, Noval Fadil, Muhammad Aidil Fajri, Dyah Ayu Andita Kumala, Sharnila Ilha, Dinda Laraswati Kharismariyadi, Rose, Victria Tan, Maulii Za, Syahfitri, Cacing Caripit, Rio Ali Adithia, Sekar Tandjoeng, Steven Alexandro, Yoonji Min, Dennis Bramasta, Popy Saputri, Rio Ali Adithia
Menarik fufufu
ReplyDeleteMikin pinisirin kin jidinyi 🙈🙈🙈🙈
ReplyDelete