Saturday, December 25, 2021

JAPANESE DARK URBAN LEGEND #14: AKU MENEMUKAN SEBUAH KARTU SD

Judul Asli: “What I Found On The SD Card”

 

SUMBER GAMBAR: UNSPLASH

Ini cerita menakutkan yang kualami.

Jadi, beberapa waktu lalu aku pergi ke sebuah department store. Aku duduk di bangku untuk merokok setelah aku selesai berbelanja ketika aku melihat ke tempat sampah di sebelahku. Seseorang telah membuang ponsel di dalamnya. Seharusnya aku membiarkannya di sana, tapi karena penasaran, aku tetap mengambilnya. Sepertinya handphone itu sudah rusak, seakan ada yang membantingnya.

Aku hendak meletakkannya kembali di tempat sampah, tetapi dengan iseng aku memeriksa apa kartu memori di dalamnya. Ternyata ada kartu mini SD 16 GB di sana.

“Beruntung!” Aku berpikir dan membawanya. Betapa bodohnya aku.

Ketika aku sampai di rumah, aku menancapkan kartu itu di laptopku. Tentu, jika kalian menemukan kartu SD tentu kalian ingin tahu apa yang ada di dalamnya, bukan? Aku menjadi bersemangat, bertanya-tanya apakah mungkin ada foto bugil atau apa, dan melihat ada lebih dari 100 foto di dalamnya.

Aku membuka yang pertama. Ketika aku mengkliknya, aku menyadari bahwa mereka sama sekali tidak menarik. Ada seorang wanita paruh baya dan seorang gadis muda, mungkin anaknya (bukan tipeku sama sekali). Kemudian beberapa foto tempat wisata di Tokyo, Fukuyama, dan lain-lain.

Mungkin orang tua yang mengambil foto keluarganya dan acara jalan-jalan mereka, pikirku. Kegembiraanku hilang begitu saja, tapi saat aku terus mengklik tombol berikutnya, sebuah foto aneh muncul.

Foto itu adalah sebuah ruangan yang gelap dan di tengahnya ada seorang wanita dengan rambut hitam panjang berdiri membelakangi kamera. Antisipasi muncul dalam diriku sekali lagi. Well kalian tahu, dia telanjang.

Bersemangat, aku mengklik foto berikutnya, dan gadis itu melihat ke arah ini.

Tapi hanya kepalanya.

“Hah?” Aku pikir. Tubuhnya menghadap ke arah lain, tetapi kepalanya menghadap ke sini. Seperti adegan “The Exorcist” jika kalian ingat, tapi lebih buruk dari itu, dia tidak punya mata! Seperti, matanya bukannya disembunyikan di balik rambutnya atau apa pun, tapi tempat di mana matanya seharusnya berada hanyalah ada kulit halus, seperti pipi.

“Apa-apaan?” Aku pikir, tetapi aku mengklik berikutnya lagi. Foto berikutnya gelap gulita. Begitu juga yang berikutnya, dan yang setelah itu. Tiga foto terakhir sepenuhnya hitam, dan hanya itu. Itu akhirnya.

Mereka ingin menakut-nakuti aku, pikirku. Pasti ini prank belaka.

Aku memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi dan memformat kartu itu, tetapi segera setelah aku mengklik 'format', lampu di kamarku mati. Semuanya. Aku tinggal sendirian di sebuah apartemen dan sealam lima tahun aku berada di sana, ini adalah pertama kalinya hal seperti itu terjadi.

Saat itu sekitar jam 10 malam, jadi tentu saja hari sudah gelap. Lampu laptop masih menyala, jadi paling tidak masih ada secercah cahaya. Aku melihat ke luar dan supermarket di seberang jalan masih menyala lampunya, jadi bukan listrik padam.

“Mungkin sekringnya?” Aku berpikir. Ketika aku pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, aku mendengar suara yang datang dari dapur. Aku membeku. Aku tinggal sendirian; seharusnya tidak ada orang lain di sini selain aku.

Aku menarik napas dalam-dalam. Ini pasti hanya imajinasiku. Aku pergi ke lorong. Aku menggunakan laptopku untuk penerangan dalam kegelapan.

Srek srek srek ..

Aku mendengar sesuatu di dapur lagi. Kedengarannya seperti suara langkah kaki yang berjalan di lantai. Itu bukan hanya imajinasiku. Aku memang mendengar sesuatu.

Aku berteriak dan berlari ke pintu masuk. Aku mendengar sesuatu mengejarku dari belakang. Aku menjentikkan sakelar pemutus, hampir menangis. Lampu berkedip beberapa kali sebelum akhirnya menyala dan aku bisa melihat lorong. Tidak ada orang di sana.

TV menderu hidup di ruangan yang baru saja aku masuki. Dengan takut-takut aku menelusuri kembali langkahku. TV menyala dengan volume penuh. Tapi TV-ku bahkan tidak menyala sebelum lampu mati, dan volumenya seharusnya berada pada tingkat normal. Aku mematikannya dan duduk, menyadari bahwa aku masih memegang laptop. Ada pesan di layar yang memberi tahuku bahwa pemformatan telah selesai. Aku memutuskan bahwa suara dari dapur dan langkah kaki itu pasti hanya imajinasiku.

Aku memutuskan untuk tidur, tetapi aku masih agak takut jadi aku membiarkan lampu menyala. Aku tidak tahu berapa lama aku tidur, tetapi pada titik tertentu aku mengalami kesulitan bernapas sehingga aku bangun. Rasanya seperti aku akan berhenti bernapas. Aku menarik dan mengembuskan napas beberapa kali dan hendak menyalakan lampu saat aku ingat; aku menyalakan lampu ketika aku pergi tidur. Kenapa mereka mati?

Segera setelah aku sadar, aku mendengar suara dari dekat.

Srek srek srek ...

Suara ini tidak datang dari dapur, itu asalnya dari dalam ruanganku.

Srek srek srek ...

Kedengarannya seperti serangga, mungkin kecoa atau semacamnya. Aku benci kecoak, tapi mereka tidak membuatku takut.

Jantungku mulai berdetak sangat cepat hingga aku pikir akan meledak. Aku berpikir untuk bangun untuk menyalakan lampu, tetapi jika itu adalah masalah sekring lagi, aku tidak begitu suka kembali ke sana dalam gelap seperti ini.

Aku memejamkan mataku dan mencoba untuk kembali tidur. Tapi suara itu terus mendekat dan mendekat, dan kemudian sesuatu menyapu wajahku. Aku langsung tahu apa itu. Itu adalah rambut. Lalu aku mendengar sesuatu di dekat telingaku.

“Siapa kamu?”

Suaranya amat lembut, tapi aku bisa mendengarnya. Suara itu adalah suara seorang wanita. “Hei, harusnya aku yang bertanya seperti itu!” pikirku, tapi aku tetap diam. Lalu aku mendengar suara srek srek srek lagi, dan sosok itu menjauh.

Pada titik tertentu aku pasti tertidur lagi, tetapi ketika aku bangun di pagi hari dan melihat ke cermin, aku terkejut. Wajahku tertutup bekas luka. Aku berpikir untuk mengambil cuti dan pergi ke rumah sakit, tetapi sebelum itu aku mengecek laptopku. Apa ini gara-gara kartu SD itu?

Aku membuka kartu SD itu dan meskipun aku memformatnya malam sebelumnya, datanya kembali lagi. Aku merasa ingin menangis.

Aku tidak ingin melihatnya, tetapi aku khawatir tentang kejadian malam sebelumnya dan kartu SD ini berkaitan. Saat aku melihat foto-foto itu lagi, gadis tanpa mata itu masih ada di sana. Saat aku pergi ke foto berikutnya, yang gelap gulita, aku melihat sesuatu. Aku tidak menyadarinya sehari sebelumnya, tetapi dalam kegelapan ada sesuatu yang pucat.

Foto berikutnya juga sama. Di bagian tepi, warna hitam amat pekat, tapi di tengah aku bisa melihat sesuatu yang berwarna seperti kulit. Aku mulai berpikir bahwa mungkin, mungkin saja, itu bukan foto ruangan yang gelap. Mungkin saja rambut seseorang tengah menutupi lensa kamera. Apa yang bisa aku lihat di tengah kegelapan mungkin adalah area mata yang hilang dari wanita itu.

Aku bisa saja salah, tetapi saat aku memikirkannya, aku merasa mual. Aku mengeluarkan kartu itu, memasukkannya ke dalam jimat yang aku terima dari ibuku, dan berlari ke kuil terdekat. Aku menguburnya di sudut halaman dan kemudian berlari pulang lagi dengan kecepatan penuh.

Aku mengambil cuti kerja, pergi menemui dokter kulit dan membeli obat untuk bekas luka. Aku bersantai di spa sebentar, dan sesampainya di rumah, aku merasa bodoh karena terlalu ketakutan.

Tapi saat aku melangkah ke dalam, dadaku mulai sakit dan telingaku juga terasa aneh. 'Hah?' Aku berpikir dan memeriksa laptop, tetapi tentu saja kartunya tidak ada. Mungkin aku hanya terlalu sensitif, tetapi ketika aku melihat layar, aku melihat folder New Document yang tidak aku ingat pernah kubuat.

Aku punya firasat buruk. Seperti yang udah kuduga, ketika aku membuka folder aku melihat foto itu. Semua dari mereka ada di sana. Tapi, aku tidak pernah menyalinnya ke sini …

Keparat, aku tidak bisa menangani ini lagi! Aku membawa laptopku ke toko barang bekas. Mereka agak terkejut ketika aku meminta mereka menghancurkannya saja ketimbang menjualnya kembali. Mereka bilang mereka bisa menghapus semua data pribadiku di dalamnya, namun ragu bahwa itu akan berhasil.

Aku sangat takut hingga aku belum memiliki komputer lagi sejak saat itu. Aku bahkan mengetik seluruh cerita ini menggunakan ponsel.

Bekas luka di wajah aku hilang dan aku berhenti mendengar suara-suara aneh. Sesekali aku menemukan rambut panjang di sakuku, tapi yah, aku mencoba terbiasa dengannya.

Pokoknya kalian harus berhati-hati dengan apapun yang kalian temukan, terutama jika barang itu masih berharga.

SUMBER: KOWABANA

 

SUPER THANKS BUAT KARYAKARSA'ERS YANG SANGAT SPECIAL INI:

Junwesdy Sinaga 

K Margaretha 

Radinda dan Ananda Nur Fathur Rohman Prast 

JUGA UCAPAN TERIMA KASIH BUAT SEMUA KARYAKARSA-ERS UNTUK DUKUNGANNYA DI BULAN DESEMBER INI:

Rahmayanisma, Sean Noyoucannot, Noval Fadil, Muhammad Aidil Fajri, Dyah Ayu Andita Kumala, Sharnila Ilha, Dinda Laraswati Kharismariyadi, Rose, Victria Tan, Maulii Za, Syahfitri, Cacing Caripit, Rio Ali Adithia, Sekar Tandjoeng, Steven Alexandro, Yoonji Min, Dennis Bramasta, Popy Saputri, Rio Ali Adithia 


4 comments:

  1. mending mah share foto setannya ke grup whatsapp, dengan caption "Masalah KU adalah masalah KITA." habis itu buat voice mail nyanyi lagu kebangsaan Rusia.

    ReplyDelete