LEAGUE OF CREEPYPASTA: WARS OF PHOENIX
SCENE ONE:
CRUEL DESTINY OF BEN DROWNED
Dimana aku?
Darimana asalnya semua cahaya terang ini?
Ben terbangun. Cahaya putih yang menyilaukan mata adalah hal pertama yang ia lihat. Kemudian wajah-wajah pria bermasker di sekelilingnya.
“Siapa kalian?”
Ben terdiam. Ia baru saja tersadar. Apa aku barusan berbicara? Udara mengalir ke paru-parunya. Tenggorokannya jelas-jelas bergetar ketika ia berbicara tadi.
Dan bunyi itu ... apakah itu ...
“Dug!”
“Dug!”
“Dug!”
Apakah itu suara detak jantungku? Tapi itu mustahil ... aku kan ...
“Selamat datang, Ben.” Ia melihat seorang pria tua berbaju serba putih dan mengenakan masker. Ben dapat melihat refleksi wajahnya sendiri di kaca mata pria itu.
A ... aku ... aku manusia?
“Selamat datang di dunia ini. Aku harap ini sama seperti yang kau bayangkan di dalam komputer.”
“Kau ... apa yang kau lakukan padaku?”
“Katakan padaku, Ben ... bagaimana rasanya di sana? Bagaimana rasanya berada di dalam game?”
“Dingin ...” bisiknya. Ia masih bisa mengingat bagaimana pahit rasanya. “Sangat sepi dan menyakitkan ...”
Ya, dia ingat ... rasa sakit itu yang mendorongnya untuk menyakiti semua orang yang tak beruntung menemukannya. Ia iri dengan mereka ... para manusia. Ia ingin menjadi seperti mereka ...
Dan kini sepertinya keinginannya telah tercapai.
“Si ... siapa kalian? Apa kalian ilmuwan?” tanya Ben lirih. Ia bisa merasakan darah mengalir dalam pembuluh tubuhnya, hangat. Ia kini benar-benar menjadi manusia sepenuhnya.
“Kau bisa bilang gitu.” sepertinya pria berkaca mata itu adalah pemimpin mereka.
“Terima kasih ... terima kasih atas kebaikan kalian ...” air mata mulai mengalir di pipi Ben. Kini keinginannya menjadi manusia telah terwujud. Manusia-manusia ini benar-benar dewa penolong. Kini setelah ia impiannya tercapai, ia bebas untuk melakukan hal yang paling disukainya.
Membunuh.
Dengan begini aku akan lebih mudah membantai mereka ... dimulai dari manusia-manusia tolol ini ...
Ben menyeringai. Manusia-manusia ini sama sekali tak tahu apa yang telah mereka bangkitkan.
“Operasi telah berjalan sukses dan pasien telah siuman.” kata pria itu sambil menghela napas. “Baik, lakukan sekarang!” ia memberi perintah.
“Tunggu, apa yang akan kalian lakukan?” tanya Ben.
Tiba-tiba salah satu dokter muncul membawa gergaji mesin yang meraung.
“Ambil yang kita butuhkan, lalu pergi.”
“Tidak! Tunggu!” teriak Ben ketika melihat gergaji itu diarahkan kepadanya, “TIDAAAAK!!!”
TO BE CONTINUED
Ehmmm?penasaran nie...
ReplyDeletebaru bangkit udah mati, sedih amat :v
ReplyDeleteNjir,, berasa bangkit diantara para pemburu organ ilegal ughh..
ReplyDeleteSetuju sama bang somantri :'v
ReplyDeletee buset miris amat baru aja napas udah mau direnggut lagi. tapi ini cerita DAEVAK lanjooot terus bang, aku adikmu (slap) mendungkungmu.
ReplyDeleteNanti Ticci Toby-nya yaaa sama Bloody Painter juga bolehhh (hati berbunga-bunga)
ReplyDeleteBaru bangkit udah koit
ReplyDelete