Saturday, January 29, 2022

REVIEW FILM HOROR ALA MENGAKU BACKPACKER BUAT MENGAWALI TAHUN 2022 (PART 2)

 1. MEDIUM (2021) 

Film berikutnya yang akan gue bahas adalah film hasil kerjasama antara Thailand dan Korea. Film ini merupakan hasil karya tangan dingin salah satu sutradara dari film “Phobia” asal Thailand dan produser dari film “The Wailling” jadi jelas saja kita bisa mengharapkan sebuah tontonan yang menarik dan tidak mengecewakan.

Film ini mengisahkan tentang sekelompok pembuat film dokumenter asal Korea yang berniat untuk mengabadikan kehidupan seorang dukun asal Thailand. Bukannya menakutkan, namun sang dukun ini justru tampil sebagai seorang wanita yang lemah lembut, penuh welas asih, dan berusaha menggunakan kemampuannya untuk menolong orang-orang di sekitarnya. Namun ketika keponakannya sendiri mulai menunjukkan gejala-gejala kesurupan, ia pun mulai ragu apakah ia memiliki kekuatan yang cukup untuk mengusir roh jahat yang mendekam di tubuh keponakannya tersebut.

Film ini bisa dibilang sebagai sebuah slow burn karena durasinya pun sangat lama; lebih dari 2 jam. Film ini emang sangat detil mengisahkan keluarga dari sang dukun tersebut dengan berbagai konflik sebagai bumbu. Oya, film ini seperti bisa kalian tebak, bergenre “exorcisme” alias film tentang kerasukan. Mungkin beberapa dari kalian kurang demen ya dengan film-film bertema Exorcism yang terbaik karena cuma itu-itu aja jalan ceritanya sehingga mungkin membuat kita malas menontonnya. Namun jangan khawatir karena film ini nantinya akan memiliki ending sangat bertolak belakang dengan film-film eksorsisme yang biasanya kita tonton. 

Bahkan klimaks film ini membuat gue teringat film “Gonjiam Haunted Asylum” karena sama seperti film tersebut, 10 menit terakhir dari film ini akan sangat menggemparkan alias gue sama kita akan mengira bahwa endingnya bakalan seperti itu. Jadi bersiap-siap saja ya menghadapi perubahan genre dari film yang awalnya biasa-biasa saja menjadi sebuah film yang ah ... maaf aja nih gue nggak mau spoiler hehehe.

Gue kasih film ini skor 4 CD berdarah.


2. SAAVAT (2019)

Setelah film Thailand (dan Korea), kita beranjak ke film horor India. Film Netflix berbahasa Tamil ini menceritakan tentang seorang polisi wanita yang berniat mengungkap misteri pembunuhan yang terjadi di sebuah desa yang konon dikutuk oleh seorang penyihir. Namun ketika ia menghadapi sosok yang diduga penyihir ini, justru kenyataan yang  berbanding terbalik yang ia temukan.

Film ini memang menyorot isu-isu sosial di India seperti posisi perempuan yang selalu disalahkan dalam budaya patriarkis, bahkan seringkali menjadi korban dari sistem politik dan sosial yang kerap kali tak adil. Mungkin di sini tidak ada isu penyihir seperti ini, akan tetapi isu-isu agama dan kultural yang diangkat atau diselewengkan orang-orang berkedudukan demi meraih keuntungan pribadi tidaklah berbeda dengan kondisi yang kita hadapi sekarang di Indonesia.

Dari segi plot, film ini juga tergolong tidak tertebak. Walaupun memiliki cerita yang matang akan tetapi gue tak bisa menutup mata akan berbagai kelemahan-kelemahan di film ini, antara lain CGI-nya yang membuat gue geleng-geleng kepala. Ya soalnya film-film dari India Selatan (disebut Tollywood) memang tidaklah memiliki budget sebesar film-film Bollywood, yakni industri film berbahasa Hindi yang dibuat di India Utara. Jadi harap maklum lah dengan semua keterbatasan teknis di film ini.

Namun di luar semua itu,  gue sangat mengacungkan jempol akan keberanian sang sineas yang berani mengkritik sistem sosial dan ketidakdilan di India dan juga berusaha mendidik masyarakat dengan mengangkat tema-tema tabu seperti ini. Gue beri film ini skor 4 CD berdarah.


3. OLD (2021)

Gue excited banget ketika mendengar bahwa salah satu sutradara favorit gue, yakni M Night Shyamalan membuat film baru. Seperti biasanya, dari sutradara ternama ini gue mengharapkan sebuah film dengan plot twist yang membuat tercengang. Namun justru segi cerita dari film inilah yang lebih membuat gue lebih tertarik. Film ini menceritakan tentang sekelompok wisatawan yang datang ke sebuah pantai misterius tanpa mengetahui rahasia mengerikan yang tersembunyi di sana, yakni bahwa siapapun yang masuk kesana akan mengalami penuaan yang amat cepat. Mampukah mereka keluar dari pantai itu sebelum mereka kehabisan waktu?

Seperti film-filmnya yang lain, film ini memang memiliki sebuah plot twist pada akhir ceritanya. Namun menurut gue plot twist tersebut tidaklah begitu mindblowing, yang lebih menarik justru adalah permasalahan pribadi yang dialami oleh para tokohnya. Seperti biasa pula, di film ini sosok antagonisnya bukan hanya pantai tersebut yang menyebabkan mereka menua dengan cepat, namun juga salah satu karakternya yang menjadi gila dan menjadi ancaman bagi tokoh-tokoh yang lain. Film ini juga menjadi sebuah perenungan akan kita betapa cepatnya waktu bisa berlalu dan betapa pentingnya kita menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta kita sebelum kita ataupun mereka kehabisan waktu. Mungkin bagi kalian yang memiliki orang tua yang sudah sepuh, tema tersebut sangat relevan ya.

Gua kasih film ini skor 4 CD berdarah.


4. THE EYE 2 (2004)

Gue sama sekali nggak tahu bahwa film yang pernah terkenal sebagai salah satu film horor Asia terbaik pada tahun 2000-an ternyata memiliki sekuel. Gue juga nggak akan pernah nemu film ini seandainya gue tidak kebetulan iseng-iseng browsing di deretan film horor Netflix.

Sama seperti pendahulunya, film ini masih menceritakan tentang seorang wanita yang tiba-tiba memiliki kemampuan untuk melihat arwah ketika ia berlibur ke Thailand. Ketika ia kembali pulang, maka iapun mulai dihantui penampakan-penampakan meresahkan yang mulai mengancam jiwanya. Namun apa tujuan sesungguhnya arwah itu menghantuinya?

Seperti sekuel pada umumnya, film ini belum bisa menandingi kualitas film yang pertama. Kalian ingat kan di film pertama ada adegan yang bener-bener membuat merinding yaitu adegan penampakan di dalam lift. Namun sayang, di film kedua ini tak ada penampakan yang sehoror penampakan tersebut (yang paling mendekati sih adegan menunggu bus). Satu-satunya yang menebus kekurangan tersebut adalah adanya plot twist pada pertengahan film menuju klimaks yang mungkin bagi beberapa orang tidak tertebak sebelumnya. Walaupun dengan berbagai kekurangannya, film horor ini sudah cukuplah layak ditonton, apalagi memberikan kita gambaran akan kepercayaan Buddha di Asia.

Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah. Gue sendiri merekomendasikannya apabila kalian menyukai film horor Asia.


5. LA FUNERARIA (2020)

Gue sih sempat bingung apakah akan rekomendasikan film ini kepada kalian, tapi jika kalian suka dengan genre film berhantu maka mungkin film ini akan cocok dengan kalian. Biasanya film-film bergenre rumah berhantu mengisahkan tentang orang-orang yang tidak tahu bahwa rumah mereka sebenarnya berhantu hingga akhirnya terlambat. Namun film ini sangat berbeda sebab mengisahkan tentang sebuah keluarga yang memiliki bisnis rumah pemakaman dan tak punya pilihan selain untuk hidup berdampingan dengan para arwah yang menggentayangi rumah mereka. Demi menghindari teror hantu, rumah itu memiliki aturan yang sangat ketat yang harus ditaati oleh setiap penghuninya. Namun ketika putri keluarga tersebut memutuskan untuk melanggar aturan tersebut, bayaran yang amat mahal harus diterimanya.

Film ini cukup unik karena dihasilkan oleh negara Amerika Latin yakni Argentina dan bahasanya pun menggunakan bahasa Spanyol. Gue emang demen banget ama film berbahasa Spanyol karena biasanya anti-mainstream bila dibandingkan dengan film-film Hollywood. Walaupun film ini memiliki klimaks yang cukup brutal, akan tetapi ada pula satu adegan yang cukup mengharukan dan endingnyapun menyentuh.

Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.


6. KINDRED (2020)

Bayangin aja film “Get Out” tapi pemerannya adalah seorang wanita dan settingnya di Inggris, maka seperti itulah gambaran film ini. Film ini menceritakan tentang seorang wanita yang mulai paranoid ketika ia menyadari bahwa keluarga dari tunangannya, yang merupakan keluarganya kulit putih, hendak merebut anak yang tengah dikandungnya.

Film thriller psikologis ini amatlah minimalis dan sebagian besar adegannya hanya diperankan oleh 3 orang saja, namun semuanya tersaji dengan sungguh apik. Gue sedari awal tidak merasa simpatik pada tokoh utamanya. Malahan perhatian gue justru tersita pada seorang karakter yang awalnya hanya sebagai tokoh di latar belakang saja, akan tetapi pada menit-menit terakhir menjelang klimaks justru menjadi salah satu tokoh yang paling dominan di cerita tersebut.

Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.


7. MADRES (2021)

Film ini merupakan produksi “Blumhouse Productions” yang merupakan produser film horor yang sangat terkemuka. Akan tetapi nama tersebut tidak selalu bersinonim dengan kualitas sebab banyak film yang diproduksinya hanya film horor “cash-grabbers” yang biasa-biasa saja, tidak seperti film-film yang diproduksi James Wan semisal, yang senantiasa berkualitas. Karena itulah banyak orang yang merasa underestimate begitu mendengar film-film yang dikeluarkan oleh Blumhouse ini.

Termasuk film ini; film ini mungkin tidak begitu mencengangkan secara kualitas dan jalan ceritanya pun cukup generik dan biasa-biasa saja. Tetapi yang membuat gue tertarik membahas film ini adalah pesan moralnya yang menurut gue sangatlah relevan dan membuktikan bahwa kisah horor di dunia nyata kadang malah lebih menakutkan ketimbang fiksi.  Film ini menceritakan tentang seorang sepasang suami istri keturunan Meksiko yang memutuskan untuk pindah ke sebuah lahan pertanian karena sang suami dapatkan pekerjaan baru di sana. Namun sang istri mulai curiga bahwa di sana tersimpan menyimpan sebuah rahasia yang sangat menakutkan.

Film ini memang dengan gamblang mengisahkan ketidakadilan yang senantiasa diterima oleh kaum pendatang dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan ketika mereka tiba di Amerika Serikat dan gesekan sosial yang mereka alami dengan penduduk kulit putih. Banyak di antara mereka didiskriminasikan bahkan menerima perlakuan yang tidak manusiawi. Kita ambil contoh tokoh utamanya yang orang tuanya seringkali disiksa ketika berbicara dengan bahasa asli mereka sehingga merekapun tidak pernah mengajarkan bahasa tersebut kepada anak mereka.  Akibatnya, sang tokoh utama yang keturunan Latin malah kehilangan identitasnya sebagai seorang Latin, bahkan malah mengalami diskriminasi oleh anggota komunitas Latin yang dimasukinya. Dari film ini gue belajar satu kata baru yakni “gringo” yang merupakan ucapan derogatif atau hinaan yang dilancarkan bagi kaum Latin terhadap orang-orang kulit putih.

Film ini juga mengklaim terinspirasi oleh kisah nyata. Emang sih banyak film yang katanya sih terinspirasi oleh kisah nyata seperti “Amytiville Horror” dan juga “Texas Chainsaw Massacre” walaupun pada kenyataannya hanyalah 1% dari film tersebut yang benar-benar terjadi. Tapi film ini berbeda karena gue sendiri emang pernah membaca artikel yang menjadi menginspirasi film ini (tentu gue nggak akan bilang tentang apa supaya nggak spoiler). Yang jelas film ini bertujuan untuk menyebarluaskan kesadaran tentang tindakan-tindakan kejam yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap kaum imigran karena hingga kinipun para korbannya belum mendapatkan keadilan.

Karena nilai moral yang sangatlah jelas, bukan kualitas horornya, yang membuat gue merekomendasikan film ini, maka gue memberikan nilai 3,5 CD berdarah.


8. THE BLACKCOAT’S DAUGHTER (2015)

Film bergenre thriller psikologis ini memang banyak direkomendasikan oleh situs-situs review film yang gue baca, namun baru kali ini gue memiliki kesempatan untuk benar-benar menontonnya. Film ini menceritakan tentang dua orang siswi dari sekolah asrama yang terpaksa tinggal selama liburan musim dingin karena belum dijemput oleh kedua orang tuanya. Namun di sana mereka pun mulai menemui kejadian-kejadian aneh. Tak hanya itu, ada seorang gadis lain yang justru ingin kembali ke asrama tersebut di tengah musim dingin yang berkecamuk. Apakah alasannya?

Semua review tentang film ini mengucapkan hal yang sama yakni film ini memiliki sebuah plot twist yang cukup mencengangkan. Emang sih twistnya menurut gue tidak tertebak dan menuju pada sebuah klimaks yang tak terlupakan, akan tetapi sayang sekali twist tersebut justru malah diungkapkan pada pertengahan sehingga gue bisa menebak apa yang akan terjadi pada klimaksnya. 

Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.


9. THE GROTESQUE MANSION (2021)

Sebuah film Korea yang patut diperhitungkan dan juga menghibur, film anthology menceritakan 5 kisah yang saling berkaitan, yakni semuanya terjadi di sebuah apartemen misterius. Semua kisah itu dihubungkan dengan seorang pembuat webtoon yang berusaha menguak misteri apartemen itu demi bahan ceritanya. Kisah pertama menceritakan seorang pria yang baru saja pindah dan berhadapan dengan hantu anak-anak kecil. Kisah kedua tentang seorang apoteker yang berselingkuh dan mendapat karmanya. Kisah ketiga tentang sebuah sex doll yang mulai meneror pemiliknya. Kisah keempat tentang seorang pemuda yang menginap di kamar temannya di apartemen tersebut dan mulai menjadi korban infeksi jamur menjijikkan. Kisah terakhir (yang paling serem menurut gue) menceritakan sepasang pencuri yang mendobrak masuk ke sebuah kamar kosong apartemen itu dan menemukan kejutan menakutkan.

Film ini jelas jauh melampaui ekspetasi gue. Semua kisahnya menarik untuk diikuti dan memiliki ke-creepy-annya sendiri-sendiri. Ada pula plot twist yang nggak terlalu mengejutkan sih menurut gue, tapi cukup lah memberikan variasi di film anthology ini.

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.


10. MALIGNANT (2021)

Film rilisan 2021 ini membuat gue excited sekali dan gue tunggu-tunggu karena nama besar sutradaranya, siapa lagi kalo bukan James Wan. Pokoknya kalo udah ada tangan dingin James Wan udah deh, nggak diragukan lagi filmnya pasti seru.

Film ini menceritakan seorang sebuah home invasion yang meninggalkan trauma bagi seorang wanita. Setelah kejadian itu, iapun merasa dihantui di rumahnya. Tak hanya itu, ia menyaksikan sendiri dengan matanya berbagai aksi pembunuhan, padahal kejadian-kejadian tersebut terjadi di tempat lain, seolah-olah ia melihatnya dari mata sang pelaku. Apakah yang terjadi sebenarnya? Mengapa sang wanita begitu terikat dengan sang pembunuh? Siapakah sang pelaku sebenarnya.

Wait, film-film psychological thriller seperti ini keknya udah biasa deh dan biasanya si pelakunya ya tokoh utamanya sendiri karena ia punya kepribadian ganda. Tapi jawaban di film ini sungguhlah beda dan mencengangkan. Selain twistnya, film ini juga punya adegan-adegan yang saking gilanya, gue ampe mikir ini apa Mas James Wan nyutradaraiinnya sambil mabok ya, soalnya adegannya benar-benar di luar nalar banget. 

Singkat kata, “Malignant” mungkin adalah film horor terbaik tahun ini dan jelas, James Wan nggak akan pernah mengecewakan. Gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah.

 

ARTIKEL INI DIPERSEMBAHKAN BUAT PARA PENDUKUNG KARYAKARSA SETIA GUE BULANG DESEMBER INI:

Radinda

Ananda Nur Fathur Rohman Prast

Junwesdy Sinaga

DAN TERIMA KASIH SEBESAR-BESARNYA BUAT SEMUA PENDUKUNG KARYAKARSA BULAN JANUARI INI:

Jesica Audrey Tarigan, Latif Hidayah, Riani Azhafa, Louis Adrian, Dyah Ayu Andita Kumala, Lydia Pransiska, Tanti Patria Putri, Rahmayanisma, Agatha Miriam, Nadia Hayyu Furuhita, Sharnila Ilha, Maryati Ningsih, Alief Rahmansyah, Maulii Za, Nang Fahri, Ciepha Ummi, Yoonji Min, Popy Saputri, Keny Leon, Millennio Salsabil, Silmi Nabila, Elliot Beilschmidt, Rivandy, Fitriani, dan Adhitya Sucipto.


1 comment:

  1. Klo gw ditanya film horor paling nyangkut dibenak dan paling gw suka, gw bakal jawab The Wailing garapan Na Hong Jin. Pas gw tau kalau The Medium ini ternyata garapan Na Hong Jin. Gw ga ragu buat nonton lagi dengan isi kepala di penuhi ekpektasi terlebih gw udah kehausan ma film tipikal found footage yang udah mulai usang. Dannn... Yah film ini memenuhi ekspektasi gw. Jujur aja gw walau ni film slow burn gw begitu menikmati gimana alurnya mengalir walau di klimaksnya udah ketebak sih bakal jadi horor festival yang dilempar gitu aja biar penonton ngerasa ngeri. It's okay apalagi belakangan ini jarang bangat ada film horor foound footage sekalinya ada yah tau sendiri lah kek gimana klisenya, kualitasnya, yg bener2 low budget dan low niat. Tapi ni film belum bisa ngalahin the Wailing sih menurut gw walau secara setting gw lebih suka the medium (thailand brok dengan kepercayaan mistis dan mitos2 yang mirip vibesnya dengan negara kita tercinta). Klo Malignant sih. Jujur menurut gw harusnya ada genre baru buat mewakilin nih film, gw ga setuju kalau malignant masuk genre horor psikologis walau emang ada sisi psikologisnya, mungkin film ini lebih cocok dilabelin biological sci fi horor.

    ReplyDelete