Sunday, October 25, 2020

KASUS KATIE DAN STEVEN PLADL: SALAH SATU KASUS TERGILA YANG PERNAH ADA

Gue pertama kali mengetahui tentang kasus Katie dan Steven Pladl di blog “True Case Files” saat meriset tentang kasus Natalie Bollinger dan gue sendiri musti setuju sama adminnya, ini akan kasus paling “liar” dan edan yang pernah gue baca. Kasus ini diawali dengan sangat innocent, yakni seorang gadis muda yang berusaha menemukan orang tua kandungnya. Namun siapa sangka, tujuan mulia itu berakhir dengan kematian tragis dan skandal yang cukup disturbing. Gue sendiri nggak akan membocorkan dulu apa yang terjadi supaya nggak jadi spoiler. Yang jelas, berbagai twist di kisah nyata ini sungguhlah mencengangkan.

Dear readers, nikmati saja Dark Case kali ini.

Kisah ini berawal pada tahun 1995, dimana seorang pemuda bernama Steven Pladl yang berusia 20 tahun, bertemu dengan Alyssa Garcia, seorang gadis yang kala itu masih berusia 15 tahun. Tiga tahun kemudian, Alyssa, yang kala itu masihlah di bawah umur, melahirkan anak Steven yang mereka beri nama Denise. Seperti resiko pasangan muda lainnya, percekcokan mulai muncul. Alyssa mengaku bahwa Steven sering berbuat kasar pada bayinya itu. Ia sering mencubit tubuh Denise jika ia kesal mendengar suara tangisannya yang dianggap menganggu. Tubuh Denise bahkan seringkali ditemukan dengan luka lebam. Tak hanya itu, jika emosi Steven sudah mencapai puncaknya, ia tak segan menaruh Denise, sang bayi, di dalam lemari pendingin. Walaupun melihat berbagai perilaku abusif ini, tetap saja Alyssa tinggal bersama Steven, bahkan akhirnya menikah dengannya.

Sebagai dampak pernikahan dini mereka, Alyssa dan Steven sadar bahwa mereka belum mampu merawat seorang bayi. Mereka kemudian memberikan Denise untuk diadopsi. Beruntung, kali ini Denise dirawat oleh pasangan yang penuh kasih, yakni Anthony dan Kelly Fusco, yang menyayanginya seolah-olah ia adalah buah hati mereka sendiri. Anthony dan Kelly kemudian mengganti nama Denise menjadi Katie Fusco dan semenjak itu, ia tinggal bersama orang tua angkatnya di New York.

Pada 2007, sekitar 10 tahun setelah melahirkan Denise, Alyssa akhirnya siap memiliki anak dan melahirkan seorang bayi perempuan. Pada 2012, lima tahun kemudian, ia melahirkan anak ketiganya.

Kehidupan baik Keluarga Pladl dan Fusco berjalan dengan tenang, hingga pada tahun 2016, Katie yang kini berusia 18 tahun, mulai penasaran akan keluarga kandungnya. Hal ini mudah dipahami, sebab Katie sudah dewasa dan tentu sajain gin tahu akan keluarga biologis yang sudah melahirkannya. Ia kemudian melacak Alyssa (kini 37 tahun) dan Steven (sekarang berusia 42 tahun) melalui media sosial. Mereka akhirnya bertemu dan menjalin korespondensi.

Selepas lulus SMA, Katie awalnya akan melanjutkan kuliah di New York. Namun, begitu kembali mengenal dengan keluarga kandungnya, ia mulai merasa rindu dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke negara bagian Virginia, tempat dimana Alyssa dan Steven tinggal.


Foto Katie yang berkumpul lagi bersama ibu kandungnya, Alyssa, dan kedua adik perempuannya (di-blur karena masih di bawah umur)


Mulai bulan September, Katie akhirnya tinggal bersama keluarga kandungnya. Karena keterbatasan kamar di rumah mereka yang sempit (ingat, keluarga Pladl juga sudah memiliki dua anak perempuan), Steven akhirnya terpaksa tidur di lantai, di kamar Katie. Rupanya sebelum Katie tiba, Alyssa dan Steven sering terlibat pertengkaran, hingga akhirnya merekapun pisah ranjang.

Tak tahan lagi, bulan November tahun itu akhirnya Alyssa meminta cerai dari Steven. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena Katie, putri mereka, baru saja bergabung ke keluarga itu. Namun Alyssa kala itu mulai curiga bahwa ada orang ketiga dalam hubungan mereka. Kedua anak gadis mereka akhirnya “dibagi”, satu ikut ayahnya, Steven dan satu ikut ibunya, Alyssa.

Pada Mei 2017, Alyssa membaca buku harian milik anak gadisnya dan menemukan sesuatu yang mencengangkan. Wanita yang selama ini berselingkuh dengan Steven dan menyebabkan perceraian mereka tak lain dan tak bukan ...

Adalah Katie, anaknya sendiri.

Begitu Alyssa kembali ke rumah Steven yang sudah ditinggalkannya, ia langsung terkejut bukan kepalang begitu mengetahui Katie telah hamil. Katie kini tengah mengandung anak dari ayah kandungnya sendiri.

Alyssa yang begitu shock langsung menelepon polisi. Polisi pun datang, namun mereka hanya mewawancarai Steven dan Alyssa. Mereka tak melakukan penangkapan apapun sebab memang, walaupun perbuatan Steven dan Katie merupakan hubungan incest yang amatlah tabu dan terlarang, namun mereka sama sekali tak melanggar hukum. Hubungan yang terjalin di antara mereka bukanlah hasil pemaksaan atau pemerkosaan. Semua terjadi berdasarkan suka sama suka.


Foto pernikahan Katie dan Steven. Keduanya sekilas memang tampak seperti pasangan yang serasi, tapi siapa sangka Katie sang pengantin wanita adalah putri sang pengantin pria, Steven, yang tak lain adalah ayah kandungnya yang masih awet muda


Pada Juli 2017, Steven dan Katie, pasangan ayah dan anak itu, nekad melanggengkan hubungan mereka ke tingkat yang lebih jauh. Mereka memutuskan menikah. Hubungan terlarang mereka tentulah amat melanggar norma dan etika yang ada, bahkan untuk ukuran gaya hidup Bangsa Barat yang terbilang bebas. Namun, pasangan ayah dan anak itu justru bisa melenggang bebas. Mereka berhasil mengakali sistem hukum dengan tidak mengungkapkan hubungan biologis mereka, sehingga mereka diizinkan menikah secara legal. Tak hanya itu, bahkan di pesat pernikahan merekapun, keluarga adopsi Katie malah mendukung pilihan anak angkatnya itu karena mereka merasa “tak ada sesuatupun yang bisa mereka lakukan”.

Akhirnya, pada September 2017, lahirlah Bennet, putra dari Steven dan Katie.

Namun sebaik apapun bangkai diismpan, pada akhirnya baunya akan tercium jua. Pada Januari 2018, polisi akhirnya mengendus hubungan terlarang Steven dan Katie (karena pernikahan ayah dan anak dilarang di hukum negara bagian mereka). Polisi kemudian menangkap pasangan yang sudah menjadi suami istri itu dengan tuduhan “incest” dan “perzinahan”. Namun merekapun kemudian dilepaskan begitu bisa membayar jaminan, namun dengan ketentuan bahwa mereka tak boleh saling berkomunikasi lagi. Katie akhirnya kembali ke New York bersama orang tua angkatnya, sementara Steven mendapatkan hak asuh anaknya (atau malah cucunya?), Bennet.

Pada 2018, nalar sehat Katie akhirnya menuntunnya ke perceraian. Melalui telepon, ia mengatakan ingin berpisah selama dengan ayah sekaligus kekasihnya itu. Tak diayal, permintaan itu membuat murka hati Steven. Apa yang terjadi selanjutnya benar-benar tak bisa disangka-sangka siapapun.

Pada tanggal 11 April 2018, Steven, dalam kemarahannya, mencekik anaknya sendiri hingga tewas, lalu meninggalkan tubuhnya begitu saja di lemari.

Seakan tak puas melampiaskan amarahnya pada Bennet yang malang, iapun segera berkendara ke New York, tempat dimana Katie tinggal. Ia menunggu di luar rumah anak sekaligus kekasihnya itu. Lalu, begitu melihat Katie dan ayah angkatnya, Anthony pergi keluar rumah, iapun mengikutinya. Di tengah jalan, Steven menghentikan mobil mereka dan menembak mati Katie dan Anthony, membunuh mereka seketika. Kemudian, sebagai penutup klimaks, iapun mengarahkan moncong senjatanya ke tubuhnya sendiri.

Lalu bunuh diri.


Cinta terlarang Katie dan Steven berbuah tragedi memilukan. Ini adalah foto TKP dimana Steven membunuh putri/istri dan mertuanya, lalu bunuh diri


Kita mungkin takkan pernah tahu apa yang ada di pikiran Steven Pladl kala itu. Dalam waktu singkat, ia tega membunuh nyawa empat, termasuk nyawanya sendiri dan dua buah hatinya. Kita bisa menduga, bahwa pohon yang busuk pun pada akhirnya akan menghasilkan buah yang busuk. Keluarga yang ia bina dari hasil incest dan hubungan terlarang, pada akhirnya berbuah pada emosi mematikan dan kematian tragis.

Yang menarik, banyak yang menelaah apa yang terjadi antara Steven dan Katie sebagai fenomena psikologis. Sama seperti “Stockholm Syndrome” dimana seorang korban bisa saja jatuh cinta pada penculiknya, maka anggota keluarga yang telah lama terpisah bisa saja mengalami apa yang disebut sebagai GSA atau “genetic sexual attraction”. Ada yang menyangka, bahwa bonding antara Katie dan ayah kandungnya yang terlambat, justru menumbuhkan benih-benih cinta terlarang di antara keduanya. Namun ada pula yang menentang teori dan menyebut GSA sebagai sebuah “pseudosains” yang belum terbukti kebenarannya.

Yang jelas, kisah cinta tabu antara ayah dan anak itu telanjur berbuntut tragis. Apapun itu, sepertinya norma-norma yang sekilas terlihat mengekang mengatur hidup kita, sesungguhnya menginginkan yang terbaik bagi kita.

SUMBER: TRUE CASE FILES

9 comments:

  1. ke inget sinetron indosiar nih, selingkuhanku ternyata anak dari ayah ku.

    ReplyDelete
  2. Parah parah parah :(( sedih hamba :((

    ReplyDelete
  3. Sweet Home Alabama

    ReplyDelete
  4. Baru nonton minggu lalu di youtube kisah ini

    ReplyDelete
  5. Mungkin semua berawal dari pernikahan dibawah umur. Jika kisan ini diadaptasi oleh emtek:
    "Anakku Adalah Istri Kedua Suamiku"
    "Orang Tua Adopsi Anakku Adalah Mertua Angkatku"
    "Anakku Juga Adalah Cucuku"

    ReplyDelete
  6. What a disgusting story 🤢,
    Kalo idup juga kasian si Bennet, statusnya gak jelas, bapaknya tapi kakeknya, emaknya tapi kakaknya 🤢

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hooh setuju, udah gitu ya takaran takdir Bennett,

      Delete