Monday, October 26, 2020

KASUS TEROR DI BUS 1170: “THE CANADIAN CANNIBAL”

 

Ilustrasi sebuah bus Greyhound

SUMBER GAMBAR

Pada 30 Juli 2008 silam, seorang pemuda bernama Tim McLean menaiki sebuah bus Greyhound (kayak Damri lah di sini) di Manitoba, Kanada. Namun siapa sangka, dirinya akan menjadi korban sebuah kasus pembunuhan paling mengerikan sekaligus tak masuk akal, yang menodai sejarah Kanada sebagai negara yang amat jarang mengalami tindak kriminalitas. Kasus tersebut amatlah menghenyakkan, tak hanya publik yang mendengar kabar itu melalui berita, namun juga para saksi yang mata yang menyaksikan peristiwa brutal tersebut. Tak hanya tewas dibunuh, jenazah pemuda berusia 22 tahun itu juga dimangsa oleh sang pembunuh ...

Tepat di hadapan mata para penumpang lainnya.

Dear readers, inilah kasus Bus 1170, semua tersaji lengkap di Dark Case kali ini.


TIM MC LEAN


Tim McLean adalah seorang pemuda asal Kanada berusia 22 tahun. Kala itu, Tim tengah mudik setelah pekerjaannya di sebuah karnaval berakhir. Kala itu, dia naik dari sebuah terminal bus di Edmonton untuk menujuk ke kampung halamannya di kota Winnipeg.

Kala itu, bus yang ia naiki adalah bus Greyhound nomor 1170.

Kita bisa membayangkan Tim masuk dan mengambil tempat duduk paling belakang. Perjalanan dari Edmonton ke kampung halamannya amatlah jauh, menempuh jarak 1.300 kilometer dan memerlukan waktu paling tidak 20 jam. Perjalanan yang tentulah melelahkan. Oleh karena itu, tak heran Tim memilih tempat duduk paling belakang, jauh dari gangguan, supaya bisa beristirahat. Bus berangkat pukul 12 siang dan pada jam 7 sore, bus itu tiba di Manitoba. Kala itu, seorang penumpang baru terlihat berjalan memasuki bus, lalu duduk di samping Tim.

Penumpang itu adalah pria berusia 40 tahun dengan kepala botak dan mengenakan sepasang kacamata hitam. Tim sendiri sama sekali tak mengenali sang penumpang itu ataupun pernah bertemu dengannya. Segera setelah penumpang misterius itu masuk dan duduk di sampingnya, Tim kemudian mengenakan headphone menutupi telinganya, menyandarkan kepalanya di jendela, lalu tertidur.

Namun siapa sangka, sebuah kejahatan brutal terjadi malam itu, mengguncang seluruh Kanada dan meninggalkan semua penumpang bus ke dalam trauma tak terlupakan.

Tiba-tiba saja, tanpa peringatan apapun, sang penumpang misterius itu mengeluarkan sebilah pisau, lalu menusukkannya di leher dan dada Tim yang tengah tertidur, berkali-kali. Para penumpang lain menjerit dan sopir bus pun menyadari apa yang terjadi. Ia segera menghentikan busnya ke pinggir jalan. Merasa tak mampu menahan semua kebrutalan itu, banyak dari para penumpangnya segera melarikan diri, keluar dari bus naas tersebut. Sang sopir dan dua penumpang lain yang cukup berani, berusaha menyelamatkan nyawa Tim. Namun sang pembunuh malah mengejar mereka menggunakan pisaunya, bahkan sempat melukai mereka.

Merasa tak berdaya, mereka bertigapun ikut keluar, mencoba menyelamatkan diri. Toh melihat kondisi Tim yang sudah berlumuran darah, jelas ia sudah tak lagi bernyawa dan tak ada yang bisa mereka lakukan untuknya. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan kala itu adalah mengunci pintu bus dari luar agar sang pembunuh tak melarikan diri. Namun siapa sangka, sang pembunuh sama sekali tak berusaha kabur setelah melakukan kejahatannya itu. Ia justru melakukan sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.

Seakan tak puas telah menghabisi nyawa pemuda itu, sang pembunuh menggunakan pisaunya untuk memenggal kepala Tim. Tak hanya itu, ia juga memegang kepala itu dan memamerkannya melalui jendela, ke arah para penumpang lain yang menyaksikannya dengan ngeri dari luar. Banyak dari para penumpang itu kala itu langsung muntah-muntah bahkan pingsan melihat kekejian itu.

Seolah tak cukup, sang pembunuh lalu menjatuhkan kepala itu dan memusatkan perhatiannya kembali pada tubuh Tim. Ia kemudian terlihat memotong-motong tubuhnya ...

Lalu mulai mengonsumsinya.


Situasi saat kejahatan tersebut terjadi, kemungkinan saat evakuasi para korban

Sekitar jam 8.30, polisi sudah berdatangan dan membanjiri tempat itu setelah mendapat laporan akan tindakan pembunuhan dan kanibalisme itu. Ketika mereka tiba, sang pembunuh masih berada di dalam bus, sibuk memangsa jenazah korbannya. Sementara itu, sang sopir bus dan para penumpang lain berjaga di luar, berusaha memerangkap sang pelaku di dalam bus itu. Para penumpang lain yang baru saja menyaksikan kejahatan brutal itu, masih menangis dengan panik di pinggir jalan.

Pada pukul 9 malam, bantuan pun datang. Kini tim SWAT dengan persenjataan berat diturunkan, mengingat level kesadisan sang pelaku yang sukar dinalar. Namun bahkan kedatangan mereka tak menyurutkan niat sang pembunuh. Tanpa menunjukkan rasa takut sedikitpun, sang kanibal masih memakan bagian-bagian tubuh Tim, bahkan di hadapan para polisi yang mengepungnya. Untuk mencegah trauma lebih jauh, para penumpang diungsikan ke kantor polisi terdekat. Konon, salah satu polisi kemudian mendengar sang pelaku menggumamkan sesuatu.

“Aku harus tinggal di dalam bus selamanya.”

Kini, para polisi sudah menduga bahwa pembunuh yang mereka hadapi kemungkinan besar memiliki kelainan jiwa. Stand off antara tersangka dan para polisi berlangsung berjam-jam hingga pada pukul 1.30 tengah malam, sang pembunuh berusaha kabur dengan memecahkan jendela. Para polisi yang berjaga di luar langsung melumpuhkannya dan menangkapnya. Sebagai barang bukti, sisa-sisa jenazah Tim yang masih berceceran di dalam bus kemudian dikumpulkan. Namun tentu saja, tak semuanya lengkap. Forensik kala itu menuturkan, mereka tak bisa menemukan bola mata dan jantung sang korban, karena telah habis disantap oleh sang kanibal.

Tak hanya itu, ketika ditangkap saat hendak kabur, sang pembunuh ternyata masih berniat menyimpan “snack” untuk dicemilnya nanti. Terbukti di kantungnya, ia menyimpan hidung, telinga, dan juga lidah korbannya.

Namun siapakah sang pembunuh dan apa latar belakangnya melakukan aksi kanibalisme tersebut?

Berdasarkan hasil penelusuran polisi, kanibal itu adalah seorang imigran bernama Vince Li.


VINCE LI


Vince Li lahir di China pada 1968. Sebenarnya Vince sendiri memiliki karir dan pendidikan yang cukup bagus. Ia lulus dari Institut Teknologi Wuhan (yap, yang itu) dengan memperoleh gelar sarjana komputer, bahkan bekerja sebagai software engineer. Masalah mulai timbul ketika ia bermigrasi ke Kanada pada 2001. Di sana, sepertinya gelar yang ia raih tak berlaku lagi. Vince memiliki kesulitan memperoleh pekerjaan di bidangnya, sehingga ia terpaksa bekerja serabutan di Wal Mart (rantai supermarket yang cukup terkenal), restoran fast food, hingga mengirimkan koran. Namun walaupun demikian, Vince tetap terlihat sabar, bahkan tak pernah marah sekalipun. Seperti orang perantauan pada umumnya, ia pekerja keras.

Namun empat minggu sebelum insiden kanibalisme itu terjadi, Vince rupanya dipecat dari pekerjaannya di Wal Mart karena berselisih dengan salah satu pelanggannya. Mengingat identitas sebagai imigran Asia (aka “Ching Chong”) sangat mungkin bahwa perdebatan itu (ingat bahwa smeua orang menyebut Vince sebagai pria yang amat sabar) berbau rasisme. Ia kemudian pulang ke Winnipeg dan naik Bus 1170 yang naas itu. Namun bahkan sebelum masuk bus itupun, ia sudah menunjukkan gelagat yang aneh. Penumpang lain di stasiun mengingatnya duduk tegak dengan mata membelalak, seolah-olah tengah tak sadar.

Ekspresi itu tak berubah, bahkan setelah ia masuk ke dalam bus lalu duduk di samping Tim, lalu mulai menikamnya tanpa ampun ketika bus telah bergerak. Salah satu saksi mata yang juga penumpang bus naas itu menyebutkan bahwa saat menyerang dan menghabisi Tim, Vince sama sekali tak memiliki ekspresi apapun, bahkan amat tenang, seperti sebuah robot. Kala diperiksa dan akhirnya diadili, pinta Vince juga hanya satu: yakni agar seseorang membunuhnya.

Pada 2009, hakim di pengadilan jelas melihat bahwa Vince Li, sang pelaku, sudahlah tak waras dan tak bisa dianggap bertanggung jawab atas kejadian keji yang ia lakukan. Bahkan, menurut kesaksiannya, satu-satunya alasan mengapa Vince membunuh korbannya adalah karena “Tuhan yang menyuruhnya” dan ia yakin bahwa Tim, korbannya, adalah “kekuatan jahat” yang harus dieksekusinya. Mendengar pengakuan itu, hakimpun langsung mengirimnya ke rumah sakit jiwa.

Namun tak hanya Tim McLean korban yang jatuh akibat kejadian tragis malam itu. Pada 2014, seorang polisi bernama Ken Barker yang juga hadir pada saat kejadian dan menyaksikan aksi sadis kanibalisme Vince, bunuh diri karena PTSD yang dialaminya setelah malam mencekam itu.

Lalu bagaimana dengan nasib Vince sekarang? Yang mengejutkan, pada 2017, pengadilan Manitoba membebaskan Vince dari rumah sakit jiwa sehingga iapun kini melenggang bebas. Tentu saja keputusan itu banyak mendapat tentangan dan protes publik, mengingat aksinya yang teramat sadis membunuh seorang pemuda tak berdosa, bahkan memangsanya di hadapan banyak orang. Namun apa boleh buat, Vince memang memiliki penyakit jiwa dan sejauh pengamatan mereka, ia telah dirawat dan dinyatakan sembuh dari penyakit mentalnya itu.

Namun apa yang terjadi malam itu jelas tak terlupakan. Berikut ini adalah video kesaksian seorang penumpang bus pada malam kejadian yang dengan gamblang menjelaskan apa yang terjadi pada malam naas itu di dalam bus terkutuk nomor 1170 itu. Ingat, pemuda ini melihat dengan mata kepalanya sendiri, tak hanya pembunuhan, namun juga aksi kanbalisme.


SUMBER ARTIKEL: WIKIPEDIA

SUMBER GAMBAR: THE TROUBLE WITH JUSTICE


22 comments:

  1. Syukurlah video gak jadi disertakan, hamba udah was2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho videonya ada lho, makanya pake web version 😂

      Delete
    2. Mana videonya, dah pake web version ini:(

      Delete
    3. Gimana sih cara liat videonya?

      Delete
  2. Penasaran sama sesuatu den. Vince Li udah kejahatannya termasuk berat begitu, kenapa ga di deportasi balik? Biasanya kan imigran kalo bikin masalah di perantauan, bakal di deportasi, entah itu supaya diadili di negara asalnya atau deportasi habis selesai masa hukuman di negara perantauan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setau gw sih vince walaupun imigran tapi udah warga negara kanada jd ga bisa dideportasi. Kecuali kalo dia imigran gelap nah baru itu bisa dideportasi

      Delete
  3. Ane ditengah kegabutan ingin melihat apa diinternet buat hiburan dari kuliah yang melelahkan ended up with this blog. Aku baru tau tu ya kalau Chinese yang ga bisa Inggris dapat perlakuan rasis di negara barat,setelah nonton film Half of it,Dan ini juga. Padahal tionghoa di indo cukup elit2

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Bukannya begitu ya prinsip orang2 yang merantau ke negeri asing? Kalo ngga bisa bahasa setempat, ya wajar aja dikucilkan dan dikecualikan dari pergaulan sosial. Kecuali kalo pencari suaka ya

      Delete
  4. Udh gausa nyari videoya, yg lu ekspetasi video di bus nya kan dan yg disertain di web nya cuma video wawancara kontol. Balikin waktu 5 mnt gw sat

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Berikut ini adalah video kesaksian seorang penumpang bus pada malam kejadian yang dengan gamblang menjelaskan apa yang terjadi pada malam naas itu di dalam bus terkutuk nomor 1170 itu."

      Delete
    2. Makannya kalo baca itu otaknya dipake, jelas2 bangdep bilang video kesaksian, gila aja kalo ada video rekaman, mikir dong pake otak atas, bukan malah mikir pake tumit

      Delete
    3. Indonesia Darurat Membaca, seperti TS

      Delete
    4. Lu yg salah baca lu yg galak anjir, stress memang

      Delete
  5. Bang Dave numpang tanya, pernah liat fp di FB yg namanya Glorosium horor misteri gak ? Itu FP bang Dave ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukaaaan gw ga pernah maen fb atau ig sekarang

      Delete
    2. Lah kalo gitu tulisan bang Dave di comot sama mereka dong ya, soalnya banyak kasus yg dibahas disini ada juga disana. Apalagi artikel yg ini mirip banget. Coba bang Dave liat deh

      Delete
    3. Kayaknya Glosarium horor misteri emang jagonya kopas deh, cz gak cuma artikel dr sini saja yg sama persis, bahkan dr Instagram dan bbrp blog lain saya lupa

      Delete
  6. Replies
    1. emang kesaksiannya krg full frontal ya hehehe

      Delete
  7. Bang Dave lagi sibuk ya? Ayo kapan posting lagi...

    ReplyDelete
  8. Orng indo mental" psikopat ya. Berita tragis bukannya kasian sama korban malah cari" video pas pembunuhannya. Pft.
    Btw bang dave smngat ngeblog nya, update an blog bang dave slalu yg kutunggu" tiap bulan. Ga tiap bulan sih, tiap hari ku cek kali aja udh update. Update dong bang :""")

    ReplyDelete
  9. Udah tau abis makan tapi masih tetep ngelanjut baca T_T mana gue kalo pulkam juga naik bis lagi, jadi kaya lgsg kebayang kronologisnya

    ReplyDelete