Dari pemilihan font-nya, terlihat sekali pengaruh "Stranger Things" di serial dokumenter ini |
Hallo guys, untuk bulan ini (setelah langganan Netflix sejak bulan kemarin eaaaak) gue akan membahas salah satu acara misteri unggulan Netflix yang baru aja dirilis, yakni “Unsolved Mysteries”. Nama acara ini mungkin masih asing ya buat kita, tapi jangan salah. Acara ini bagi rakyat Amrik sangat nostalgic banget (kalo di sana mungkin “Berpacu dalam Melodi”-nya Amrik ya). Soalnya “Unsolved Mysteries” ini salah satu long running show di Amrik sana yang sudah ada sejak 1988. Beberapa kasus yang pernah gue bahas di “Bedah Kasus”, semisal kasus aneh yang menimpa Blair Adams, juga pernah diliput, bahkan meraih perhatian publik berkat serial televisi ini. Namun sayang walaupun sudah mendapat reputasi yang legendaris, penayangannya akhirnya dihentikan pada 2001. Akhirnya, mungkin karena desakan fans dan unsur nostalgianya, acara ini di-reboot oleh Netflix pada 2020, walaupun baru 6 episode saja.
Nah, bagaimanakah acara “Unsolved Mysteries” versi Netflix reboot ini? Apakah recommended? Gue akan bahas di postingan kali ini.
Gue sih belum pernah nonton “Unsolved Mysteries” yang versi jadul, tapi denger-denger formatnya amat berbeda dengan yang versi reboot-nya. Pasalnya, versi aslinya menggunakan konsep acara yang dipandu oleh seorang pembawa acara, yakni presenter kenamaan Robert Stack yang udah memandu acara itu selama puluhan tahun. Bahkan gara-gara kematian pembawa acaranya yang amat ikonik ini, “Unsolved Mysteries” versi asli akhirnya mandeg di tengah jalan. Ketika akhirnya di-reboot kembali pada 2020 ini, format acaranya pun berganti menjadi lebih ke dokumenter, ketimbang sebuah acara yang dibawakan seorang presenter. Mungkin karena acara dengan unsur nostalgia yang amat kental seperti ini, para fans-nya masih nggak bisa move on dengan presenter aslinya. Namun, untuk menghormati legacy atau warisan dari Robert Stack ini, figurnya dipakai dalam setiap opening sequence acara ini.
Oke, sekarang mari kita bahas kontennya. Pertama perlu kalian tahu bahwa otak di balik reboot acara ini adalah produser dari “Stranger Things” jadi bisa dibayangkan ya acara ini bakalan memacu adrenalin, namun sekaligus entertaining banget. Seperti judulnya, acara ini menawarkan misteri-misteri yang masih asing di telinga kita karena belum banyak dipublikasikan dan hingga kini masihlah belum terpecahkan. Dalam tiap akhir episodenya, bahkan para pemirsanya diberikan kesempatan untuk menelepon sebuah nomor jika mereka memiliki clue atau informasi apapun yang bisa membantu memecahkan misteri tersebut. Ada enam kasus misterius yang dibahas di season pertama reboot ini.
Kasus pertama adalah kasus Ray Rivera. Kasus ini bisa dibilang adalah cerita “terkuat” di antara semua episode acara ini dan memang sangat cocok dijadikan opening acara yang sudah hiatus sejak 20 tahun lalu. Kasus ini berkisar pada seorang janda bernama Allison Rivera yang hingga kini masih mempertanyakan kebenaran atas kasus misterius yang menimpa suaminya, Ray. Pada suatu hari, Ray menghilang tanpa jejak, tapi ternyata di pertengahan cerita ada “twist” tak terduga ketika kasus ini terkait dengan sebuah hotel tua seram hingga teori konspirasi. Yang jelas, episode ini jelas menjadi yang terbaik dan seperti episode-episode lainnya, endingnya akan banyak meninggalkan tanda tanya.
Kasus kedua yang cukup membuat gue “WTF” adalah episode mengenai kasus menghilangnya seorang hairdresser bernama Patrice Endres. Kasus ini diawali dengan biasa-biasa saja. Korbannya bisa dibilang orang biasa, di tengah sebuah kota kecil yang biasa aja, dan kasusnya pun tak seheboh dan sedramatis kasus lenyapnya Rey Rivera. Namun di tengah wawancara, tiba-tiba saja episode ini menjadi menggila dengan pengakuan mencengangkan salah satu tokohnya. Pertengahan hingga akhir episode inilah yang membuat episode ini menjadi episode terbaik kedua di seluruh season ini.
Karena berupa dokumenter, serial ini menyajikan interview dengan pihak-pihak yang terkait pada tiap kasus dimana mereka bebas memaparkan kesaksian serta pendapat mereka |
Kasus ketiga berlokasi di Prancis
tentang sebuah rumah yang terlihat mewah dan indah di luar, bahkan
terletak di wilayah elite di kota Nantes yang amat artistik, tapi
ternyata menyimpan rahasia yang teramat keji dan mengerikan. Rumah
itu dihuni oleh keluarga keturunan bangsawan yang dari luar terlihat
tanpa cela. Bapaknya ganteng, ibunya cantik, anak-anaknya juga
ganteng dan cantik, bahkan ada yang jadi model. Tapi siapa sangka,
kehidupan mereka ternyata tak sesempurna yang dibayangkan hingga
berujung pada tragedi menggenaskan. Seperti kasus pertama tentang Rey
Rivera, kasus ini juga terbilang aneh dan agak nggak masuk akal,
sehingga banyak pula yang mengaitkannya dengan teori konspirasi.
Kasus keempat berkisah tentang menghilangnya seorang pemuda kulit hitam bernama Alonzo Brooks. Kasus ini bukan lebih ke mencari siapa pelakunya (seperti tiga episode sebelumnya), tapi lebih ke ketidakadilan rasial yang menyebabkan kasus ini bisa terjadi. Bisa dikatakan, terungkitnya kasus ini di serial ini lumayan pas dengan momen Black Lives Matter di Amrik. Salah satu yang membuat gue shock di episode ini adalah saat salah satu tokohnya yang berkulit hitam mengaku bahwa ia “tak merasa aman” di sebuah kota yang seluruh penduduknya berkulit putih. Hal ini cukup bertentangan dengan apa yang biasa gue dengar di media dimana biasanya kaum kulit putih-lah yang merasa diri mereka tak aman berada di dekat kaum kulit hitam karena warna kulit lebih gelap biasanya diasosiasikan dengan kejahatan dan kekerasan.
Di episode ini kerasa banget guys unsur rasisme yang masih mendarah daging di Amerika, bahkan udah menjangkiti para penegak hukumnya. Seperti gue singgung tadi, episode ini nggak begitu berkutat dengan misterinya (walau ada twist yang bikin gue “what the hell” di pertengahannya), tapi lebih ke perasaan miris akan masih maraknya rasisme di sebuah negara yang katanya menjadi pioner demokrasi dunia.
Kasus kelima mungkin adalah yang paling bikin “aneh” dan kelihatan agak nggak “masuk” di acara ini. Tapi judul acaranya aja “Unsolved Mysteries” jadi ya menurut gue sih sah-sah aja masukin berbagai macam misteri yang emang nggak terpecahkan ke dalam acara ini. Jika kelima episode lain di season ini berkutat ke kasus pembunuhan, maka episode ini malah mengungkit tentang kasus penampakan UFO. Para warganya, pada tahun 1969, para penduduk Berkshire County di Amrik mengaku didatangi UFO, bahkan beberapa mengaku diculik oleh alien.
Salah satu keunggulan episode ini adalah sinematografinya, yang menurut gue emang andalan banget (untuk ukuran sebuah film dokumenter). Ada adegan dimana salah satu tokohnya menjelaskan bagaimana ia diculik yang menurut gue dishot dengan amat sempurna sehingga kita bisa membayangkannya. Untuk keseluruhan, emang episode keempat ini agak nggak masuk akal kalo menurut gue. Tapi begitu mendengar salah satu tokohnya (mendekati ending cerita) mengatakan bahwa gara-gara cerita ini ia jadi dibully, gue jadi berpikir sebaliknya.
Gaya sinematografi yang dramatis menjadi andalan serial ini, yang membuat terasa lebih spesial ketimbang film dokumenter kebanyakan |
Oke, emang cerita mereka agak nggak bisa
dinalar, namun secara logika, mereka sama sekali nggak dapat
keuntungan apa-apa lho menceritakan hal ini. Jika mereka memang
bohong, apa manfaatnya buat mereka? Malah sebaliknya, gara-gara
pengakuan ini mereka justru mendapat rundungan, hinaan, bahkan
dijauhi masyarakat setempat. Jika mereka tetap aja kekeuh dengan
kesaksian mereka itu, maka menurut gue pastilah memang ada sesuatu
yang terjadi dengan mereka saat itu (mungkin saja UFO beneran,
mungkin aja nggak) yang berdampak amat besar pada psikologis mereka.
Episode terakhir mengenai lenyapnya seorang wanita bernama Lena, beberapa saat sebelum ia bersaksi di pengadilan. Ketika ditelusuri, ternyata keluarganya menyimpan sebuah rahasia kelam yang cukup WTF di masa lalu yang pada ujungnya bisa jadi membuat nyawanya menjadi terancam. Kasus ini bisa dibilang yang paling tragis di antara semuanya, karena pelakunya udah jelas banget siapa, tapi pihak penegak hukum sama sekali nggak melakukan apa-apa. Bahkan jujur, keenam kasus di atas membuat gue meragukan kemampuan para polisi di Amrik deh, soalnya di banyak kasus terlihat bahwa mereka sama sekali nggak peduli dan nggak berusaha memecahkan kasus tersebut. Mereka hanya mengambil kesimpulan yang membuat mereka nyaman, tapi sama sekali nggak memberi jawaban ataupun kelegaan pada keluarga korban.
Keenam episode “Unsolved Mysteries” ini benar-benar membuat gue amat puas. Bahkan menurut gue, satu-satunya kekurangan di serial Netflix ini adalah KURANG LAMA. Sebab enam episode aja jelas sama sekali nggak akan cukup untuk memenuhi hasrat gue memecahkan misteri. Di tiap episode, kita emang diajak mengambil kesimpulan sendiri tentang siapa pelaku tiap kasus tersebut. Walaupun dalam beberapa aspek, gue merasa ini agak berbahaya sih soalnya tau sendiri netizen tuh kayak apa, mereka bakal menjadi “vigilante” yang membully secara online para terduga tersangka di kasus-kasus ini. Kalo emang mereka bersalah sih nggak apa-apa, tapi kalo ternyata mereka nggak ada kaitan apa-apa dengan kasus ini, kan bisa berabe?
Akhir kata, gue kasi serial ini 4 CD berdarah. Gue harap sih bakalan ada episode-episode berikutnya dan yang lebih penting lagi, follow up dari kasus-kasus sebelumnya, apakah berhasil terpecahkan atau tetap menjadi misteri. Gue juga akan membuat “Bedah Kasus Spesial” yang akan mengangkat tiga kasus pertama dari serial ini, nantikan ya guys!
Ada subredditnya juga di r/unsolved mysteries. Buat yang penasaran silakan ubrak-abrik subredditnya
ReplyDeleteMengenai kemampuan polisi amerika yg berbeda 360° dgn yg ada difilm, saya ingat perkataan pendukung pro gun: polisi baru bertindak jika kejahatan sudah terjadi
ReplyDeleteWkwkw lumayan lah, kalo di negara Irlandon malah kebanyakan "oknum" baru bergerak kalo ~ada dananya~ viral, seperti kasus Randy Bagus
DeleteGanti aja pake polisi india
ReplyDelete