Hallo guys, maafin ya bulan kemarin gue nggak sempet update karena gue lagi ngerjain project sampingan nih. Jujur saja gue lagi maraton nulis novel karena desakan ekonomi wkwkwk. Tapi belum ada balesan nih dari penerbit gue sejak beberapa bulan. Apa kalian ada yang paham ya soal self publishing atau alternatif lain nih selain penerbit gede. Kalo ada silakan bagi ilmu dong.
Sebagai riset gue untuk merancang plot twist-plot twist cetar membahana di novel gue, gue jadi sering banget menghabiskan waktu gue untuk nonton serial Netflix apalagi yang bergenre misteri. Nah dari beberapa judul yang gue tonton, gue mau merekomendasikan beberapa yang menurut gue memang memiliki kualitas yang amat bagus.
Nah ini nih salah satu manfaat adanya Netflix, yakni bisa memperkenalkan serial-serial dari mancanegara yang gue pikir tanpa layanan streaming online semacam ini, nggak akan mungkin bisa kita kenal, karena pasti akan kalah dengan serial-serial Hollywood. Adanya serial-serial ini juga membuktikan kalau negara-negara lain ternyata juga punya kualitas sinematis yang nggak kalah ama Amrik, jadi jangan doyan nonton film Amrik melulu. Tanpa banyak omong berikut ini serial-serial drama kriminal berbahasa asing yang rekomendasikan ke kalian.
1. BLOODRIDE (2020)
Serial horor asal Norwegia ini merupakan antologi yang berisi 6 episode. Tiap episode merupakan kisah horor sendiri-sendiri yang tak saling berkaitan, jadi bisa diselesaiin sekali duduk dan nggak perlu nonton cerita sebelumnya untuk paham jalan ceritanya. Satu hal yang gue perhatikan dari antologi ini adalah kualitas semakin membaik di tiap episodenya. Jadi jika kalian pikir episode pertama itu bagus, maka episode kedua akan lebih bagus lagi, dan begitu seterusnya. Secara singkat, gue akan jelaskan tiap episodenya, tanpa spoiler tentunya, karena tiap episode mengandalkan plot twist yang tak tertebak.
Episode 1: menceritakan sebuah keluarga yang pindah ke sebuah desa dimana para penduduknya berperilaku aneh. Sang ibu kemudian menyadari bahwa para penduduk yang misterius itu terlibat sebuah ritual kuno yang lama-kelamaan membahayakan keluarganya. Episode ini yang salah satu yang paling lemah menurut gue, tapi jangan khawatir karena tetaplah enjoyable dan episode-episodenya pun akan semakin menarik.
Episode 2: menceritakan seorang pemuda yang baru saja keluar dari RSJ dan terlibat masalah ketika dua saudaranya mengunjunginya. Klimaks dan revelasi episode ini agak mengecewakan sih buat gue, tapi endingnya ... wow benar-benar brilian dan memuaskan hehehe.
Episode 3: menceritakan seorang gadis yang mengikuti kursus menulis dan kemudian mengalami kejadian-kejadian aneh setelah pertemuannya dengan penulis amatir misterius. Siap-siap saja sebab di episode ini kalian bakalan disuguhi dengan plot twist bertubi-tubi.
Episode 4: menceritakan pemilik sebuah perusahaan farmasi yang menuduh salah satu dari orang-orang kepercayaannya mencuri formula rahasianya dan mengurung mereka. Tanpa diduga, iapun segera mendapatkan karma atas perilakunya tersebut. Episode ini jelas merupakan favorit gue karena yah, liat aja konklusinya hehehe.
Episode 5: menceritakan seorang guru yang baru saja bekerja di sebuah sekolah di desa terpencil dan harus menguak rahasia yang terpendam di tempat itu. Episode ini menurut gue adalah episode terlemah (bahkan menurut gue mending diskip aja). Ada sih plot twist di endingnya tapi tetap saja sih menurut gue nggak sebanding dengan betapa membosankan cerita ini dari awal.
Episode 6: tentang dua pegawai yang baru saja berkenalan di sebuah pesta kostum di kantor mereka dan harus memecahkan sebuah misteri tentang seorang pegawai yang berusaha bunuh diri setelah dibully. Episode ini memang menjadi penutup yang layak untuk serial ini, selain karena twistnya, juga karena misterinya menarik untuk diikuti dan pesan moralnya yang mengena: jangan suka ikut campur urusan orang lain!
Serial Netflix ini amat gue rekomendasikan dan karena durasinya yang amat singkat (masing-masing episode berkisar selama setengah jam) pastinya tidak akan merugikan waktu kalian. Gue kasih skor 4 CD berdarah.
2. BLACK SPOT (2017)
Serial asal Belgia ini berbahasa Prancis dan ini kali pertama gue nonton serial horor berbahasa Prancis. Padahal kalo dipikir-pikir banyak lho film horor Prancis yang legendaris semacam “Haute Tension”, “Inside, “Martyrs”, “Raw”, dan lain-lain. Tapi semenjak dulu gue selalu merasa selera horor Prancis terlalu ekstrim bagi gue sehingga gue lebih memilih menghindarinya. Beruntung, kali ini gue menemukan sebuah serial berbahasa Prancis yang sesuai dengan selera gue.
Bayangin aja “Twin Peaks” tapi berlokasi di Eropa dan minim banget adegan komedinya, maka voila, kalian akan mendapatkan “Black Spot” ini. Serial berjudul asli “Zone Blanche” (nggak tahu kenapa malah diterjemahkan jadi “Black Spot” padahal terjemahan aslinya adalah “White Zone”) menceritakan sebuah kota kecil bernama Villefranche dimana fenomena-fenomena aneh kerap terjadi. Tak hanya semua jenis sinyal elektronik (mulai dari hape hingga microwave) tak berfungsi, angka kejahatan dan pembunuhan di sana jauh melampaui rata-rata. Ditambah lagi, peristiwa supranatural merupakan sebuah hal yang lumrah terjadi di sana.
Seorang sheriff wanita bernama Laurene berusaha memecahkan kasus-kasus misterius yang terjadi di kota tersebut, termasuk memecahkan kasus menghilangnya sang putri walikota, sementara sosok makhluk supranatural misterius tengah berkeliaran di hutan, mencari mangsa.
Serial ini benar-benar top deh gue akui. Berbeda dengan serial-serial Netflix lain yang biasanya hanya berusaha memecahkan satu kasus selama satu season, maka serial ini memiliki kasus-kasus berbeda di tiap episodenya, walaupun tentu ada satu kasus besar, yakni kasus menghilangnya sang putri walikota, menjadi kasus utama yang menghubungkan tiap episodenya. Dan plot twistnya ... wow! Belum pernah gue menonton serial kriminal dengan plot twist dahsyat di tiap episodenya seperti ini, not even CSI! Cuma ada 8 episode di sini tapi tiap episodenya menyembunyikan kejutan yang benar-benar membuat gue menganga. Episode favorit gue adalah episode 5 tentang sekelompok geng yang menyandera sebuah bar.
Cuma ada satu sih komplain gue, yakni ketika terungkapnya sang pembunuh putri sang walikota di episode terakhirnya, jelas banget identitas sang pembunuh cuman buat “shock factor” aja dan menurut gue nggak masuk akal karena sama sekali (yah, ada sih, tapi dikit banget) nggak ada foreshadowingnya. But other than that, this is a perfect series. Gue suka banget ada pembunuh-pembunuh berupa manusia beneran yang berkeliaran di kota ini seperti layaknya sebuah drama kriminal, tapi ada juga unsur supranatural di sini. Something yang unik buat gue. Karena itu, gue kasih skor sempurna juga yakni 5 CD berdarah.
3. THE BREAK (2016)
Serial asal Belgia ini (lagi-lagi berbahasa Prancis) merupakan salah satu tayangan terbaik di Netflix menurut gue, tapi sayang jarang terdengar. Serial ini menceritakan seorang polisi yang baru saja pindah dengan putrinya ke sebuah kota kecil. Namun pada hari pertama ia tiba, ia langsung disambut oleh kasus pembunuhan misterius yang harus ia pecahkan bersama partner barunya, seorang polisi lokal yang masih muda, selama 10 episode ke depan.
Jujur, serial ini diawali dengan amat lamban dan barulah pada episode ke-3, gue benar-benar tertarik menyaksikan serial ini. Sosok Yoann, sang polisi baru yang menjadi tokoh utama di serial ini, seringkali bertindak ugal-ugalan dan melawan aturan. Tapi kadangkala perbuatannya ini bisa dibenarkan, sebab para penduduk kota, termasuk para polisinya sendiri, menyimpan rahasia yang enggan mereka beberkan kepada orang luar semacam Yoann.
Korban yang menjadi fokus kasus pembunuhan ini juga menurut gue sangat menarik, sebab ia adalah satu-satunya pria berkulit hitam di desa itu. Tentu plot ini amat menyinggung isu real tentang imigran yang sedang marak banget di Eropa sana. Seperti drama kriminal pada umumnya, serial ini juga menyimpan plot twist-plot twist dahsyat yang dibeberkan pada tiga episode akhirnya (beberapa saking nggak ketebaknya ampe membuat gue menganga). Uniknya, twist-twist tersebut justru bukan tentang identitas sang pelaku.
Lalu siapakah sang pembunuh yang sebenarnya? Kalian harus menyaksikannya sendiri supaya tahu jawabannya. Overall, gue kasi season 1 serial “The Break” ini skor 4,5 CD berdarah.
4. SIGNS (2018)
Serial kriminal asal Polandia ini 11-12 ama “The Break” di atas. Jalan ceritanya hampir sama, yakni seorang polisi ugal-ugalan yang baru saja pindah ke sebuah desa terpencil bersama putrinya, namun begitu tiba langsung disuguhi kasus pembunuhan yang harus ia pecahkan. Uniknya, kasus kematian seorang wanita yang ia selidiki ini memiliki kesamaan dengan kasus kematian seorang gadis lain 10 tahun lalu. Apakah ini perbuatan seorang pembunuh berantai?
“Signs” lebih mengulik ke arah drama ketimbang kriminalnya. Bagi beberapa orang, mungkin perkembangan plot di serial ini terkesan lambat. Namun serial ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, episode pertamanya saja sudah sangat membuat gue tertarik karena plot twistnya yang perlu gue bilang muncul cukup dini. Kemudian ketika identitas sang pembunuh terungkap (juga motifnya), cukup membuat gue kaget karena benar-benar tak tertebak. Bravo buat penulisnya. Lanskap pedesaan Polandia yang amat indah juga menjadi andalan tersendiri bagi serial ini.
Ending season 1 memang cukup menggantung, namun gue rasa cukup untuk menjawab semua pertanyaan di season ini. Ada sih season keduanya tapi jujur gue sendiri nggak terlalu tertarik. Adegan cliffhanger di episode terakhir season pertamanya sudah cukup kok menurut gue. Gue kasi skor 4 CD berdarah buat serial ini.
5. VALHALLA MURDERS
Lagi-lagi sebuah drama detektif bernuansa, kali ini berasal dari Islandia. Serial dengan 9 episode ini mengisahkan tentang seorang polisi wanita yang menangani kasus pembunuhan berantai dengan kesamaan modus operandi: semua korbannya ditusuk pada bagian matanya. Untuk membantu penyelidikan kasus brutal itupun, seorang detektif yang lebih berpengalaman dikirim dari Oslo, Norwegia. Mereka berduapun harus bekerja sama memecahkan misteri itu dan menangkap pembunuhnya. Namun selain itu, mereka juga harus menghadapi permasalahan-permasalahan pelik lainnya yang mereka hadapi di kehidupan pribadi mereka.
Tak hanya kasus pembunuhan yang mereka hadapi cukup seru dan menegangkan (konon terinspirasi oleh kasus nyata), lanskap Islandia yang dipamerkan di serial ini juga membuat gue tercengang. Melihat gunung-gunung dan salju yang selalu melingkupi tiap scene-nya, gue menjadi merasa berada di planet lain. Tokoh protagonisnya juga menurut gue likable banget dan humanis. Adegan klimaksnya juga menurut gue amat seru (agak ngingetin gue ama CSI) dan identitas pelakunya pun cukup mengejutkan dan nggak tertebak.
Overall, gue kasi drama kriminal memuaskan ini skor 4,5 CD berdarah.
6. PERFUME (2018)
WARNING: ADULT CONTENT!
Pertama-tama gue harus kasi peringatan dulu bahwa serial ini, walaupun gue anggap salah satu serial kriminal terbaik yang pernah gue tonton, memiliki banyak sekali adegan yang tidak pantas, mulai dari seks hingga pemerkosaan, jadi gue harap consideration kalian yak kalo kalian memutuskan untuk menontonnya.
Serial ini terinspirasi oleh “Perfume” sebuah novel bersetting Prancis tentang seorang pembunuh berantai yang memiliki daya penciuman tajam dan berusaha membuat “ekstrak” aroma manusia dengan cara membunuh gadis-gadis muda dan memutilasi mereka. Kali ini bersetting di Jerman, serial ini diawali dengan kematian seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai penyanyi. Kecurigaaan pun jatuh kepada lima sahabat karib sang wanita itu yang memiliki hubungan yang amat kompleks satu sama lain dan menyimpan rahasia mengerikan di masa lalu. Lalu siapakah sang pembunuh yang sebenarnya?
Ada banyak banget twist dan turn di serial ini. Serial ini juga cukup pendek, hanya 6 episode saja. Tapi wow, dua plot twist mencengangkan di dua episode terakhirnya benar-benar caught me off guard dan gue jamin, kalian akan sama sekali nggak bisa menduga siapa sang pembunuh yang sebenarnya. Salah satu daya tarik lainnya dari film ini adalah protagonisnya yang biasanya memiliki moral baik, kali ini malah diperankan oleh seorang pelakor.
Serial dari Jerman ini emang brutal membahas hal-hal tabu, termasuk adegan seksual yang eksplisit (bahkan adegan paling “biasa” di serial ini adalah adegan mengendus beha). But if you can get over it dan bisa menyaring itu semua, maka kalian akan menemukan salah satu serial kriminal terbaik di luar sana. Gue kasi serial Netlflix asal Jerman ini skor sempurna, 5 CD berdarah.
BONUS:
THE HAUNTING OF BLY MANOR (2020)
Nah ini nih serial horor Netflix yang lagi viral. “The Haunting of Bly Manor” merupakan sekuel dari “Hauting of the Hill House”, salah satu drama horor terbaik menurut gue. Seperti judulnya, serial ini mengangkat sebuah rumah berhantu dan para penghuninya. Seorang wanita muda bernama Dani direkrut untuk bekerja di Bly Manor dan mengajar “home schooling” kedua anak yatim piatu yang berada di sana. Namun siapa sangka, tak hanya dihantui misteri masa lalu, rumah tua itu juga dihuni hantu-hantu yang tak segan-segan membunuh.
Secara drama, serial ini menang banyak. Secara scare, serial ini juga lebih menakutkan ketimbang season pertamanya. Mungkin kalo kalian bukan penggemar drama, kalian bakalan ngeluh ya. Horor di sini bukanlah horor yang full frontal seperti kebanyakan. Horor di sini justru adalah “existensial dread” dimana lu bakalan bener-bener putus asa kalo mengalami apa yang dialami karakter-karakter yang ada di sini (yang paling sedih sih nasib Hannah, si pembantu). Bahkan di sinipun kita mengulik dan memahami masa lalu tokoh yang paling jahat sekalipun, supaya kita bisa mengerti perasaan mereka dan alasan mereka bertindak keji. Walaupun gue nggak memungkiri sih, ada beberapa jumpscare di beberapa episodenya yang bikin gue melompat. Oh, dan tentu saja ada beberapa plot twist yang dilemparkan di sana sini, terutama di pertengahan dan ending cerita, yang tentu tak mengecewakan.
Salah satu yang membuat gue betah dengan serial ini adalah bahasanya yang amat puitis dan indah. Nggak heran sih, sebab serial ini diangkat dari sebuah novel Inggris jadul berjudul “The Turn of The Screw” dari abad ke-18. Entah sih apa tiap kalimat puitis yang dilontarkan di sini emang bener diadaptasi dari tiap halaman novelnya, tapi yang jelas jika kalian penggemar sastra, kalian pasti bakal menikmatinya.
Intinya, serial ini bukan untuk semua orang. Jika kalian suka horor slow burn dengan horor yang lebih kentara di atmosfer kelam dengan krisis eksistensi menghantui, ini jelas serial untuk kalian. Tapi buat kalian yang lebih suka horor yang lebih straightforward, mungkin kalian akan dibikin bosen ama serial ini. Yang jelas buat gue sendiri sih gue amat menikmatinya. Gue beri serial ini skor 4,5 CD berdarah. It's perfectly splendid!
SUMBER GAMBAR: IMDB
Bang Dave, gimana kalau selain ada review film horror, ada review atau rekomendasi game horror juga (kayak game "Yume Nikki" atau "Witch's House"), mumpung mau Halloween...
ReplyDeleteYaaah ga pernah maen game wkwkwk
DeleteWah, makasih bang Dave buat rekomendasi serialnya, mungkin nanti kalo ada waktu bakal nyobain, walau ane lebih seneng film sekali duduk sih, he he he...
ReplyDeleteBtw ane nulis juga bang, kecil2an sih. Sejauh ini gk pernah nerbitin novel atau buku, cuma nulis di wattpad aja. Dulu pernah baca ada penulis yang nerbitin pake jasa penerbitan gitu, tapi biaya dari kita semua, jadi sistemnya buka order. bisa tunggu ada yang mesan, atau kita nekat cetak 1000 misalnya, nah laku atau ngga untung-untungan. Mereka juga bisa bantu distribusi. Setahu ane ini cara nerbitin buku paling cepat, cuman yah harus keluar modal yang lumayan.
Itu aja sih bang dari ane, btw, promo dikit boleh ngga? Wkwkwkwk. Yang suka baca creepy atau riddle (Tapi riddlenya dikit btw) Original, bisa di cek cerita ane di wattpad judulnya Kotak Misteri, atau cari profil ane @Venzuu, di jamin nagih he he he. Itu aja sih, makasih bang Dave 😁👍
~~~ Venzuu ~~~
Penerbit apa tuh kalo boleh tau? Nanti deh coba gue cek yang di wattpad hehehe
DeleteIni beberapa link bahasannya bang, boleh di intip 😉
Deletehttp://www.azyanmitramedia.com/
https://blog.izzadinalhaquep.com/2018/08/pengalaman-menerbitkan-buku-melalui.html
https://www.bukuindie.com/gampangnya-menerbitkan-buku-indie/
Kalau make jasa mereka pasti terbit, cuma ya itu, harus keluar modal dikit. Ada yang tanpa modal tapi sistem pre-order dari pembeli. Tahu ginian gara-gara temen nyaranin nerbitin buku indie, cuma belum ada naskah yang 100% 😁
~~~Venzuu~~~
Gak punya akun Netflix nyimak aja hamba bang :((
ReplyDeleteLoh kan di situs bajakan juga ada ups
DeleteDimana situs nya om, Aing nyari kaga nemu
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBank review black mirror dong, lagi hype nih
ReplyDeletejejak dlu lah, dr review ny mantap nih jd penasaran
ReplyDeleteBly Manor was "perfectly splendid".
ReplyDeleteSebelumnya ngikutin series Haunting of the hills house yang plot twistnya bangke banget, tapi dari awal ke akhir seru, trus coba yg bly manor ini, jadi agak bosen 😅. Tapi abis baca ini sepertinya mau ngelanjutin seriesnya deh
ReplyDeleteOya bang Dave perfume juga ada versi filmnya lho, aku inget pernah diajak nonton Ama temenku pas jaman SMA (2010), tapi karena masih polos dan belum umur 18 jadi cuma nonton awal aja (karena ya memang ada adegan2 nudity juga di filmnya)... Oya Professor Snape jadi salah satu pemerannya juga
ReplyDelete