Sunday, December 6, 2020

THE DAMNATION OF THE DONNER PARTY (1): TRAGEDI KANIBALISME DI ERA WILD WILD WEST

Jika ditanya peristiwa tragis apa yang pernah terjadi dalam sejarah masa lalu Amerika, mungkin ada yang menjawab lenyapnya koloni Roanoke (yang pernah diangkat menjadi salah satu season “American Horror Story”), atau tragedi “Trail of Tears” dimana bangsa Indian (Native Amerika) terusir dari tanah kelahiran mereka dan dipaksa mengungsi ke tengah gurun, atau mungkin berkecamuknya Perang Saudara yang memecah belah bangsa Amerika. Namun salah satu cerita yang tak banyak diketahui ini sama tragisnya, dimana kisah ini membuktikan bahwa pada masa lalu, benua Amerika yang amat dikagumi ini merupakan tempat yang amat berbahaya, bahkan mungkin tak diperuntukkan bagi manusia.

Pada tragedi yang disebut “Donner Party” yang terjadi pada abad ke-19 ini, sekitar 90 orang imigran dari Eropa yang ingin memulai hidup baru di California tersesat dan harus menghadapi kejamnya alam. Satu persatu dari mereka tewas secara menggenaskan, hingga klimaksnya, karena putus asa tak lagi memiliki sesuatu untuk dimakan, mereka pun menjadi kanibal dan memangsa sesamanya.

Simak sejarahnya di Dark History kali ini.

TRAGEDI PARA IMIGRAN

Nama “Donner Party” bukan bermakna “pesta”, namun lebih diartikan sebagai “partai”. Yang disebut Donner Party merupakan rombongan para imigran yang kala itu bermigrasi ke California dan dipimpin oleh seorang pria bernama George Donner. Kala itu, yang ikut berjumlah 90 orang, namun pada akhir perjalanan, yang selamat kurang dari separuhnya. Sisanya tewas karena menghadapi kejamnya alam, dinginnya musim salju yang membeku, hingga tewas kelaparan karena tak ada apapun yang bisa dimakan.

Kecuali tubuh manusia.


Para imigran yang tergabung dalam Donner Party dan gerobak mereka

Pertama akan gue gambarkan sedikit background tentang melatarbelakangi perjalanan itu. Kala itu Amerika dikenal sebagai “tanah terjanji” yang menawarkan banyak kesempatan, sehingga banyak imigran dari Eropa tertarik untuk merantau dan memulai kehidupan baru di sana. Kala itu (bahkan hingga sekarang), wilayah yang terkenal memiliki nilai ekonomi tinggi adalah California yang berada di ujung barat benua Amerika. Sementara itu, para imigran dari Eropa tiba di sisi timur benua tersebut. Oleh karena itu, para imigran yang tiba di sisi timur seringkali melanjutkan perjalanan ke sisi barat demi kesempatan ekonomi yang lebih baik.

Tak mengherankan, karena perjalanan dari ujung timur ke barat merupakan perjalanan panjang melintasi keseluruhan benua, tak jarang petualangan ini menjelma menjadi marabahaya.

Donner Party berangkat dari Missouri ke California pada tahun 1846. Kala itu jalur yang mereka pilih disebut dengan “Oregon Trail” dimana lajur itu dapat membawa mereka tiba di destinasi mereka antara 4 sampai 6 bulan perjalanan. Alasan utama mereka memilih jalur itu adalah karena sudah terbukti aman dan cukup leluasa untuk dilalui. Yang bermigrasi dalam Donner Party kala itu mencakup keluarga-keluarga yang tentu saja tak hanya terdiri dari pria, melainkan juga wanita, anak-anak, dan juga kaum sepuh. Tak hanya itu, para imigran tersebut juga membawa hewan ternak dan juga menggotong barang bawaan mereka di dalam gerobak atau kereta kuda. Tentu saja, mereka membutuhkan jalur yang datar agar gerobak-gerobak tersebut dapat melintas.

Sementara itu, seorang pria bernama Lansford Hastings, yang juga pernah bermigrasi dari Ohio ke California, menemukan jalur lain yang menurutnya adalah “jalan pintas” yang bisa membawa para imigran lebih cepat sampai di California, ketimbang mengikuti jalur “Oregon Trail” yang memakan waktu hingga setengah tahun. Jalur pintas itu memotong di Pegunungan Rocky, Gurun Great Salt Lake, dan Pegunungan Sierra Nevada. Jalur itu disebut “Hastings Cutoff”, sesuai dengan nama sang penemu. Lansford begitu membangga-banggakan jalur temuannya itu hingga ia mulai memamerkannya pada para imigran yang berdatangan menuju ke California.

Namun kala itu, ada beberapa fakta yang lalai ia pertimbangkan. Kala melakukan perjalanan melalui jalan pintas tersebut, Lansford melakukan perjalanan itu sendirian, tanpa membawa gerobak. Padahal jalur tersebut melewati wilayah pegunungan yang jelas akan sulit dilalui kendaraan beroda.


James dan putrinya, Virginia, salah satu tokoh-tokoh utama dalam perjalanan naas ini


PETAKA "HASTINGS CUTOFF" 

Kembali ke Donner Party, pada tahun 1846 rombongan yang terdiri atas 500 gerobak berangkat dari kota Independence, Missouri menuju ke California. Rombongan itu dipimpin oleh keluarga Donner yang terdiri atas George Donner (60) dan istrinya, Tamsen (44), beserta anak-anaknya. Ikut dalam rombongan keluarga Donner adalah adik George yang bernama Jacob Donner (56) beserta istrinya, Elizabeth (45), dan anak-anaknya. Karena kesenioran George, para anggota Donner Party, yang terdiri atas beberapa keluarga, akhirnya memilihnya sebagai pemimpin rombongan tersebut. Itulah sebabnya, rombongan imigran tersebut akhirnya dikenal sebagai sebutan “Donner Party”.

Ikut bersama keluarga Donner adalah keluarga Reed yang berasal dari Irlandia. Keluarga tersebut terdiri atas James Reed (45), Margret (32) istrinya, Virginia (13) anak tirinya, serta anak-anaknya yang lain. Selain itu, sang nenek dari keluarga tersebut, yakni bernama Sarah Keyes (70) juga ikut dalam perjalanan tersebut. Keluarga Reed juga menyewa beberapa orang untuk menemani perjalanan mereka, antara lain Milford ("Milt") Elliott (28) yang bekerja menjadi sopir gerobak dan Baylis Williams (24) sebagai koki.

Keluarga lain yang ikut adalah keluarga Murphy, Eddy, Breen, dan Keseberg. Keluarga Murphy dipimpin oleh seorang janda bernama Lavina Murphy (37) yang membawa serta anak-anaknya. Keluarga Eddy dipimpin William Eddy, seorang pembuat gerobak. Ia juga membawa serta istri dan anak-anaknya yang masih kecil. Ada pula keluarga Breen yang merupakan keluarga Katolik yang amat taat, dipimpin oleh Patrick Breen (51) yang membawa serta istri dan anak-anaknya. Keluarga terakhir, yakni keluarga Keseberg merupakan imigran asal Jerman yang dipimpin oleh Lewis Keseberg (32) yang membawa serta istrinya, Phillipine (23) dan putrinya, Ada yang masih berusia 3 tahun.

Tak hanya keluarga, ada pula pemuda-pemuda lajang yang juga mengikuti perjalanan itu, antara lain seorang pria bujang bernama Patrick Dolan (40) yang juga tetangga keluarga Breen, Charles Stanton (30) yang ikut bersama keluarga Donner, sepasang sahabat bernama Augustus Spitzer and Joseph Reinhardt, dan seorang pria Jerman bernama Wolfinger. Bersama mereka ikut pula seorang pemuda sakit-sakitan bernama Luke Halloran yang menderita TBC. Tamsen Donner, merasa kasihan padanya, akhirnya bersedia merawatnya. Selain itu, ada pula Hardkoop (70), seorang pria tua yang hidup sendirian, ikut juga dalam perjalanan itu.

Ketika mereka berangkat, Virginia, sang putri dari keluarga Reed ingat bahwa kala itu ia merasa “riang dan gembira”. Mereka belum sadar bahwa perjalanan mereka akan berubah menjadi mimpi buruk dan berakhir amat menggenaskan.


Perjalanan mereka apabila setia menggunakan "Oregon Trail" ditunjukkan dengan jalur merah yang berakhir di Oregon, kemudian harus dilanjutkan dengan panah merah menuju ke "tanah perjanjian" mereka, California. Jalur "Hastings Cutoff" (ditunjukkan dengan panah biru) tentu lebih menggiurkan karena terlihat lebih mudah dan cepat, padahal kenyataannya mereka harus menghadapi alam yang tak bersahabat

Tak lama setelah perjalanan dimulai, korban pertamapun jatuh. Sarah Keyes, nenek dari keluarga Reed akhirnya meninggal di tengah perjalanan karena usia sepuh. Iapun dimakamkan di Kansas, kemudian para anggota Donner Party meneruskan perjalanan mereka.

Pada bulan Juli, mereka akhirnya tiba di Fort Bridger, sebuah pos dagang yang dikelola oleh seorang pria bernama Jim Bridger. Di sana mereka bertemu dengan Lansford Hastings yang kemudian menceritakan tentang jalan pintas yang ia temukan. James Reed, kepala dari keluarga Reed amat tertarik mendengar cerita tersebut dan mendorong George Donner, pemimpin dari Donner Party itu menggunakan jalur “Hastings Cutoff” alih-alih mengikuti jalur “Oregon Trail” sesuai rencana mereka. Apalagi Lansford Hastings mengatakan jika jalurnya itu akan menghemat perjalanan mereka hingga 560 kilometer, sebuah rayuan yang tentu saja menggiurkan.

Sebenarnya klaim dari Lansford Hastings itu masuk akal, sebab apabila mereka menggunakan Oregon Trail, mereka akan naik ke utara dulu ke Wyoming, kemudian berjalan ke barat melewati Idaho hingga akhirnya tiba di Oregon. Kemudian jika mereka ingin ke California, mereka harus melakukan perjalanan lagi ke selatan. Namun jika mereka menggunakan Lansford Hastings, mereka hanya tinggal berjalan lurus ke barat hingga tiba langsung di California. Logikanya memang itu akan menyingkat perjalanan. Tapi satu hal yang tak mereka perhitungkan adalah jika mereka menggunakan jalan pintas itu, mereka akan melewati wilayah gurun dan pegunungan yang jelas kondisinya tak bersahabat.

Seorang wartawan bernama Edwin Bryant di California mengetahui berbahayanya “Hastings Cutoff” dan berusaha memperingatkan siapapun yang hendak melintas di jalur tersebut, termasuk Donner Party. Iapun mengirimkan surat ke Fort Bridger. Namun sesampainya di sana, surat itu justru disembunyikan oleh Jim Bridger. Alasannya, pos dagang yang ia miliki akan mendapat keuntungan yang amat besar jika Donner Party menggunakan “Hastings Cutoff”, sebab mereka akan membeli perlengkapan mereka di sana. Perbuatan keji tersebut pada akhirnya akan berakibat pada tewasnya separuh anggota Donner Party.


Seperti inilah jalan yang harus dilalui Donner Party ketika mereka melalui "Hastings Cutoff". sekarang bayangkan mereka harus melewatinya dengan gerobak penuh wanita dan anak-anak

Kala Donner Party memulai perjalanan mereka menuju “Hastings Cutoff”, sebenarnya ada peringatan lain yang sesungguhnya bisa mencegah bencana tersebut. Di tengah perjalanan, Reed tak sengaja berpapasan dengan kawan lamanya yang bernama James Clyman yang kala itu datang dari California menggunakan jalur yang ditawarkan Hastings. Karena barusan melewatinya, ia kemudian memperingatkan James Reed agar tak menggunakan jalur tersebut karena teramat sulit. Namun sayang, bak sudah rencana Ilahi, James Reed sama sekali tak mengindahkan peringatan itu.

Di tengah perjalanan mereka bertemu keluarga baru, yakni keluarga Graves (ironisnya, nama mereka berarti “makam”, seolah menjadi pertanda buruk yang menggentayangi rombongan itu). Keluarga Graves dipimpin oleh Franklin Graves (57) serta istrinya Elizabeth (47), dan anak mereka Mary (20). Bersama mereka juga ikut seorang pengendara gerobak muda bernama John Snyder (25). Seorang remaja berdarah Prancis bernama Jean Baptiste Trudeau (16) juga memutuskan bergabung bersama mereka.

Namun setelah beberapa hari mengikuti jalur Hastings Cutoff, rombongan itu mulai merasa kesulitan. Pasalnya, jalan yang mereka lalui amatlah terjal sehingga sukar dilalui oleh gerobak mereka yang mudah tergelincir. Tak hanya itu, ketika mereka berhasil melalui jalur pegunungan yang terjal, ternyata hambatan lain terlihat. Di hadapan mereka kala itu, terbentang gurun Great Salt Lake. Sesuai namanya, tak ada apapun yang mampu hidup di gurun tersebut. Sama sekali tak ada rerumputan yang bisa menjadi makanan hewan ternak mereka (bahkan kuda yang menarik gerobak mereka). Bahkan setetes airpun tak ada.

Celakanya, gurun gersang itu membentang sejauh 130 kilometer di hadapan mereka.


Gambaran padang gurun Great Salt Lake yang dulunya adalah danau air asin yang mengering. Membentang ratusan kilometer, jalur gersang ini harus dilalui Donner Party karena iming-iming sebagai "jalan pintas", padahal kenyataannya akan memakan korban jiwa dan juga musnahnya ratusan ternak mereka akibat ketiadaan air dan makanan
 

NERAKA BAGIAN 1: API

Perjalanan itupun berubah menjadi neraka, literally. Banyak hewan-hewan ternak akhirnya mati dan mereka juga mulai kehabisan perbekalan. Korban kedua pun jatuh. Kini Luke Halloran, pemuda sakit-sakitan yang selama ini dirawat keluarga Donner, akhirnya meninggal. Para anggota rombongan Donner Party juga mulai ketus pada keluarga Reed dan memusuhi mereka. Pasalnya, James Reed-lah, sang kepala keluarga tersebut, yang menyarankan mereka agar mengikuti jalur “Hastings Cutoff” itu, yang kini telah terbukti hanya membawa nestapa.

Teriknya gurun juga membuat situasi dalam rombongan tersebut semakin panas. Akibat masalah kecil, John Snyder, pengendara dari keluarga Graves, menjadi marah pada Milt Elliot, pengendara dari keluarga Reed. Akibatnya, John mulai memukulinya. James Reed kemudian berusaha melerai mereka. Namun pada perkelahian itu, James tak sengaja menusuk John hingga tewas.

Amarah para anggota Donner Party pun meledak. Banyak dari mereka (apalagi karena lebih dahulu merasa antipati pada James Reed) menuduhnya sebagai pembunuh. Bahkan Lewis, pemimpin keluarga Keseberg asal Jerman, memprovokasi mereka agar menggantung James. Namun George Donner menengahi mereka dan para anggota rombongan-pun sepakat untuk mengusir James. Iapun dipaksa pergi, berkendara dengan seekor kudanya, menuju ke padang gurun, meninggalkan keluarganya.

Namun setelah kepergian James Reed, situasi tak kunjung membaik. Panasnya gurun membuat para anggota Donner Party mulai berselisih dan tak mempercayai satu sama lain. Lewis Keseberg dengan tega mengusir Hardkoop, sang pria tua renta yang ikut dalam perjalanan itu, dari gerobaknya dan menyuruhnya berjalan. Karena tak sanggup lagi meneruskan perjalanan, pria tua itupun tertinggal dan akhirnya lenyap. William Eddy berusaha meyakinkan anggota rombongan yang lain untuk mencarinya. Namun mereka menolaknya. Apalagi, sangat kecil kemungkinan Hardkoop, yang sudah berusia 70 tahun, selamat.

Jatuhlah korban ketiga.

Di tengah perjalanan, gerobak milik Wolfinger, seorang imigran Jerman, terperosok. Dua sahabat yang ikut dalam perjalanan itu, Reinhardt dan Spitzer, memutuskan tinggal di belakang untuk membantunya. Namun keduanya kemudian kembali tanpa Wolfinger. Ketika ditanya, mereka mengatakan bahwa mereka diserang oleh kaum Indian dan Wofinger terbunuh.

Jatuhlah korban keempat.


Ketika tiba di Danau Truckee yang teramat indah ini, tentu anggota Donner Party mengira mereka selamat, bahkan tiba di taman firdaus. Namun kenyataannya, ketika musim dingin berkecamuk, kepingan surga ini berubah menjadi neraka beku yang menghabisi separuh dari anggota rombongan naas tersebut

NERAKA BAGIAN 2: ES

Akhirnya gurun gersang yang menyiksa mereka sepanjang perjalanan berakhir sudah. Di hadapan mereka kini terbentang Danau Truckee yang biru segar dengan hamparan kehijauan yang menyejukkan. Namun tak mereka sangka, bahwa kondisi mereka justru akan semakin terpuruk setelah mereka tiba di dataran hijau itu. Pasalnya, kala itu sudah mencapai akhir Oktober dimana musim dingin akan segera tiba.

Di Danau Truckee mereka bertemu dengan dua orang Indian bernama Luis dan Salvador yang setuju untuk menjadi guide mereka. Namun kala itu mereka sadar bahwa mereka takkan bisa menembus Pegunungan Sierra Nevada yang menghadang di depan mereka apabila musim dingin menerjang. Oleh karena itu, mereka memutuskan menghabiskan musim dingin di Danau Truckee dan melanjutkan perjalanan setelah musim dingin itu berlalu.

Para anggota Donner Party kemudian mulai membangun kabin (rumah kayu) menggunakan gelondongan kayu dari pepohonan yang mereka tebang. Korban selanjutnya pun jatuh ketika William Pike, salah satu menantu dari Lavina Murphy, tak sengaja tewas tertembak setelah salah satu anggota keluarganya tengah mengisi senapannya. Tak hanya itu, saat menebang kayu, George Donner tak sengaja melukai tangannya dengan kapak. Nantinya, luka ini terbukti akan berakibat fatal bagi pemimpin Donner Party tersebut.

Pada akhirnya, grup itu terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah rombongan keluarga Donner yang membangun kediaman mereka sekitar 8 kilometer jauhnya dari keluarga-keluarga lain. Kala itu karena George terluka, mereka tak mampu menyusul rombongan tersebut dan akhirnya tertinggal di Alder Creek. Mereka kala itu hanya membangun tenda-tenda yang cukup menampung 20-an orang, beranggotakan keluarga Donner dan para pelayan mereka.

Sementara itu 60-an anggota lainnya yang terdiri atas keluarga Breen, Graves, Reed, Murphy, Keseberg, dan Eddy membangun kabin-kabin mereka lebih dekat dengan Danau Truckee. Karena dibangun secara darurat dan seadanya, kondisi kabin-kabin itu amatlah tidak layak. Kabin-kabin itu tak punya jendela ataupun pintu; hanya ada sebuah lubang tempat para penghuninya bisa merangkak keluar masuk. Sebagai atapnya, mereka menggunakan kulit hewan ternak mereka.

Akhirnya pada 4 November, ketakutan merekapun mengejawantah. Musim dingin telah tiba, dimulai dengan badai salju yang berkecamuk tanpa ampun.

Ketika salju mulai turun, keluarga Donner menebang kayu bakar untuk menghangatkan diri mereka. Mengapa bagian tengah yang dipotong, bukan dasarnya? Karena setinggi itulah tumpukan salju yang mereka hadapi kala itu

Para keluarga yang berdiam di Danau Truckee mulai diranda kelaparan. Hampir seluruh hewan ternak mereka sudah musnah. Bahkan, bangkai mereka menumpuk dan membeku. Danau Truckee kala itu sebenarnya belum membeku dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih dan makanan. Namun sayang, tak ada di antara mereka yang berpengalaman mencari ikan. William Eddy, satu-satunya yang memiliki kemampuan berburu, berhasil menembak seekor beruang. Namun itupun tak cukup memberi makan para keluarga yang terjebak di sana.

Keluarga Reed, yang telah ditinggal kepala keluarga mereka, sama sekali tak memiliki apa-apa. Margret Reed kemudian memohon pada keluarga Graves agar mereka memberi mereka sedikit makanan. Franklin Graves kemudian menjual bangkai seekor lembunya yang telah membusuk seharga 25 dollar (kala itu senilai 12 juta rupiah). Karena tak memiliki uang sepeserpen, Margret berjanji akan membayar hutang tersebut setibanya mereka di California.

Sementara itu Patrick Breen kemudian mulai menulis sebuah diari. Buku hariannya inilah yang nantinya akan mencatat dengan detail semua yang mereka alami dan menjadi bukti sejarah tentang Donner Party.

Apa saja yang terjadi berikutnya? Simak di bagian kedua tentang kisah Donner Party dalam artikel berikutnya.

SUMBER ARTIKEL: WIKIPEDIA

SUMBER GAMBAR: YOUTUBEWIKIPEDIA

4 comments:

  1. tadinya mikir kok adminnya bisa tau mendetail gini. Ternyata ada bukti sejarahnya :D
    Mantap Bang Dave keep posting.
    Btw, ngilu liat bagian salju itu.

    ReplyDelete
  2. Aku tahu tentang Donner Party gara-gara baca Reddit 2 Sentences horror, ada beberapa yang merujuk ke insiden Donner Party.
    Habis baca sampe habis, beneran berada benci banget deh sama Keseberg. Itu orang menurutku yang paling ga punya belas kasihan dan beneran sampe tuanya, boro-boro menyesal, berasa salah juga nggak 😠😠😠

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaaaak bagi dong 2 sentences horrornya 😰

      Delete
  3. Serrreeeemmmmmm 😱😱😱😱😱😱

    ReplyDelete