Saturday, December 5, 2020

THE MALIN KUNDANG TRILOGY (1): KASUS GRANT AMATO, SANG ANAK YANG TAK PUNYA AKHLAK

Shout out buat Ratna Sari Dewi yang udah ngasi gue ide untuk bikin postingan (heran dia tuh kayak ensiklopedi pembunuh berantai berjalan wkwkwk). Di trilogi terbaru kali ini gue akan mengangkat kasus-kasus anak durhaka yang berujung pada kasus kriminal. Yap, definisi “durhaka” di sini udah bukan lagi ngeles kalo disuruh belanja ke warung atau ngilangin tupperware Emak, tapi benar-benar di level yang parah dan bikin geleng-geleng kepala. Apalagi di kasus pertama ini, yang seperti menjadi pengejawantahan pepatah lawas, “Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah”.

Grant Amato merupakan cowok pengangguran yang dipecat setelah ketahuan menggelapkan obat-obat terlarang dari rumah sakit tempatnya bekerja. Namun setelah itu, Grant kembali terlibat masalah setelah ia mulai kecanduan seks online bahkan tega mengeluarkan uang ratusan ribu dolar hanya untuk seorang model binal yang hanya dilihatnya lewat web cam. Celakanya, uang itu ternyata dicolongnya dari keluarganya sendiri. Akibatnya, orang tuanya kini harus menggadaikan rumah mereka demi membayar hutang Grant. Perilaku tak berbakti Grant tersebut sesungguhnya cukup untuk membuat darah kita mendidih. Namun apa yang dilakukan sang anak durhaka itu sungguh tak terbayangkan.

Dear readers, inilah kasus Grant Amato.

Penampakan Grant Amato yang nantinya menjelma pria yang paling keji yang pernah gue bahas di Bedah Kasus selama ini

Keluarga Amato pada awalnya hidup bahagia di rumah mereka di Chuluota, Florida. Pasangan Chad dan Margaret Amato memiliki tiga anak, yakni Jason, Cody, dan Grant. Jason, sang putra tertua, telah hidup mandiri dan lepas dari pengawasan kedua orang tua mereka. Sementara itu, Cody dan Grant masih hidup di rumah kedua orang tua mereka untuk menemani mereka. Chad bekerja di bidang kesehatan dan hanya menunggu beberapa tahun sebelum akhirnya pensiun dan menikmati masa tuanya bersama sang istri. Margaret tak bekerja, namun aktif melakoni hobinya, yakni menunggang kuda. Sementara itu Cody dan Grant, yang tak terpisahkan semenjak kecil, sama-sama meneruskan tradisi keluarga untuk bekerja menjadi perawat. Kedua sama-sama menimba ilmu di akademi keperawatan, mengambil jurusan ahli anastesi.

Namun sayang, walaupun amat dekat bak pinang dibelah dua, kepribadian Cody dan Grant amatlah bertolak belakang. Cody dikenal sebagai pemuda yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Tak heran, setelah lulus karirnya pun mapan. Namun bak langit dan bumi, nasib Grant amatlah berbeda. Pada 2018, Grant gagal untuk lulus kuliah dan terpaksa DO. Kala itu sebenarnya ia telah mendapatkan pekerjaan di sebuah rumah sakit di Orlando, Florida. Namun sebuah skandal membuatnya dikeluarkan dari pekerjaannya itu. Ia ketahuan mencuri obat-obat penenang dari rumah sakit untuk dipergunakannya “membius” para pasiennya. Kala itu, ternyata ia terlalu malas untuk menangani para pasiennya yang dianggapnya “rewel” (ya iyalah, namanya juga orang sakit) sehingga iapun membuat mereka lelap tertidur dengan obat-obatan yang dicurinya supaya ia tak perlu mengurusi mereka. Celakanya, pemberian dosis obat bius tanpa sepengetahuan dan izin dokter tersebut tentu saja bisa membahayakan nyawa pasien tersebut. Tak heran iapun didepak keluar.

Kini merana menjadi pengangguran, kegiatan Grant sehari-hari hanyalah bermain game online dan berselancar di dunia maya untuk membunuh waktu. Di sanalah, di sebuah situs dewasa penyedia jasa seks online, ia berkenalan dengan seorang wanita bernama Silvie (wow dari namanya jelas pasti cantik dan sexy) dari Bulgaria. Grant benar-benar mabuk kepayang dengan gadis cam-girl itu sehingga tak berkeberatan menghabiskan uang hanya untuk melihat gadis itu melakukan “aksinya” di depan layar komputernya.

Celakanya, “harga” Silvie tidaklah murah. Hanya untuk melihatnya selama satu menit saja di webcam, gadis itu memasang tarif 90 token. Sehingga dalam sejam, Grant bisa menghabiskan 5.400 token. Sedangkan, harga 5.000 token saja setara 600 dolar (8,5 juta rupiah). Padahal, dalam semalam ia bisa menghabiskan empat jam asyik menyaksikan Silvie di layar komputernya. Berarti, dalam satu hari saja ia rela menghabiskan duit sebesar 2.400 dolar atau setara 33,7 juta rupiah! Tanpa sadar demi “cinta” mayanya itu, Grant sudah menghabiskan uang sebanyak 200 ribu dolar atau lebih dari 2,8 miliar rupiah!

Kalau itu uang pribadi Grant sendiri, tentu tak masalah. Namun celakanya, uang itu ia curi melalui kartu kredit orang tuanya dan Cody, kakaknya.


Karena tergoda oleh kesexyan Silvie, seorang camgirl yang menjajakan kemolekan tubuhnya yang aduhai secara online, hidup Grant Amato pun berangsur-angsur hancur

Namun sebaik-baiknya bangkai disembunyikan, baunya pasti akan tercium juga. Perilaku Grant itu akhirnya terbongkar oleh keluarganya. Namun bukannya marah, baik kedua orang tua Grant dan kakaknya, Cody, masih memaafkannya dan mendukungnya. Sebagai bukti kasih sayangnya pada adiknya, Cody mengajak Grant untuk jalan-jalan ke Jepang, berharap bahwa liburannya itu akan membuatnya melupakan PSK maya tersebut.

Namun nyatanya, setelah kembali dari Jepang, Grant masih mengulangi ulahnya itu dan menghabiskan pundi-pundi uang yang tak ia miliki untuk sang gadis maya tersebut.

Akibat kecanduannya itu, Grant bertengkar dengan ayahnya. Insiden itu membuatnya memutuskan kabur dari rumah dan pergi ke rumah bibinya, Donna Amato. Di sana Donna menggambarkan keponakannya itu amat kurus, senantiasa tidur saat siang, dan asyik begadang di depan laptop saat larut malam.

Kemudian Donna mulai menyadari sesuatu yang aneh. Mulai bermunculan tagihan-tagihan di rekening bank-nya, padahal Donna merasa tak membeli apapun. Celaka dua belas, seolah tak tahu terima kasih, di rumah bibinya itu, Grant juga mencuri uang dari kartu kredit bibi, paman, sepupunya, hingga neneknya.

Mengetahui hal tersebut, Chad, ayah Grant, langsung menelepon saudara iparnya sambil menangis, meminta agar Donna tidak menuntut Grant ke pengadilan. Chad juga berjanji akan melunasi semua uang yang sudah dicuri oleh Grant. Bahkan, demi melunasi ulah putranya yang berhutang 200 ribu dolar, kala itu keluarga Amato terpaksa menggadaikan rumah mereka ke bank. Tak hanya itu, Chad yang seharusnya akan pensiun kini malah terpaksa bekerja di dua pekerjaan agar bisa membayar hutang tersebut.

Keluarga Amato kemudian memaksa Grant untuk masuk ke panti rehabilitasi untuk para pecandu seks untuk mengatasi kecanduannya tersebut. Kala itu, Cody telah menghabiskan 8 ribu dolar (112 juta rupiah) untuk membayar pengacara (saat Grant terlibat masalah dengan rumah sakit), 10 ribu dolar (140 juta rupiah) untuk liburan mereka ke Jepang, dan 15 ribu dolar (211 juta rupiah) untuk biaya panti rehab. Tapi air susu dibalas dengan air tuba. Walaupun menghabiskan biaya yang tak sedikit, Grant malah kabur sebelum menyelesaikan rehabnya dan tentu saja, kembali berhubungan dengan Silvie. Hal ini tentu saja membuat marah Chad, ayah Grant, bukan kepalang. Akibatnya, ia lalu mengusir anak bungsunya itu. Grant kemudian mengemasi barang-barangnya dan pergi untuk selamanya.


Siapa sangka obsesi Grant Amato pada seorang gadis penjaja kenikmatan sesaat yang ditemuinya secara online berujung pada tragedi tak terperikan yang sukar diterima oleh nalar sehat

Pada 25 Januari, seorang polisi mengetuk pintu rumah keluarga Amato. Kala itu polisi mendapatkan laporan dari kantor tempat Cody yang kala itu khawatir karena ia tak masuk kerja tanpa kabar apapun. Polisipun mendobrak rumah tersebut dan terkejut bukan kepalang ketika menemukan rumah itu telah bersimbah darah. Jenazah Cody ditemukan tergeletak di garasi, masih mengenakan seragam perawatnya. Ayahnya, Chad, juga ditemukan meninggal di ruang tamu. Sang ibu juga bernasib sama, ditemukan tak lagi bernyawa di kamarnya.

Mereka bertiga ditembak mati.

Kecurigaan mereka segera jatuh pada Grant. Mereka berhasil melacaknya di sebuah hotel dan segera menginterogasinya. Grant mengaku tak tahu menahu tentang apa yang terjadi. Ia berujar bahwa setelah ayahnya mengusirnya, iapun pergi dari rumah dan kala itu, keluarganya masih hidup. Namun polisi tak puas dengan pengakuan itu. Mereka lalu menggeledah mobil Grant dan menemukan sebuah surat misterius. Surat tersebut ternyata “pesan terakhir” dari Cody yang seakan mengisyaratkan ialah yang membunuh kedua orang tuanya, lalu bunuh diri.

Tapi anehnya, surat itu ditulis menggunakan tulisan tangan Grant.

Polisipun mengambil kesimpulan tak terbayangkan. Grant membunuh keluarganya dan berusaha memfitnahkan kejahatan itu pada kakaknya sendiri.

Ya, itulah balasan yang diberikan Grant melakukan pada keluarganya yang selama ini bersabar atas perbuatannya, bahkan rela memaafkannya dan melimpahinya dengan kasih sayang, walaupun kesalahannya sendiri telah menggunung.


Sosok Grant Amato saat persidangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kejinya pada keluarganya sendiri yang selama ini sudah mengayominya. Tak ada yang menduga hanya akibat kecanduan internet, Grant berubah menjadi sosok durhaka yang teramat beringas

Malam itu, kala ia diusir, Grant kemudian mengambil sebuah pistol lalu menembak mati ibunya. Kemudian, ia menunggu ayahnya pulang bekerja. Begitu Chad sampai di rumah, Grant-pun langsung menembaknya hingga tewas. Padahal ingat, Chad sampai harus bekerja di dua pekerjaan di usia dimana ia seharusnya sudah pensiun agar Grant tak masuk penjara karena tak mampu membayar hutangnya. Terakhir, ia menunggu kakaknya, Cody untuk pulang, sementara di rumahnya bergelimpangan jenazah kedua orang tuanya. Lagi-lagi ia melakukan hal yang sama pada kakaknya yang sudah merelakan uang ratusan juta demi kesembuhan adiknya itu. Ia menghabisinya dengan darah dingin dengan cara menembaknya hingga mati.

Kini dosa kecil Grant Amato, menonton sebuah penampilan porno seorang perempuan penjaja seks onine, telah menggelinding menjadi kesalahan tak terampuni, yakni membunuh orang tua dan kakak kandungnya sendiri. Pada 2019, Grant akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup dan dijamin akan menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji penjara. Kini tanpa ada akses sedikitpun pada internet, mungkin saja akhirnya Grant akan sembuh dari kecanduannya, hal yang menjadi keinginan terakhir mendiang keluarganya.

SUMBER: ORLANDO SENTINEL

SUMBER GAMBAR (YOUTUBE): THAT CHAPTER, SOCIAL EVIL TV




8 comments:

  1. Semoga reader dan admin MBP nanti kalau sudah berkeluarga semuanya terhindar dari punya anak seperti ini.
    Ceweknya cakep. Tapi buset dah ini anak biadab banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiiiin! Semoga readers dan admin MBP nantinya dapet cewek secakep ini (lho???)

      Delete
    2. Anjer bang dep 🤣🤣
      ( Btw streaming cewenya dimana bang ? )

      Delete
    3. Nah itu gw cari2 kok ga ada sih info situs hot yg dipake grant. Apa sengaja ga diberitain biar ga jatuh korban lain yak 🤣

      Delete
  2. Gini nih kecilnya nakal gak pernah dipukul pake rotan, gedenya ngelunjak

    ReplyDelete
  3. Anak gablak 🖕 durjana wal durhaka, neraka jahanam menantimu 🔥🔥🔥🔥🔥

    ReplyDelete
  4. Bang seandainya komen berupa hujatan dan makian (kata2 kasar) apakah tetep diaprov? 👀

    ReplyDelete
  5. Selama ini gue pikir tindakan ngilangin botol tupperware 1 liter pas smp udah paling durhaka, ternyata ada yang lebih lebih

    ReplyDelete