Friday, January 3, 2014

URBAN LEGEND #2: NEIGHBORS

 

NEIGHBORS

TETANGGA

 

Akhirnya aku memiliki rumah. Aku sudah bekerja selama 39 tahun di kota besar yang panas dan hanya bisa menyewa apartemen bobrok. Namun kini aku memiliki rumah, yah walaupun hanya rumah satu tingkat di pinggiran kota. Tapi hanya rumah seperti itulah yang bisa kubeli.

Pertama tiba di rumah baruku, satu hal yang membuatku terkejut adalah keterasingannya. Rumahku berada di lokasi yang sangat terpencil. Aku hanya memiliki satu tetangga dan agen yang menjual rumah ini meyakinkanku bahwa rumah yang berada di sebelahku itu sudah kosong selama bertahun-tahun.

Akan tetapi, tiga malam lalu saat aku sedang mengajak anjingku jalan2, tanpa sengaja aku melihat ke arah rumah tua itu. Ada tiga sosok berdiri di serambi rumah itu. Mereka tak bergerak sedikitpun di sana. Aku tak mampu melihat wajah mereka, namun aku cukup yakin mereka sedang menatapku.

Dua malam yang lalu, aku kembali melihat mereka. Namun mereka kini tak berada di serambi. Mereka berada di halaman rumah mereka.

Tiap pagi aku berusaha memastikan dengan melihat ke arah rumah itu lagi. Namun sama sekali aku tak menemukan tanda-tanda kehidupan di rumah itu. Mataharipun terbenam dan kemarin malam, aku melihat mereka berada di depan halaman rumahku.

Kini aku sedang mengintip jendela, mencoba mencari mereka. Aku tak melihat mereka, namun senja semakin datang dengan cepat.

***

11 comments:

  1. Hi.......!!! Mereka ada didalam rumah!!!!! :(

    keep posting ya.. :)

    ReplyDelete
  2. serem banget. kerja 39 tahun, baru bisa beli rumah.
    udah gitu di daerah terpencil lagi

    ReplyDelete
  3. @henda : sereman yang itu ternyata ya. Hkhkhkhkh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiiiy, nanti pas ketemu ama hantunya si "aku" jawab, "Ah, nggak serem. Gue kerja 39 tahun baru dapet rumah kayak gini, sereman mana ama aelo?

      Delete
    2. Zaman sekarang, setan kalah serem sama tuntutan ekonomi

      Delete
  4. Kasihan orang itu udh kerja 39 tahun, hidup di pulau terpencil, ada hantunya lgi.... kasihan

    ReplyDelete