Saturday, April 18, 2020

APA YANG TERJADI DENGAN 2020?



Tahun ini benar-benar menjadi tahun yang “wow” buat kita. Bencana demi bencana terjadi, seolah tengah menghukum kita. Sebenarnya apa yang tengah terjadi? Di sini gue akan membahas satu demi satu apa saja yang terjadi selama awal tahun 2020 ini.

WORLD WAR III?



Kita mulai diskusi kita dengan bulan Januari 2020. kala itu, baru minggu pertama saja sudah ada trending di twitter tentang hastag #WW3 atau Perang Dunia III gara-gara pemerintahan Amerika Serikat di bawah komando Donald Trump memerintahkan pembunuhan terhadap Qasim Soleimani. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa insiden tersebut akan memicu Perang Dunia III, apalagi Iran ditengarai memiliki senjata nuklir.

Mungkin kalian berpikir, masa iya bisa Perang Dunia III, kan yang meninggal cuma satu orang? Kalian perlu ingat bahwa Perang Dunia I juga dipicu oleh kematian satu orang, yakni Archduke Franz Ferdinand di Eropa (well, dua sih sebenarnya, tapi Sophie istrinya termasuk collateral damage). Begitu pula jika kalian pernah membaca postingan gue tentang “Butterfly Effect”, maka kalian akan pernah mendengar nama Charles Lennox Richardson yang kematiannya menimbulkan akibat beruntun hingga Jepang terlibat Perang Dunia II.

Namun good news-nya, kekhawatiran itu mungkin terlalu berlebihan, sebab Iran sendiri tak memiliki pendukung kuat untuk melancarkan perang sejagad. Walaupun terletak di kawasan Timur Tengah, namun kehadirannya tak begitu direstui oleh negara-negara Arab lain. Pasalnya, Iran cukup berbeda karena menganut paham Syi'ah, sedangkan mayoritas negara Timur Tengah lain menganut paham Sunni. Cuma gawat juga sih kalo Iran ber-ally alias bersekutu ama negara yang juga jadi musuh Amrik semacam Tiongkok dan Rusia.


KEBAKARAN HUTAN DI AUSTRALIA



Lepas dari kekhawatiran kita tentang Perang Dunia III, muncul lagi berita tentang kasus kebakaran di Australia. Masalah inipun sering pula dihadapi negara kita, namun kerusakan yang ditimbulkan di benua mungil ini cukup dahsyat. Diperkirakan sekitar 1 trilyun satwa liar di Australia musnah akibat kebakaran ini. Padahal, banyak diantaranya merupakan satwa endemik yang khas di Australia, seperti koala dan kanguru, yang tak ditemukan di benua lain. Salah satu rekaman paling memilukan dari bencana ini adalah seorang wanita yang berusaha menyelamatkan seekor koala dari kebakaran hutan ini. Sayang, koala ini akhirnya tewas karena luka bakarnya yang terlalu parah.

VIDEO



MELETUSNYA GUNUNG BERAPI TA'AL DI FILIPINA



Negara tetangga kita ini berada di wilayah “Ring of Fire” sehingga tak heran memiliki banyak gunung berapi. Pada 12 Januari 2020, salah satu gunung berapi di Provinsi Batangas, Pulau Luzon bernama Ta'al meletus. Jika kalian tak asing dengan danau Toba yang sesungguhnya merupakan sisa kawah vulkanik gunung berapi purba, maka sama halnya dengan gunung Ta'al ini. Ta'al merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di Filipina dan berada di tengah sebuah danau. Namun bukan danau biasa, danau tersebut adalah danau kawah vulkanik, yang sama seperti Toba, merupakan bekas erupsi dahsyat sebuah gunung berapi purba puluhan ribu tahun yang lalu. Yang paling mengkhawatirkan warga Filipina kala itu, Ta'al terletak hanya 100 kilometer (2 jam perjalanan) dari Manila, ibu kota Filipina yang berpenduduk 12 juta jiwa.

Letusan Ta'al memang tak sedahsyat yang diperkirakan, namun bukan gunung berapi ini saja yang tengah bergejolak di Asia Tenggara. Tercatat dua gunung berapi paling termashyur di negara kita, yakni Anak Krakatau dan Merapi, juga tercatat mengalami erupsi. Anehnya, sehari sebelum meletus, pada 29 Februari 2020, sebuah meteor tercatat melintas, bahkan menghantam Gunung Merapi. Apakah ini sebuah pertanda dari langit ataukah kebetulan semata?




TORNADO DI AMERIKA SERIKAT



Walaupun tak memiliki gunung berapi (terkecuali Yellowstone) Negara Paman Sam-pun tak lepas dari bencana alam. Tornado merupakan bencana khas benua Amerika yang biasanya terjadi di wilayah selatan (Southern States) seperti Lousiana, Texas, Alabama, Tennessee, Mississippi, Georgia, dan South Caroline. Wabah tornado dimulai sejak Januari, namun puncaknya baru menerpa di sekitar Maret dan April. Tercatat, bencana tornado di Amerika Serikat sudah menimbulkan 69 korban jiwa dan kerugian finansials ebesar 4,4 trilyun dollar.

WABAH BELALANG DI AFRIKA



Wabah belalang merupakan salah satu bencana berskala biblikal yang terus diingat berkat kisah Nabi Musa di Mesir. Kini, benua Afrika kembali terserang wabah yang sama. Menyerang Afrika Timur, tepatnya di Kenya, Ethiopia, dan Somalia, dikhawatirkan serangan wabah belalang ini bisa memicu kelaparan besar-besaran di Afrika. Pasalnya wabah belalang ini menyerang lahan pertanian dan bisa memangsa bahan makanan untuk 35.000 orang dalam satu hari saja. Celakanya, karena letak Afrika Timur yang dekat dengan Asia, diperkirakan wabah belalang ini akan menyerang Timur Tengah hingga Pakistan.

CORONAVIRUS



Yap, bencana yang kita hadapi saat ini (ketika tulisan ini dibuat) dan masih on-going serta melumpuhkan hingga negara-negara yang mengaku adidaya, adalah virus Covis-19 yang melanda dunia. Wabah yang diduag berasal dari Wuhan, Tiongkok ini telah menyebar hingga ke penjuru planet dan (saat tulisan ini dibuat) sudah menjangkiti hampir 2 juta jiwa. Tercatat negara-negara yang paling terdampak oleh wabah virus ini adalah Amerika Serikat, Italia, Spanyol, hingga Iran. Tak hanya banyaknya korban jiwa, wabah penyakit ini juga menimbulkan dampak ekonomi yang luar biasa besar, yang naasnya akan paling dirasakan oleh kaum ekonomi lemah alias para “wong cilik”.

Seberapa banyak korban jiwa yang akan menjadi “tumbal” virus ini? Well, death toll resmi dari China, negeri asal virus ini, konon mencapai hampir 4 ribu jiwa. Namun statistik lain mencatat sekitar 21 juta akun pengguna telepon genggam di negara tirai bambu itu “menghilang” setelah wabah dinyatakan usai di Tiongkok. Apakah ini angka nyata para korban virus yang disembunyikan oleh pemerintah komunis China?

Tak hanya itu, virus ini juga mengubah gaya hidup seantero penduduk dunia ini. Sekitar sepertiga penduduk bumi ini, atau 2,6 milyar manusia, berada di bawah perintah lockdown atau tetap di rumah. Gaya hidup manusiapun berubah dan bisa dibilang memberi sisi positif (jika kita mau melihatnya). Tingkat polusi dunia menurun drastis dan dampaknya langsung terasa. Air di Venesia, Italia yang semula keruh berubah jernih. Langit biru kembali terlihat di kota-kota megapolitan yang dikenal memiliki tingkat pencemaran udara yang mengkhawatirkan, seperti Beijing. Satwa-satwa liar seperti camar, rusa, penyu, dan lumba-lumba kembali ke habitat awal mereka.

Mungkin manusia-lah virus yang harus dimusnahkan di muka bumi ini dan virus Corona adalah vaksinnya. Entah ...

KEBAKARAN DI CHERNOBYL



Yap, jika bencana alam, wabah penyakit, dan kelaparan belumlah cukup, kini masih ada satu lagi yang harus kita hadapi: kebakaran hutan di dekat Pripyat, Ukraina. Pripyat merupakan lokasi reaktor nuklir Chernobyl yang pernah meledak pada tahun 1986 dan melepaskan radiasi mematikan yang sebegitu nyarisnya memusnahkan Eropa (itu sih yang kita pelajari dari miniseri “Chernobyl”). Namun kini ada berita lain lagi. Kebakaran hutan terjadi di Ukraina dan lokasinya cukup mengkhawatirkan, sebab jika dibiarkan, dikhawatirkan akan mendekati sisa reaktor nuklir Chernobyl dan meledakkannya!

Tak hanya itu, selama ini radiasi Chernobyl selama bertahun-tahun diserap oleh pepohonan, yang memang diketahui menyerap zat-zat kimia dan radioaktif berbahaya dari tanah. Adanya api yang membakar hutan ini dikhawatirkan akan melepaskan kandungan radioaktif itu kembali ke udara. Buktinya sudah ada, level radiasi di sekitar Chernobyl sudah merangkak naik berkat kebakaran tersebut. Well, nuclear fallout after an apocalyptic virus plague, why not???


TRUMP FOR THE SECOND TERM?



Yap, dari semua bencana di atas inilah yang menurut gue paling mengkhawatirkan. Kalian mungkin sudah membaca postingan gue tentang kandidat calon presiden dari Amerika Serikat yang sayangnya, mulai tumbang satu demi satu. Kini tersisa dua orang, yakni Joe Biden dari Partai Demokrat dan Donal Trump dari Partai Republikan. Sayangnya, citra Joe Biden sendiri diragukan karena tercium desas-desus bahwa kandidat berusia 77 tahun ini ditengarai menderita dementia (kepikunan). Well, hal tersebut tidaklah mengherankan mengingat usianya yang sudah sepuh. Apa ini berarti pilihan akan kembali (mau tak mau) jatuh pada Donald Trump walaupun kapabilitasnya teramat diragukan? Bagaimana nasib dunia ini jika Trump kembali terpilih?


4 comments:

  1. Kenapa Michelle Obama gak mencalonkan diri sebagai calon presiden? 🥺

    ReplyDelete
  2. Entah knpa bukti2 Trump anggota freemason/illuminati/nwo sangat jarang di blog2 konspirasi ya sangat berbeda dgn Bush & Obama, apakah emg dia mau di kambing hitamkan dilihat paling banyak korban skrng di AS. Hanya opini, maaf jika keliru :P

    ReplyDelete
  3. Letusan Anak Krakatau jangan lupa bang

    ReplyDelete
  4. Bang, saran gw sering sering ngasi link artikel lu saat nyinggung artikel lu. Kayak pas nyinggubg butterfly effect, kasi juga sekalian link ny, biar pembaca yg blom baca bisa langsung pergi k artikel lu.

    Dah, itu aja, semangat nulisnya bang :v

    ReplyDelete