Thursday, May 7, 2020

TAHUN 2020 BURUK? KALIAN BERUNTUNG TIDAK HIDUP DI TAHUN 536 M, TAHUN TERBURUK DALAM SEJARAH MANUSIA





Kita mengalami banyak sekali bencana di tahun 2020 ini, tapi itu semua tak ada tandingannya dengan tahun yang disebut-sebut para sejarawan sebagai tahun terburuk dalam sejarah manusia, yakni tahun 536 M. Memang ada tahun-tahun dengan bencana mematikan dalam sejarah manusia. Lihat saja tahun 1349 dimana wabah “Black Death” menyapu bersih separuh populasi Eropa, atau 1918 dimana wabah “Flu Spanyol” membasmi sekitar 100 juta penduduk dunia. 

Tapi situasi tahun 536 sungguh berbeda. Mulai dari wabah kelaparan, perang, hingga wabah penyakit, semuanya muncul berbarengan, menyiksa manusia yang hidup di masa itu dengan penderitaan tak terperikan. 

Yang mengejutkan, semuanya itu diduga disebabkan oleh bencana alam, kemungkinan letusan gunung berapi.



Tahun 536 M, dunia mengalami apa yang disebut dengan cuaca ekstrim. Mungkin dalam istilah masa kini, ketika mendengar cuaca ekstrim, kita akan membayangkan hujan yang amat deras atau bahkan badai. Namun yang dialami penduduk dunia kala itu jauh jauh lebih mematikan dariipada itu. Pada tahun 536 M, penduduk di berbagai belahan dunia, mulai dari Eropa, Asia, hingga Amerika (yang kala itu belum dikolonisasi oleh bangsa Barat) mengalami berbagai fenomena aneh.

Kabut misterius muncul di berbagai belahan dunia. Catatan sejarah menyebutkan kabut itu bukanlah seperti kabut yang muncul di pagi hari kala cuaca dingin, sebab kabut karena uap air itu seharusnya terasa basah. Namun kabut aneh yang menyelimuti kota-kota mereka kala itu adalah kabut yang kering. Tak ada yang tahu darimana asalnya kabut itu, namun yang jelas kabut itu tak hanya menghalangi penglihatan kita saja.

Namun kabut itu juga memblokir cahaya matahari.

Seorang sejarawan bernama Procopius yang kala itu hidup di Byzantium, Kekaisaran Romawi Timur, mencatat hal ini:

Pada tahun ini, firasat bencana terlukis di langit. Karena matahari telah memancarkan sinarnya yang temaram ... seakan-akan sang surya tengah dimangsa gerhana, sebab cahyanya tak lagi benderang ...”

Yang mengejutkan, peristiwa tersebut terjadi selama 18 bulan!

Gambaran penderitaan rakyat Eropa yang didera perang, kelaparan, bencana alam, hingga wabah penyakit pada tahun yang sama, yakni 536 M



Adanya kabut itu jelas berdampak amat dahsyat bagi dunia pertanian. Tanpa adanya sinar matahari yang cukup, tanaman takkan mampu berfotosintesis dan akibatnya, banyak tanaman pangan yang mati dan gagal panen. Bencana kelaparan-pun melanda. Catatan sejarah kuno di Inggris dan Irlandia mengisyaratkan bahwa pada 536 M terjadi wabah kelaparan karena gagal panen dan roti gandum (makanan pokok masyarakat Eropa kala itu) menjadi teramat langka.

Tak hanya itu, cahaya matahari yang temaram juga mengakibatkan suhu dunia menurun dan di wilayah subtropis, salju mulai turun, bahkan di tengah musim panas. Tak hanya Eropa yang melaporkan hal tersebut, Kekaisaran kuno Tiongkok di China juga mengalami gagal panen. Di bagian Asia lain, Kerajaan Gupta di India dan Kekaisaran Sassanid di Iran juga runtuh akibat bencana berkepanjangan itu.

Dampaknya terasa bahkan di Benua Amerika. Terjadi kekeringan di wilayah kerajaan kuno Moche di Peru hingga dinasti tersebut akhirnya punah. Kota raksasa Teotihuacán di Mexico kuno juga mengalami perang dan kerusuhan akibat perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan dan bencana kelaparan tersebut.

Namun yang menerima dampak paling berat adalah bangsa Eropa yang kala itu masih berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi. Kala itu, bangsa Romawi masih menghadapi perang menghadapi kaum barbar bernama Vandal dari Jerman (dari nama mereka muncul kata “vandalisme”) yang menghancurleburkan kota Roma. Namun seakan penderitaan mereka kala itu belum cukup, muncul lagi musuh yang tak dapat mereka lihat: wabah pes.

Wabah yang disebut “Wabah Justinian” tersebut (karena terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Justinus) konon membunuh 5.000 orang per hari di kota Constantinopel, ibu kota Romawi Timur dan melenyapkan sekitar 40% penduduk kota tersebut. Jumlah korban jiwa akibat amukan wabah yang disebarkan virus ini tak pernah tercatat dengan jelas, diduga antara 25-100 juta jiwa. Namun angka “moderat” yang diterima oleh sebagian besar sejarawan adalah 50 juta jiwa, yang tetap saja merupakan angka yang luar biasa besar.

Letusan gunung berapi semacam inilah yang menyebabkan bencana katastrofik di tahun 536 M, tahun terburuk dalam sejarah umat manusia



Namun apa yang sebenarnya terjadi? Para ilmuwan sepertinya sepakat akan satu hal: musim dingin vulkanik atau “volcanic winter”. Seperti namanya, bencana akbar yang melanda tahun 536 M disebabkan oleh letusan gunung berapi. Tentu saja, catatan sejarah kala itu kurang bisa diandalkan sehingga kita tidak mengetahui gunung berapi mana yang meletus, namun ada berbagai dugaan.

Pada 1984, seorang ilmuwan bernama R. B. Stothers mempostulatkan bahwa bencana pada 536 M disebabkan oleh letusan gunung berapi Rabaul di Papua Nugini.

Pada 1999, David Keys berteori bahwa letusan Krakatau di Selat Sunda-lah yang bertanggung jawab atas kengerian yang melanda dunia tahun 536. Kebetulan, Kitab Pararaton asal tanah Jawa juga menyebutkan bahwa Krakatau sekitar tahun tersebut. Jika benar, ini bukan kali pertama letusan gunung berapi di Indonesia memproak-porandakan bumi ini. Pada 1816, letusan Tambora di Sumbawa menyebabkan “Tahun Tanpa Musim Panas” di Eropa yang berakibat bencana kelaparan dahsyat di benua tersebut.

Pada 2009, sekelompok peneliti dari observatorium di New York mengajukan teori yang sama sekali berbeda. Dari hasil penyelidikan mereka terhadap es di Greenland, mereka berpendapat bahwa penyebab bencana tersebut justru adalah meteor yang jatuh ke bumi.

In 2010, Robert Dull, John Southon, dan rekan-rekannya mengajukan bukti bahwa letusan Tierra Blanca Joven di El Salvador, Amerika Tengah meletus dengan dahsyat pada 536 M hingga menciptakan danau kaldera bernama Ilopango. Melihat kebetulan ini, tentu tak salah jika mereka menganggap gunung berapi ini bertanggung jawab atas perubahan iklim kala itu.

Pada 2018, peneliti dari kampus bergengsi Harvard University mengemukakan teori mereka bahwa letusan gunung berapi di Islandia pada tahun 536 M adalah penyebab bencana berskala global tersebut.

Wow, ada begitu banyak penjelasan tentang penyebab musibah yang melanda tahun 536 ini, lalu mana yang benar? Bagaimana jika kita berpikir seperti ini: bagaimana jika semuanya benar? Bagaimana jika pada satu tahun itu, 536 M, terjadi letusan gunung berapi di Papua Nugini, Indonesia, Amerika, dan Islandia (ditambah sekalian meteor jatuh juga boleh) secara hampir bersamaan dalam satu tahun? Dan semua itu menyebabkan bencana berupa perang, kelaparan, hingga wabah penyakit yang memusnahkan puluhan juta nyawa manusia? Tentu itu membuktikan bahwa tahun 536 M memang tahun terburuk dalam sejarah umat manusia.

Yang jelas, dampak musibah berkepanjangan di tahun 536 M menyebabkan dampak traumatis yang legendaris bagi penduduk Eropa yang mengalami dampak paling berat. Diduga akibat tahun 536 M yang kelam karena didera berbagai bencana, kekaisaran Romawi akhirnya runtuh dan menjadi permulaan “Masa Kegelapan” atau “Dark Age” yang mencekam Eropa selama berabad-abad. 

Pada Masa Kegelapan itu pemahaman pengetahuan dan sains bangsa Eropa menurun drastis dan kehidupan mereka diisi keprimitifan dan takhyul. Bangsa Eropa tak pernah bangkit ke masa kejayaan mereka hingga lebih dari satu milenium kemudian, dimana pada abad ke-17 muncul masa Renaissance yang menerangi kebudayaan Eropa. 

Bahkan legenda Ragnarok di mitologi Skandinavia konon terinspirasi oleh penderitaan maha dahsyat kala itu, dimana tak heran, karena skala kengeriannya, mereka mengira itulah akhir dunia.


10 comments:

  1. Gak bisa bayangin 😲 ..
    Cukup tahun 536 saja yang di jadikan sejarah tahun terburuk.
    Semoga keburukan di tahun ini segera berakhir, dan tidak bertambah lebih buruk lagi. Aamiin 🙏🏻

    ReplyDelete
  2. Walau jarang post di blog, tetap suka dengan konten-kontennya bang Dave

    ReplyDelete
  3. Next bikin post tentang dark age dong bang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh dong bang dark age, aq nyari nyari diberbagai buku g' ada yg lengkap

      Delete
  4. gw penasaran,bisa ga sih gunung meletus secara bersamaan ?

    ReplyDelete
  5. Kok tulisannya ketjil2 g kayak biasanya ya bang, skrg kaya pori2ku yg halus akibat kamera b216 ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga tau juga nih, settingan di blogger-nya aneh. Padahal udah kuset ke Arial yg biasanya tapi tetap aja fontnya jadi begini

      Delete
  6. Baru tau dari web ini. Lanjut lagi bahas sejarah Bang.

    ReplyDelete
  7. Sudah lama sekalee saya gak baca blog ini karena dulu sempat "hiatus" selama beberapa saat. Ternyata masih ada dan update.

    ReplyDelete
  8. bang lu ambil di artikelnya weird hitory yah?

    ReplyDelete