Dalam tarot ada kartu yang disebut “The
Hanged Man” dan kebetulan juga, ketika gue sedang scrolling artikel
sebuah OA Line yang cukup kontroversial, gue melihat sebuah bedah
postingan hoax yang menampilkan sosok ini. Dia pria bernama Majid
Kavousifar, seorang terpidana mati asal Iran yang mengalami eksekusi
publik dengan cara digantung. Namun herannya, di detik-detik
kematiannya, dia justru tersenyum dan melambai. Ini yang membuat gue
tertarik mendalami ceritanya.
Pembaca, inilah bedah kasus kali ini.
Majid Kavousifar bersama dengan
keponakannya Hoseein, menembak mati seorang hakim Iran bernama Masoud
Ahmadi Moghaddasi pada tahun 2005. Mereka berdua sempat mencoba
mencari suaka ke Kedubes Amerika di Uni Emirat Arab, namun ditolak.
Karena kejahatan mereka yang dianggap sangat serius oleh pemerintah
Iran, mereka berdua dihukum gantung di depan publik di Alun-Alun
Teheran pada 2007.
Yang menarik, sebelum dieksekusi, Majid
justru tersenyum dan terlihat bahagia. Ternyata ini disebabkan karena
keponakan begitu ketakutan menjelang eksekusi mati itu. Melihat
ekspresi sang keponakan, Majid memutuskan untuk menghiburnya dan
membuatnya tenang dengan cara tersenyum. Tapi tentu hal itu tidak
mengurungkan eksekusi mati itu dan keduanya pun dihukum gantung.
Sebelum buru-buru menghakimi mereka,
marilah kita lihat alasan mengapa mereka melakukan ini. Ketika
mencari informasi tentang korban mereka, Hakim Moghaddasi paling
tidak terlibat dalam tiga kasus yang ternama. Pertama adalah
pemenjaraan Akbar Ganji, seorang jurnalis pro-demokrasi Iran yang
ditangkap karena bukunya tentang investigasi rantai pembunuhan yang
terjadi pada tahun 90-an dianggap menuduh pemerintah Iran. Selepas
dari penjara, beliau justru mendapat penghargaan jurnalistik
internasional yang bergengsi, antara lain Golden Pen of Freedom
Award, Martin Ennals Award for Human Rights Defenders, Press Freedom
Award dari komunitas Canadian Journalist for Free Expression, dan
John Humpfrey Freedom Award.
Hakim Moghaddasi juga terlibat dalam
skandal kematian Zahra Kazemi, seorang fotografer berkebangsaan
Kanada yang kala itu ditangkap karena memfoto demonstrasi yang
terjadi di Teheran pada 2003. Ia tewas di dalam penjara, menurut
pengakuan pemerintah Iran karena serangan stroke. Namun pihak
forensik mengatakan lain. Zahra diperkosa, disiksa, dan dibunuh di
dalam penjara.
Terakhir, beliau juga terlibat dalam
kasus kriminilisasi blogger kritis bernama Mojtaba Saminejad yang
ditangkap dan disiksa dalam penjara karena konten-konten blognya yang
pro-kebebasan berekspresi dianggap menghina pemimpin Iran dan juga
“menistakan nama Nabi”.
Kembali pada dua jiwa yang dieksekusi
itu. Are they murderers or martyrs, who am I to judge?
Lebih sedih baca versi realnya drpd versi hoaxnya 😭😭😭
ReplyDeleteBang Oa line yg bedah kasus kontroversial idnya apa dong?
ReplyDelete"Dia tersenyum untuk menenangkan keponakannya yang ketakutan" 😢
ReplyDeleteNo :"(
ReplyDeleteSedih amat
ReplyDeleteYa nangis, dasar cengeng
ReplyDelete