Sunday, August 29, 2021

KISAH CHRISTINE COLLINS: KEGIGIHAN SEORANG IBU YANG MENGINSPIRASI FILM ANGELINA JOLIE

Sebuah kasus menghebohkan terjadi pada tahun 1920-an di negara bagian California Amerika Serikat. Kala itu, seorang ibu kehilangan anak semata wayangnya dan meminta bantuan kepada polisi. Namun ketika polisi kemudian menemukan sang anak, sang ibu malah dianggap menderita gangguan jiwa dan dimasukkan ke rumah sakit karena mengaku bahwa anak yang mereka bawa tersebut bukan anak yang sesungguhnya. Kasus yang aneh memang. Namun yang lebih aneh lagi, kasus tersebut kemudian diketahui berkaitan dengan sosok seorang pembunuh berantai yang beraksi tak jauh dari kota Los Angeles.

Kasus di atas sering disebut sebagai “The Wineville Chicken Coop Murders” karena sang pelaku menyekap korban-korbannya di sebuah kandang ayam di kota Wineville. Namun gue lebih suka menyebutnya sebagai kasus Christine Collins karena melibatkan kegigihan seorang ibu demi mendapatkan kembali anaknya. Tak hanya melibatkan pembunuh berantai, tapi juga kasus kriminal ini juga menguak borok korupsi yang menggerogoti kepolisian Amerika Serikat.

Karena cerita ini cukup rumit, maka akan gue ceritakan satu demi satu melalui sudut pandang para tokohnya.

SANFORD CLARK

Pada 1924, seorang pemuda bernama Sanford Clark datang dari Kanada ke California, Amerika Serikat bersama dengan ayahnya untuk bekerja kepada pada saudara sepupunya, Gordon Northcott yang kala itu memiliki sebuah ranch atau peternakan. Selama 4 tahun ia hidup di sana hingga pada tahun 1928, kakak perempuan yang bernama Jessie mengunjunginya dari Kanada. Namun bukannya melihat adiknya terlihat bahagia dan tercukupi kebutuhannya di ranch tersebut, Sanford justru terlihat amat ketakutan. Adiknya itu kemudian menceritakan suatu rahasia di tengah malam, ketika semua orang di rumah itu telah lelap tertidur.

Rahasia itu akan membuat semua orang tercengan dan menguak tabir misteri yang telah lama terpendam, bahkan hingga mempengaruhi jalan hidup seorang ibu tak berdosa, puluhan kilometer jauhnya.

CHRISTINE COLLINS

10 Maret 1928 menjadi awal penanda sebuah kasus misteri yang menggemparkan Amerika. Seorang anak berusia 9 tahun bernama Walter Collins diculik ketika dia pergi ke bioskop di Los Angeles, California. Awalnya, ibunya, Christine Collins percaya bahwa suaminya-lah yang menculik Walter. Pasalnya sang ayah sudah biasa terlibat dalam dunia kejahatan, bahkan pernah menjadi narapidana karena perampokan bersenjata.

Hilangnya Walter menjadi berita utama. Kepolisian Los Angeles berusaha mencari tahu keberadaannya, namun tanpa hasil. Hal ini menyulut ketidakpercayaan masyarakat akan kinerja polisi, bahkan membuat mereka mulai menghadapi publisitas negatif dari media massa. Hal ini kemudian akan memicu kasus ini bergulir ke peristiwa yang tak pernah diduga sebelumnya.

Lima bulan setelah raibnya Walter, seorang anak laki-laki yang mengaku sebagai Walter ditemukan di negara bagian Illinois. Kepolisian kemudian mengirimkan foto  anak tersebut ke Christine, ibu Walter. Karena kemiripannya, Christine pun meminta anak itu dibawa ke Los Angeles. Tak hanya itu, sebagai “bukti” keberhasilan mereka, kepolisian kemudian mengundang media massa untuk meliput acara pertemuan kembali Christine dengan anaknya itu, yang mereka adakan secara besar-besaran demi memulihkan publisitas mereka yang sempat tercemar akibat tak kunjung menyelesaikan kasus menghilangnya Walter.

Namun di sinilah masalahnya.

Pada acara tersebut, Christine menyatakan bahwa anak laki-laki itu bukanlah anaknya.

KAPTEN JJ JONES

Kapten JJ Jones, seorang petinggi kepolisian Los Angeles kala itu, memiliki banyak motif “sampingan” selain demi mempertemukan seorang ibu dengan anaknya yang telah lama hilang. Departemennya kala itu tercoreng nama baiknya dengan skandal korupsi yang membuatnya menjadi bulan-bulanan media serta kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Tak hanya itu, kegagalan mereka memecahkan berbagai kasus, termasuk kasus raibnya Walter Collins, juga membuat mereka menuai kritikan keras dari berbagai pihak.

Acara pertemuan kembali Christine dan anaknya yang diselenggarakan secara meriah oleh polisi diharapkan mampu menghapuskan kesan negatif yang mereka terima setelah serangkaian skandal korupsi tersebut. Namun mengejutkan, pada acara tersebut, Christine menyatakan bahwa anak yang ditemukan polisi bukanlah anaknya. Kapten JJ Jones, yang juga bertanggung jawab atas kasus Walter, kemudian meminta Christine untuk membawa pulang anak itu dan "mencobanya selama beberapa minggu". Christine yang ragu-ragu akhirnya setuju untuk melakukannya.

Namun setelah tiga minggu berlalu, Christine justru semakin kekeuh bahwa anak yang mereka temukan bukanlah anaknya. Christine kembali menemui Kapten Jones dan bersikeras pada klaimnya bahwa bocah itu bukanlah Walter. Pengakuan Christine itu tak hanya didasarkan pada perasaan seorang ibu saja, namun Christine juga membawa catatan gigi yang membuktikan bahwa anak itu bukanlah Walter, karena susunan giginya berbeda.

Namun bukannya berempati, Kapten Jones malah melakukan hal tak terbayangkan. Ia malah menangkap Christine dan menjebloskannya bangsal psikiatris di Los Angeles County Hospital, sebuah rumah sakit jiwa di bawah "Kode 12", sebuah istilah yang digunakan untuk memenjarakan seseorang yang dianggap “sulit” atau menyusahkan kepolisian.

Alasan mengapa Christine ditahan tentu mengejtkan. Bukannya pintanya sebagai ibu yang kehilangan anaknya (ingat, jika anak yang ditemukan tersebut bukan Walter, maka anaknya tersebut masih berada di luar sana), namun justru demi menjaga “ego” dan “nama baik” kepolisian, Christine dianggap gila karena bernai mengklaim bahwa anak yang ditemukan polisi itu bukanlah anaknya.

ARTHUR HUTCHENS

Selama Christine ditahan di rumah sakit jiwa, Kapten Jones menanyai bocah yang ia bawa tersebut. Ia akhirnya mengaku bahwa ia bukanlah Walter, melainkan anak bernama Arthur Hutchens, Jr. yang berusia 12 tahun. Ia kabur dari rumahnya di Iowa karena senantiasa diperlakukan tak adil oleh ibu tirinya dan hidup menggelandang di pinggir jalan. Ia sengaja “menyamar” menjadi Walter setelah mendengar kasus tersebut dan menyadari bahwa ia memiliki kemiripan dengan sang anak yang hilang. Motifnya bisa dibilang cukup “polos”. Bukan demi alasan finansial, namun ia selalu ingin pergi ke Hollywood untuk bertemu aktor favoritnya.

Namun ternyata pengakuan Arthur itu tak kunjung membuat Christine dibebaskan. Barulah ketika seorang pendeta sekaligus aktivis bernama Gustav Briegleb yang kala itu mendengar tentang kasus yang menimpa Christine dan menajdi iba. Sang pendetapun berjuang melepaskan Christine dari rumah sakit jiwa. Akhirnya, 10 hari setelah pengakuan Arthur, barulah Christine dibebaskan.

GORDON NORTHCOTT

Kita kembali ke prolog cerita kita. Jessie, sang kakak yang tengah mengunjungi adiknya, Sanford, dari Kanada mendengar pengakuan mengejutkan. Sang sepupu yang memiliki ranch tersebut dan juga menjadi majikan Sanford sesungguhnya adalah psikopat. Gordon Northcott yang baru berusia 22 tahun telah menghabisi 4 anak dan membunuh seorang pria Meksiko, serta menyembunyikan mayat mereka di ranch tersebut. Sanford yang takut akan nyawanya terpaksa membantu Gordon mengubur mayat-mayat itu.

Jessie tentulah kaget setengah mati, namun beruntung ia masih bisa bersikap kalem di depan Gordon dan berjanji akan menolong adiknya. Sepulangnya ia ke Kanada, ia langsung menghubungi pihak berwajib yang selanjutnya menghubungi konsulat Amerika yang mengirim dua inspektur ke sana untuk menyelidikinya.

Pada 31 Agustus 1928, dua inspektur datang mengunjungi peternakan. Namun Gordon telah melihat mobil mereka sebelum tiba ke peternakan. Sebelum melarikan diri Gordon menunjukkan kekejiannya dengan memaksa Sanford untuk menghentikan mereka atau ia akan menembaknya dari balik pepohonan dengan senapan. Selama dua jam berikutnya, Sanford berusaha membuat sibuk kedua petugas itu, sementara, Gordon kabur. Akhirnya setelah Sanford merasa bahwa para petugas itu dapat melindunginya, dia memberi tahu mereka bahwa Northcott telah melarikan diri ke dalam hutan.

Gordon dan ibunya, Sarah Louise, yang juga terlibat dalam pembunuhan-pembunuhan itu, berusaha melarikan diri ke Kanada, tetapi ditangkap di British Columbia pada 19 September 1928. Sanford lalu bersaksi bahwa Gordon telah menculik, menganiaya, dan membunuh tiga anak laki-laki dengan bantuan ibunya. Clark juga bersaksi tentang pembunuhan seorang pemuda keempat, seorang warga negara Meksiko,

Pihak berwenang yang memeriksa tanah tempat ranch Gordon berada menemukan tiga kuburan. Akan tetapi, mengingat kesadisan Gordon, kuburan-kuburan ini hanya potongan-potongan berisi tubuh. Kesaksian Sanford mengakibatkan Gordon  dijatuhi hukuman mati dan Sarah Louise dipenjara seumur hidup.

Pembunuhan oleh Gordon Northcott meninggalkan bekas luka di kota Wineville. Penduduknya begitu trauma hingga memutuskan mengubah namakota merekadari Wineville menjadi Mira Loma demi “membuang sial”, apalagi karena sudah beredar banyak publisitas negatif dari media massa tentang kota mereka.

Namun apa kaitan kasus Gordon Northcott dengan Christine Collins?

SARAH LOUISE

Kita akan mencoba masuk ke dalam pikiran seorang pembunuh berantai. Sarah Louise, sang ibu, membeberkan kesaksian yang mencengangkan.

Selama sidang, Sarah mengaku bahwa dia sesungguhnya bukanlah ibu kandung Gordon, melainkan neneknya. Gordon rupanya adalah hasil incest antara suaminya dan putri mereka. Sang ayah, Cyrus, rupanya adlaah pria kejam dan predator seksual. Tak hanya memperkosa anak kandungnya sendiri, ia juga melecehkan Gordon, anak sekaligus cucunya sendiri, serta tak jarang menyiksanya. Mungkin inilah sebab Gordon berperilaku biadab, sebab sama sekali tak ada sosok welas asih yang mengajarkan untuk berperilaku sebagai manusia sewajarnya di dalam hidupnya.

Namun tak hanya itu pengakuan menghebohkan yang dituturkan Sarah. Saat sedang ditahan, Sarah juga mengaku bahwa korban mereka sesungguhnya tak hanya empat mayat yang telah ditemukan tersebut. Salah satu korban lainnya adalah Walter Collins, putra dari Christine Collins yang berusia sembilan tahun. Tapi Sarah kemudian menarik kembali pengakuannya itu.

Entah benar atau tidak Walter menjadi korban kekejian Gordon. Namun pihak berwajib sendiri tak menampik bahwa korban asli Gordon mungkin berjumlah hingga 20 anak laki-laki, tetapi tak ada satupun bukti yang bisa mendukung spekulasi itu.

Pada 13 Februari 1929, Gordon yang masih berusia 23 tahun akhirnya dihukum mati.

CHRISTINE COLLINS

Setelah skandal penjeblosan dirinya ke rumah sakit jiwa berakhir, Christine-pun melanjutkan kembali tugasnya sebagai seorang ibu untuk menemukan kembali anaknya yang hilang. Harapan Christine kembali muncul setelah 1953, sekitar 5 tahun setelah eksekusi Gordon, seorang anak dan orang tuanya muncul ke media dan mengatakan bahwa 7 tahun lalu, ia menjadi korban penculikan oleh Gordon, namun berhasil lolos. Hal ini kemudian menerbitkan harapan dalam hati Christine bahwa, entah bagaimana caranya, Walter juga berhasil kabur dari sekapan sang psikopat itu dan kini hidup bebas, entah di mana.

Hingga 1991, ketika Christine meninggal dunia pada usia 78 tahun, ia masih memegang teguh harapannya itu, walaupun ia tak pernah lagi menemukan anaknya itu.

Kisah tragis Christine Collins menginspirasi sutradara Clint Eastwood untuk membesut film berjudul “Changeling” pada 2008 yang dibintangi oleh Angelina Jolie. Bahkan perannya itu membuat Angelina mendapatkan nominasi Oscar sebagai aktris terbaik. Tak hanya itu, salah satu alur cerita “American Horror Story: Hotel” berpusat pada Miss Evers, pelayan Hotel Cortez, yang putranya diculik pada Halloween. Bahkan disiratkan bahwa putranya adalah salah satu korban tak dikenal dari Gordon Northcott.


SUMBER: WIKIPEDIA

7 comments:

  1. Semua yg berada disini kasian πŸ˜–πŸ˜– para korban yg tak bersalah, Gordon yg jd korban pelecehan ayah sekaligus kakeknya, sarah Louis yg harus membesarkan cucu dan anak tiri (??) dari perselingkuhan hina suaminya, Sanford yg jd saksi dan wistle blower kasus ini, juga sang ibu Collins, yg tetep berharap sampe akhir hayat, sebuah dosa yg menghancurkan hidup banyak keluarga

    ReplyDelete
  2. Kok gantung, Bang? Jadi masih Walter di sini gimana? Selamat kah?
    Yg polisi bilang, "mencobanya selama beberapa minggu", lu kata dia barang? Yg kalo gak cocok bisa ditukar... hedeh.

    ReplyDelete
  3. Gimana ya rasanya seorang ibu yg puluhan tahun rindu anaknya yg ga jelas dimana rimba nya, Ya alloh, jadi inget mamah

    ReplyDelete
  4. perasaan gue aja apa emg itu sikap iblis si bokapnya Gordon kerasa familiar bgt ditemuin di setiap kasus kejahatan kemanusiaan yg terjadi di US yak? Maksud gue, psycho predator mcm gini emg pasti ada tapi jarang bhkn mungkin bs diitung jari sejak Indo merdeka. segila-gilanya psikopat di mari biasanya kebanyakan bermotif ilmu hitam. Gabisa bayangin anjir ngehamilin anak sendiri, eh cucunya lahir dihajar pula. udah auto jadi nasabah soliter neraka ini org.

    ReplyDelete
  5. Berawal dari dosa incest, kekerasan, penyakit mental, melebar jadi tindak kriminal dan merugikan banyak pihak 🀧🀧🀧🀧🀧🀧🀧🀧🀧🀧

    ReplyDelete