Monday, August 2, 2021

THE KILLING OF SAMANTHA: TERBUNUH DALAM TAKSI ONLINE?

Kasus kematian Samantha Joseph yang terjadi pada 29 Maret 2019 bukanlah kasus biasa. kala itu kasus itu begitu menghebohkan negara bagian South Carolina di Amerika Serikat, bahkan sebuah hukum baru diluncurkan agar kejadian yang sama tak terjadi lagi. Hal ini karena kematiannya berkaitan dengan taksi online yang saat itu bisa dibilang sebagai sesuatu yang baru bagi masyarakat Amerika. Bahkan bisa dibilang keberadaan taksi online merupakan salah satu bentuk perubahan budaya yang disebabkan oleh kemajuan teknologi.

Hanya dengan berbekal aplikasi smartphone, kita bisa memanggil tumpangan secara online, bahkan cara pembayarannyapun sangat mudah. Kita juga bisa mengamati kemana kita akan pergi melalui peta yang berada diberikan di aplikasi tersebut. Tetapi ketika pertama kali muncul, belumlah ada regulasi yang ketat tentang keberadaan taksi online, yang terbukti menjadi masalah ketika seseorang mulai memanfaatkan kesempatan tersebut.

Yang jelas, semua berubah ketika Samantha Josephson ditemukan tewas.

Samantha Josephson lahir dan tumbuh besar di New Jersey. Kemudian ketika ia diterima di University of South Carolina, iapun pindah negara bagian tersebut. Ia bercita-cita menjadi seorang praktisi hukum internasional. Yang naas, Samantha sendiri akan lulus pada tahun 2019, tepat pada tahun kematiannya.

Pada malam kematiannya, Samantha menghabiskan malamnya di kota Columbia bersama teman-temannya. Karena saat itu ia tengah berpesta dan seperti kebiasaan  dalam budaya Barat, pesta tersebut melibatkan minuman beralkohol. Tak heran jika ia mabuk berat dan akhirnya memutuskan untuk pulang dengan menggunakan jasa Uber. yakni sebuah aplikasi taksi online yang sangat terkenal di Amerika Serikat.

Menurut rekaman CCTV, pada jam 2 lebih 9 menit malam, sebuah mobil berwarna Chevrolet Impala hitam parkir menepi di dekat Samantha. Samantha yang tengah mabuk berat langsung memasuki mobil itu, mengira bahwa mobil itu tak lain adalah mobil Uber pesanannya. Teman-temannya juga membiarkannya pergi karena merasa bahwa jemputan Samantha telah tiba dan ia akan pulang dengan selamat.

Akan tetapi bukanlah itu yang terjadi.

Foto CCTV terakhir yang memperlihatkan Samantha memasuki mobil yang ia kira sebagai jemputan Uber-nya

Ketika Samantha tak pernah pulang ke asramanya, teman sekamarnya menjadi sangat khawatir dan melaporkannya ke kepolisian. Segera polisi mengadakan penyelidikan dan hasilnya amatlah tragis. 14 jam setelah penjemputan tersebut, mayatnya ditemukan di sebuah lapangan di kota New Zion. Tubuhnya tak lagi bernyawa, bahkan ia menderita lebih dari 100 luka tusukan di tubuhnya. Pembunuhnya pastilah teramat sadis, sebab luka tusukan tersebut terletak di kepala, leher, wajah, tubuh bagian atas, hingga kaki.

Tak hanya itu, tak jauh dari lokasi jenazah Samantha ditemukan, polisi menemukan mobil yang menjemputnya pada malam itu, yaitu sebuah mobil Chevrolet Impala berwarna hitam. Yang mengejutkan, pengendara dan pemilik mobil tersebut, yaitu pria bernama Nathaniel Rowland, bukanlah sama sekali seorang pengemudi Uber!

Pada malam kejadian, Nathaniel kebetulan saja menepikan mobilnya di dekat Samantha yang tengah menunggu mobil jemputannya. Mengira bawa mobil Nathaniel adalah mobil Uber yang tengah dinanti-nantinya, Samantha langsung naik tanpa memeriksa plat mobil itu. Padahal jika ia waspada dan memeriksa plat mobil serta juga wajah dari sang driver, maka ia akan mengetahui bahwa mobil itu sama sekali bukan mobil yang yang ada di aplikasi Ubernya. Nathaniel, sang pengemudi, bukannya memperingatkan bahwa Samantha masuk ke dalam mobil yang salah, namun justru terpikat pada kecantikan Samantha sehingga hendak memperkosanya..

Teman-teman Samantha malam itupun sebenarnya memiliki andil dalam kematian naas gadis tersebut. Pasalnya mereka sama sekali tidak berniat memeriksa apakah mobil itu benar-benar adalah mobil Uber pesanannya. Nathaniel kemudian langsung mengemudikan mobil itu ke tempat sepi dengan Samantha yang masih mabuk di dalamnya. Apa yang terjadi malam itu di mobil itu, gue nggak ingin membayangkannya, tapi yang jelas itu berujung pada kematian Samantha yang tragis

Berbagai bukti tak pelak memberatkan Nathaniel, pasalnya teman-teman korban memberi kesaksian bahwa memang benar Nathaniel yang menjemput Samantha malam itu. Tak hanya itu, ketika ia ditangkap di dalam mobil tersebut, ditemukan berbagai macam cairan pembersih seperti bleach yang membuktikan bahwa nathaniel hendak membersihkan mobilnya dari segala bukti kejahatan yang dilakukannya. Tak hanya itu, bukti memberatkan lain adalah telepon genggam milik Samantha yang ditemukan di dalam mobil tersebut, disertai dengan genangan darah yang cukup banyak di kursi penumpang dan juga di dalam bagasi.

Kematian tragis Samantha Josephson memberi banyak pelajaran, termasuk para pengguna aplikasi Uber hingga pembuat legislasi di Amerika Serikat. Mereka tentunya sadar bahwa legislasi Amerika Serikat juga harus mengikuti kemajuan perkembangan zaman,  termasuk diantaranya penggunaan taksi online haruslah diatur demi menjaga keamanan, tak hanya pengemudinya, namun juga para penumpangnya.

Salah satu trik yang bisa digunakan oleh para penumpang setelah kejadian yang menimpa Samantha adalah selalu bertanya siapa nama sang penumpang atau sang pengemudi sebelum naik ke dalam mobil tersebut. Para penumpang juga harus selalu senantiasa awas dan memeriksa apakah plat mobil yang yang menjemputnya sama dengan plat mobil yang ada pada aplikasi tersebut. Mereka juga musti mencocokkan nama dan wajah dari sang pengemudi, apakah cocok dengan yang berada di dalam aplikasi tersebut 

Jika kita kurang yakin, di Amerika sana taksi taksi online wajib menempelkan sebuah stiker yang berisi QR Code yang bisa discan untuk memastikan apakah driver tersebut memang benar driver taksi online. Penyedia layanan ojol yang ada di Indonesia juga udah memiliki layanan yang bisa men-share lokasi kita kepada orang-orang tercinta ketika kita tengah naik ke dalam sebuah mobil. Tentu saja ada sisi positif dari kasus ini, yakni meningkatnya keamanan bagi para penumpang maupun pengemudi taksi online. Sayang sekali hal tersebut harus terjadi setelah kematian tragis Samantha Josephson.

SUMBER: WIKIPEDIA

 

2 comments:

  1. Sering sih dapet ojol atau taxol beda di foto sama pas dateng, tapi alhamdulilah gak pernah ada masalah. Tetep dianter sampe tujuan dengan selamat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya kalo. Siang dan jalanan rame sih ga gitu ngaruh. Tapi klo malem dan perjalanan sepi. Masa iya mau aja

      Delete