Biasanya tiap Minggu pagi aku senantiasa setia mengikuti misa di Gereja Katedral. Namun kali ini aku memutuskan ingin mencari sesuatu yang beda. Di sini aku akan menceritakan pengalamanku ikut misa di Gereja Santa Theresia Menteng. Gereja ini cukup bersejarah sebab dibangun pada tahun 1930-an. Pertama kali aku tertarik dengan gereja gara2 rekan sesama blogger yang juga umat gereja ini. Aku sejak dulu memang punya target untuk mengunjungi gereja2 terindah di Indonesia sambil backpacker-an. Gereja2 bersejarah yang ada di Semarang, Surabaya, Malang, hingga Kediri sudah pernah kujelajahi. Mumpung aku di Jakarta, aku juga pengen meresapi keindahan gereja2 bersejarah di Jakarta dan sekitarnya.
Gereja ini mudah sekali dicapai apabila kalian naik busway. Cukup turun di halte Sarinah, sudah kelihatan kok menara lonceng gereja dari dalam halte. Tinggal berjalan masuk ke Jalan Sunda yang terdapat tepat di samping Sarinah, lalu jalan kaki beberapa meter. Niscaya kalian akan menemukan gereja tua ini.
Eh, pas tiba di Sarinah, aku kaget karena jalanan di sini teramat sepi. Padahal yang namanya jalan menuju Bundaran HI pasti ramainya minta ampun dong. Apa sedang terjadi wabah zombie???? Soalnya aku ngerasa kayak lagi ada di film tentang kiamat zombie gitu dimana kotanya tiba2 jadi sunyi senyap hehehe. Tapi bukannya zombie, tapi di jalan justru banyak orang2 berpakaian olahraga dan naik sepeda. Oooo, ternyata ada car free day rupanya…hehehe kirain. Inilah wajah car free day Jakarta (wah jadi kangen ama car free day-nya Pak Jokowi di Solo).
Begitu masuk, eh ternyata lagi ada anak KMK sedang ngamen (tapi nggak tahu juga mereka dari mana). Wah jadi ingat kebersamaan anak2 KMK dulu pas aku kuliah, kalau ada kegiatan pasti langsung bahu-membahu gini hehehe.
Ada beberapa kali misa di gereja ini. Kalo hari Minggu ada yang jam 6.00, 7.30, 09.30, dan jam 11.30. khusus buat misa terakhir tuh buat ekspatriat, jadi bahasanya Inggris gitu. Nah, aku ikut misa jam 9.30 soalnya nggak kepagian dan nggak kesiangan. Begitu masuk, aku langsung terpesona ama rose window yang ada di tiga pintu masuk gereja. Nah, ini nih keunikan gereja Santa Theresia, soalnya gereja di Indonesia (kayak katedral Jakarta) kan biasanya punya satu rose window saja di pintu masuk utama.
Sekilas gereja ini cukup sederhana, nggak terlalu mewah kayak gereja2 modern yang pernah kukunjungi di Jakarta. Tapi suasananya cukup bikin tenang dan adem. Umat-umatnya ramah-ramah lagi. Apalagi kotbah romonya juga mengena banget. Aku pikir-pikir ini nih gereja paling ideal dari gereja2 yang sempat kukunjungi di Tangerang dan Jakarta selama ini. Yah, bisa dibilang suasana gereja yang damai ini mengingatkanku pada gerejaku di Solo, Santo Antonius Purbayan.
Oya sekilas tentang kotbah romonya lumayan seru soalnya romonya pake LCD dan proyektor buat nerangin homili beliau, kayak presentasi gitu. Keren tuh, kayak kuliah aja. Romo juga sempat menyinggung tentang terpilihnya Bapa Suci baru, yaitu Paus Fransiscus I. Yang unik nih, paus baru kami ini ternyata deket ama angka 13. Soalnya beliau terpilih pada tanggal 13-3-2013. Kalo dijumlahin, semua angka pada tanggal terpilihnya Paus Fransiskus I juga berjumlah 13. Nggak percaya? Coba dijumlahin 1+3+3+2+0+1+3 = 13. Tambah lagi, kalo dijumlahin nama beliau dalam bahasa Latin yaitu “Papa Fransisco” berjumlah 13 huruf juga. Kalo masih kurang, sebutan beliau beserta negara asalnya, yaitu “Papa Argentino” berjumlah 13 huruf juga. Hahaha sampai cici2 yang duduk di sampingku nyeletuk, “Ih kok lucu banget sih.”. Ini membuktikan kalo angka 13 tuh bukan angka sial, namun justru angka penuh berkat.
Romo juga cerita banyak pengalaman menarik lho pas terpilihnya Paus Fransiskus I. Seperti pas pengumuman sang paus terpilih, Paus Fransiskus I yang saat itu masih menjabat kardinal Argentina langsung dipeluk oleh kardinal Brasil yang duduk di sampingnya. Padahal notabene kan mereka adalah saingan. Wah hebat ya, kalo di sini mah kalah pemilihan malah menggugat ke Mahkamah Konstitusi hahaha. Saat terpilih juga ada tradisi paus baru akan memberkati para umat Katolik yang berkumpul di lapangan basilika St. Petrus. Eh, Paus Fransiskus justru meminta para umat yang berkumpul untuk memberkatinya. Malah kebalik kan? Semoga aja deh Bapa Suci kami yang baru ini bisa bekerja dengan baik memimpin umat Katolik sedunia dan menebarkan damai di segala penjuru bumi.
Nah, setelah selesai misa, langsung deh aku melancarkan aksi foto2. Ini dia foto2 interior dalam gereja.
Ini bagian altarnya.
Lalu ini altar dan bagian samping gereja dilihat dari balkon lantai 2.
Ini rose window-nya dilihat dari dekat. Indah banget kan warna-warni kaca patrinya?
Aku nggak lama2 foto2 di dalam, soalnya gereja mau dibuat misa lagi. Kali ini misa berbahasa Inggris buat kaum ekspatriat. Nah, aku segera keluar untuk memfoto eksterior gereja. Ini dia.
Oya, pas datang aku juga sempat heran melihat kubah di bagian belakang gereja. Aku berpikir, masa sih gereja ini di belakangnya ada musholla-nya? Hahaha ternyata kubah yang sekilas mirip masjid ini ternyata adalah altar gereja.
Puas deh mengunjungi gereja ini. Kapan2 aku sebenarnya pengen juga ikut misa berbahasa Inggris di gereja ini. Nah, target berikutnya adalah gereja Santa Maria Fatima di Pecinan Jakarta. Moga2 segera terlaksana, amin!
No comments:
Post a Comment