Gara-gara channel YouTube favorit gue yang baru, yakni InformOverload, gue mulai merasakan kenikmatan baru guys yang sebelumnya belum pernah gue rasain, yakni nikmatnya gibahin orang. Astaga, kenapa ya nggak dari dulu gue tahu kalo ternyata ngomongin aib orang ternyata senikmat ini wkwkwkwk. Namun bukan sembarang aib yang akan gue bicarakan, melainkan aib para influencer.
Apa sih influencer itu? Di zaman medsos yang
berkembang pesat ini gaya hidup masyarakat tentu saja berubah dan
istilah-istilah baru pun muncul untuk mengikuti perkembangan zaman. Ada istilah
“netizen” atau penghuni jagad maya, hingga munculnya instagram dan para
penghuninya, yakni “influencer”. Sesuai namanya, para influencer bisa meng-”influence”
atau mempengaruhi para followersnya untuk mengikuti gaya hidup tertentu atau
bahkan mempromosikan produk pilihannya. Dari kegiatan ini muncullah istilah “paid
promote” dimana brand-brand mulai gencar memanfaatkan jasa para influencer ini
mengiklankan produknya ke khayalak jagad internet.
Memang bisa dikatakan, dengan munculnya
media sosial, semua orang bisa menjadi “bintang” atau terkenal. Ini bisa
menjadi hal yang baik dan juga buruk. Di satu sisi, netizen yang memiliki
kelebihan khusus bisa menggunakan untuk mencari mata pencaharian baru. Semisal,
yang memiliki bakat humor bisa menjadi komedian, yang punya bakat make up bisa
membuat tutorial, bahkan yang berbakat editing bisa membuat film pendek
sendiri.
Namun muncul pula sisi lainnya, yakni para
“bintang” baru ini merasa dirinya sudah menjadi selebriti dan berperilaku
seenaknya. Tak jarang, demi meraih pundi uang, mereka mulai berperilaku di luar
norma dan etika yang ada. Atau dengan kata lain, mereka mulai menghalalkan
berbagai cara meraih popularitas. Tapi tak jarang, ulah mereka tersebut justru
menjadi bumerang dan balik menyerang mereka, ketika mereka justru mendapat
berbagai kritik dan “backlash” dari para penggemar mereka, bahkan tak jarang
kehilangan followers. Gue di sini akan memberika beberapa contoh ulah para
influencer yang menurut gue mulai keterlaluan.
JACLYN HILL DAN LIPSTIK “MEMATIKAN”-NYA
Salah satu skandal paling memalukan, Jaclyn
Hill adalah salah satu beauty influencer ngetop dengan jumlah followers 6,2
juta di instagram dan 5,8 juta di Youtube. Wow! Nggak heran, ia berambisi
merilis brand produk kecantikannya sendiri dengan nama Jaclyn Cosmetics pada
2019 lalu. Salah satu produk andalannya adalah lipstik yang langsung ludes
terjual habis.
Namun komplain mulai bermunculan ketika para
konsumernya menemukan bahwa produk lipstik yang mereka terima ... berjamur!
Nggak hanya itu, para followers setianya pun mengaku gatal-gatal setelah
mengoleskan lipstik itu ke bibir mereka, waduh!
Tak pelak, masyarakat pun mulai mempertanyakan kehigienisan produk
tersebut. Skandal ini membuat Jaclyn malu parah hingga menghapus akun twitter
dan instagramnya.
NATALIE SCHLATER DAN SKANDAL FOTO DI BALI
Skandal kali ini melibatkan pulau dewata
kebanggaan kita, yakni Bali. Sebagai destinasi wisata yang mendunia dan
terkenal berkat keindahan alam serta tradisinya, tak heran para influencer
berbondong-bondong mendatangi pulau ini untuk menjepret foto-foto nan
instagrammable. Namun satu insiden membuat warga Bali marah, yakni ketika
seorang influencer asal Swedia memajang foto ini. Emang sih gue akui dia cewek
yang kece dan sexy, tapi captionnya kali ini membuat siapapun geram.
Ia membandingkan kehidupannya dengan
kehidupan seorang petani yang tengah bekerja keras menggarap sawahnya.
Captionnya tersebut bisa dipahami sebagai sesuatu yang reflektif ya ketika ia
merenungkan betapa berbedanya kehidupannya di Eropa dengan kehidupan di Asia
yang tentu berbeda iklim serta kondisi sosial masyarakatnya. Namun masalahnya,
Natalie memajang bikini dan “bokongnya” di postingan tersebut sehingga
netizen-pun berasumsi ia sedang mengglamorkan kehidupannya dengan secara nggak
langsung berkata, “Lihat lho, ini gue influencer tajir dan situ rakyat jelata
misqueen! Ngakak woy!”.
Postingan Natalie (dan posenya) memang tidak
sensitif dan berakibat ia terpaksa menghapus akun instagramnya karena banyaknya
“backlash” yang ia terima.
Sumber artikel: Yahoo
CAROLINE CALLOWAY DAN FYRE FESTIVAL 2.0
Masih ingat dengan kasus Fyre Festival yang
saking nistanya sampai membuat bulu kuduk merinding? Nah, ini ada sekuelnya,
namun dengan skala lebih kecil. Caroline Calloway adalah seorang influencer
dengan 800 ribu followers di instagram yang “viral” berkat captionnya yang
berisi curhatnya sebagai mahasiswi Cambridge University yang bergengsi. Kisah
hidupnya yang penuh makna hidup itupun menarik banyak gadis-gadis muda
mengaguminya dan menjadikannya panutan. Di mata mereka, Caroline adalah sosok
millenial muda yang cerdas, cantik, dan sempurna.
Menyadari kepopulerannya yang mulai
merangkak naik, Caroline pun mulai mengembangkan sayap dengan mencoba membuat
acara “meet and greet”. Dia men-charge 165 dolar (2,2 juta rupiah) untuk satu
sesi meet and greet ini (wow, lebih parah dari Bowo wkwkwkw). Tapi harga segitu
mungkin di Amrik sudah murah meriah, belum lagi ia menjanjikan sesi workshop,
makan siang berupa menu vegan masakan rumah yang eksklusif, kenang-kenangan
berupa jurnal dengan tulisan tangan Caroline sendiri, serta mahkota dari bunga
anggrek. Melihat animo followersnya yang begitu tinggi, Caroline yang awalnya
hanya merencanakan untuk mengadakan “meet and greet” ini di New York, kemudian
memperluasnya ke 10 kota yang lain di berbagai penjuru Amerika Serikat, bahkan
merencanakan untuk tour di Eropa pula.
Namun sama seperti Fyre Festival, acara itu
berujung menjadi bencana.
Ini pertama kalinya Caroline mengadakan
event seperti itu dan akibatnya, acara itupun berubah kacau. Pada H-1 acara,
dari story-nya ketahuan bahwa ia masih belum mendapatkan lokasi event dan
kebingungan setengah mati (padahal kala itu semua pesertanya telah membayar
tuntas fee untuk acara itu). Para “attendee” telanjur yang datang pun tak
mendapatkan apa yang mereka harapkan. Sesi lunch ala vegan yang ia janjikan?
Cuman salad (alias sayuran mentah dikasi mayones) bikinan ibunya. Suvenir? Well,
Caroline bilang ia nggak sempat bikin. Mahkota bunga anggrek yang seharusnya
didapatkan tiap peserta? Cuma satu bunga anggrek, itupun dipakai bergantian
untuk sesi foto. Sadar bahwa dirinya kewalahan, iapun membatalkan sesi meet and
greet di kota lain dan memupuskan mimpinya untuk go international ke Eropa.
Namun di sini pun beberapa followersnya masih mengaku kalo mereka nggak pernah
mendapat ganti rugi ataupun refund.
Banyak yang beranggapan Caroline sama sekali
nggak berniat menipu para fans-nya yang telanjur kecewa, namun hanya karena
kurang pengorganisasian saja. Namun fakta mengejutkan lain setelah muncul
sahabat (atau sekarang “mantan sahabat”) Caroline bernama Natalie Beach yang
mengaku bahwa ia adalah “ghost writer” untuk akun instagram Caroline. Dengan
kata lain, semua caption dan kisah hidup inspiratif yang selama ini membuat
nama Caroline menjadi melambung tinggi dan viral, semuanya adalah bikinan
Natalie. Ooops!
Sumber artikel: The Guardian
TRIO INFLUENCER INGGRIS DAN SKANDAL
SIANIDA
Tiga influencer asal Inggris bernama Lauren
Goodger, Mike Hassini, dan Zara Holland memiliki jumlah followers hingga 1,5
juta jika digabungkan. Tak heran, mereka menerima paid promote dengan excuse
jutaan followers yang mereka miliki. Namun kali ini, paid promote yang mereka
terima justru menjadi bumerang dan membuat mereka dipermalukan di depan TV
nasional. Lah, bagaimana ceritanya?
Alkisah, mereka menerima paid promote untuk
sebuah produk minuman diet yang mengandung hidrogen sianida. Sebenarnya ini
adalah prank dari acara televisi BBC, namun yang mengejutkan, ketiga influencer
itu dengan enteng menerima paid promote tersebut. Padahal, hidrogen sianida
jelas adalah bahan kimia yang teramat berbahaya, bahkan pernah digunakan NAZI
dalam Holocaust di kamp konsentrasi Yahudi.
Ketika dikonfrontir, ketiga influencer itu
mengaku tak tahu menahu kalau hidrogen sianida itu berbahaya. SERIUS GUYS? LU
NGGAK PERNAH DENGER SIANIDA ITU APA??? Tetep aja itu bukan alasan yang bisa
diterima publik. Sebagai influencer, tentu mereka punya kewajiban untuk mempromosikan
produk yang aman bagi para followersnya. Jikapun mereka bener-bener nggak tahu,
mereka tetep punya kewajiban untuk mencari tahu. Toh di zaman internet begini,
tinggal googling aja bisa. Atau jika males, pake Google Assistant aja langsung
ketemu kok.
Ketiga influencer yang tertangkap basah
menyetujui mengiklankan produk berbahaya ini membuka borok tentang bobroknya
sistem paid promote ini guys. Bayangkan, para influencer ini nggak mencoba dulu
produk mereka sebelum menawarkannya ke para fans mereka, bahkan nggak
memastikan keamanannya dulu. Kasihan dong, para fans cuman jadi sapi perah buat
para influencer supaya mereka bisa dapet duit banyak, ya nggak?
Sumber artikel: BBC
TIFFANY MITCHELL “UDAH JATUH, TERTIMPA
TANGGA SEMPET-SEMPETIN PAID PROMOTE”
Menurut gue paid promote bukan dosa. Toh
siapa sih yang nggak butuh duit, ya nggak? Tapi tetap caranya itu lho, harus
sesuai dengan norma kewajaran. Nggak seperti influencer yang satu ini.
Selebriti instagram dengan jumlah follower 211.000 ini mengalami kecelakaan
saat sedang mengendarai motor. Tapi justru tragedi naas itu malah ia manfaatkan
untuk paid promote sebuah produk air mineral. BAYANGIN GUYS SEANDAINYA LU JATOH
DARI MOTOR DAN MAU MATI, EH MASIH SEMPET-SEMPETNYA LU BIKIN KONTEN DAN
PROMOSIIN PRODUK!!! BUTUH DUIT SIH GUE NGERTI TAPI NGGAK GINI-GINI AMAT!!!
Mau bukti, inilah fotonya.
Mungkin yang ada di benaknya kala itu
adalah, “EH GOBLOK GUE JATOH! Eh, bisa dibikin konten nih! Guys, fotoin gue
pake kamera DSLR lu, mumpung gue masih berdarah nih! Jangan lupa produknya kudu
keliatan, lumayan sekalian paid promote. CEPETAN!”
Setelah dikritik followersnya, Tiffany
membantah ia sengaja mengail di air keruh dan ia sama sekali nggak mengetahui
bahwa temannya mengambil foto-foto “artsy” itu saat ia jatuh. Yeah right, mana
ada orang yang tau temennya kena kecelakaan malah foto-foto (tapi emang bisa
sih kalo temen lu b**gs*t) trus fotonya lu upload dengan bangga di instagram.
Apalagi product placement-nya juga kok pas banget?
Sumber artikel: The Sun
KANDAL HASTAG “MALIBU
FIRE” & “PRAY FOR CALIFORNIA”
Inilah menurut gue skandal influencer paling
memalukan, yakni ketika mereka mulai memanfaatkan bencana dan penderitaan orang
lain demi kepentingan mereka sendiri. Pada tahun 2018 terjadi kebakaran hutan di Malibu, California. Tentu
peristiwa ini membuat banyak pihak prihatin hingga hastag #malibufire dan
#prayforcalifornia pun menjadi trend. Namun ternyata para influencer tak segan
memanfaatkan hastag yang seharusnya menjadi tempat berduka dan saling support
tersebut untuk mempromosikan diri mereka.
Taktik ini disebut sebagai “keyword
squatting” dimana para influencer memanfaatkan hastag yang lagi moncer,
memaksakan diri untuk membuat caption yang “sesuai” dengan hastag tersebut
(seperti “ikut sedih dan berduka atas kebakaran di Malibu”), namun konten
fotonya justru amat tidak sesuai karena memang bertujuan untuk mempromosikan
produk. Semua itu demi memancing lebih banyak views, walaupun jelas caranya
tidak manusiawi.
Betapa tidak? Sebagai contoh, ada influencer
yang menggunakan hastag itu, namun justru memajang foto shirtless dengan produk
minuman berenergi di tangannya. Sementara yang lain justru tampil dengan muka
tersenyum dan bahagia, walaupun isi captionnya jelas-jelas berduka.
Ada masih banyak sih contoh lainnya, namun kebanyakan memajang foto nyaris telanjang yang menurut gue nggak pantas buat dimuat di blog ini.
Yang mengejutkan, salah satu artis yang
terlibat aksi kurang terpuji ini adalah Raline Shah. Saat membuat postingan betapa
“prihatinnya” ia dengan kebakaran di Malibu, ekspresinya justru malah tertawa
sambil melompat kegirangan dalam balutan pakaian yang dipromosikannya.
Hal ini tentu membuat gue sebagai orang Indonesia
meradang, sebab seharusnya Raline, yang berada di negeri orang, harus bisa
menjaga muka orang Indonesia di sana dan bukannya mengikuti trend yang jelas
tak simpatik tersebut. Don't get me wrong, I like Raline Shah dan bangga dia bisa go international. Namun dengan jumlah followers 6 juta lebih, harusnya
Raline lebih bijak dan menjadi panutan bagi penggemarnya. Yang lebih malu-maluin
lagi, insiden Raline Shah ini sudah diliput berbagai media internasional. Duh!
Sumber artikel: The Mirror
INFLUENCER AWARD
Yap, influencer ... walaupun mereka terkenal
dan punya fisik bak dewa dan dewi, tetap saja
mereka bukan orang-orang berotak encer. Lihat saja acara “American
Influencer Awards” ini. Yup, bener banget guys, ada acara penghargaan buat para
influencer. Gue bisa bayangin ya nominasinya kayak, “Caption Terbaik”, “Status
Galau Terbaik”, “Foto Liburan Terbaik”, “Foto Hadap Kanan Terbaik”, “Foto Hadap
Kiri Terbaik”, “Foto Lompat Terbaik”, “Foto Manyun Terbaik”, “Foto Makanan
Terbaik”, dsb.
Nggak hanya itu, bisa kalian bayangkan
seperti apa jadinya kalo semua influencer bertemu dan berkumpul dalam satu venue.
Hasilnya pasti, ehm ... cringe banget! Lihat saja kompilasi momen-momen “krik
krik krik” yang bikin gue aja yang nggak pernah buka instagram jadi malu.
Ada-ada kocaknya, mulai dari host yang guyonannya garing (gue aja nggak tahu
presenternya itu aslinya cowok apa cewek). Bahkan yang lebih memalukan, ada
beberapa influencer yang ketauan NGGAK BISA BACA!!!! Well, not surprised at
all! Lihat saja video YouTube-nya di bawah ini.
Logan dan Jake Paul gk termasuk, bang?
ReplyDeleteItu yg baca nomine Giliana astaganagalila maaf kayak gajelas
ReplyDeleteNumpang komen, Indonesia juga udah ada influencer award loh, ane bangga dah Indonesia juga punya ajang bergengsi kayak gitu
ReplyDelete