Thomas
Joseph Lonergan dan Eileen Cassidy Lonergan adalah sepasang suami
istri yang hidup bahagia. Setelah berkenalan di sebuah universitas di
Louisiana, Amerika Serikat tempat mereka kuliah bersama, mereka
berduapun memadu kasih hingga akhirnya memutuskan menikah. Namun
nasib naas menimpa mereka. Setelah menyelesaikan karya sosial mereka
di Tuvalu dan Fiji, mereka memutuskan mampir ke Queensland, Australia
demi hobi mereka, yakni diving. Mereka bersama 5 pasangan lain
menikmati hari mereka, melompat dari sebuah kapal speed boat dan
menyelam untuk menyaksikan keindahan terumbu karang di dasar laut.
Akan
tetapi ketika mereka berdua kembali ke permukaan, mereka menyadari
bencana telah menghampiri mereka. Kapal mereka pergi tanpa mereka dan
kini, mereka terjebak di tengah lautan yang luas. Gue akan mencoba
membahas nasib mereka, atau lebih tepatnya apa yang mungkin menimpa
mereka, mengingat hingga kini kasus menghilangnya pasangan ini tak
menyisakan apapun kecuali misteri.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
Pada 25
Januari 1998, Tom dan Eileen melakukan scuba diving di terumbu karang
Saint Crispin di Great Barrier Reef yang terkenal. Namun baik staf
maupun kapten kapal mengira seluruh penumpang kala itu telah lengkap
dan meninggalkan pasangan itu. Hingga kini, alasan mengapa kapal itu
pergi tanpa Tom dan Eileen masih diperdebatkan, namun kemungkinan
besar mereka salah menghitung jumlah penumpang.
Celakanya,
para kru baru menyadari mereka lenyap setelah dua hari kemudian,
ketika mereka menemukan tas pasangan itu masih berada di atas kapal,
bahkan dengan paspor masih tersimpan rapi di dalamnya. Proses
pencarian besar-besaran pun dilancarkan kala itu, namun semua telah
terlambat. Pada Februari 1998, peninggalan kedua pasangan itu mulai
ditemukan. Baju menyelam Eileen ditemukan terdampar di pantai dengan
banyak robekan. Teori mengatakan bahwa robekan itu mungkin akibat
tercabik-cabik oleh batu karang yang tajam selama pakaian itu
terombang-ambing.
Namun
ada pula teori lain yang lebih menakutkan, bahwa robekan itu
disebabkan oleh gigitan hiu.
Ilustrasi seekor hiu
Enam
bulan setelah menghilang, pada bulan Juni, jaket menyelam mereka,
termasuk tangki oksigen, hingga sepatu menyelam bersirip kembali
ditemukan di pantai sekitar 121 km dari lokasi mereka menghilang.
Selain itu, sebagai bukti paling meyakinkan bahwa itu adalah milik
mereka, diketemukan pula sebuah papan tulis dimana di atasnya
tercatat pesan,
“Senin
26 Januari; 1998 08am. Kepada siapapun yang bisa menolong kami: Kami
ditinggalkan di karang oleh kapal MV Outer Edge 25 Januari 98 3pm.
Tolong selamatkan kami sebelum kami mati. Tolong!!!”
Hingga
kini, hanya itulah yang mampu ditemukan dari pasangan itu. Jenazah
mereka, jikapun ada, lenyap dalam lautan tiada batas.
Sekilas,
ini memang terlihat seperti sebuah kecelakaan yang teramat tragis
yang disebabkan oleh kelalaian sang kru diving tersebut. Namun ada
teori lain yang lebih gelap dan membuat merinding, yang membuat gue
memasukkan kasus ini ke “Tales of Paranoia”.
Ilustrasi diving
Diari
pribadi Tom yang diketemukan setelah kematiannya ternyata
mengungkapkan rahasia yang tak pernah diduga siapapun sebelumnya. Tom
bukanlah pria dengan kehidupan sempurna seperti yang dikenal oleh
keluarga dan teman-temannya. Dari diarinya, terkuak bahwa mentalnya
sedikit terganggu, bahkan berniat untuk bunuh diri. Namun teori
“bunuh diri” terasa tak klop dengan apa yang dialami oleh
pasangan suami istri itu. Apakah Tom memang berniat untuk menghadap
yang Kuasa dan mengajak istrinya bersamanya? Namun jika memang benar,
mengapa ia memilih kematian yang “aneh” seperti tenggelam di
lautan lepas?
Jika itu
memang bukan kasus bunuh diri, siapakah yang harus bertanggung jawab
atas kematian mereka? Pemerintah Queensland marah besar pada tim
diving yang menelantarkan pasangan tersebut, sebab berita tentang
kelalaian mereka jelas berdampak besar pada industri pariwisata
Australia. Jak Nairn, guide di kapal naas yang ditumpangi Tom dan
Eileen mendapat tuduhan serius, yakni pembunuhan. Dakwaan itu tak
terbukti dan ia dibebaskan, namun perusahaan yang mengelola bisnis
diving miliknya akhirnya terpaksa gulung tikar setelah bangkrut
akibat kejadian itu.
Kita
takkan pernah tahu apa yang terjadi pada Tom dan Eileen. Ada
kemungkinan besar mereka kini telah tewas. Kisah mereka berdua
diangkat ke layar lebar melalui film “Open Water” dimana kisah
tragis mereka diceritakan lebih rinci (dengan imajinasi sang
penggarap naskah tentunya). Di film itu diceritakan Tom tewas karena
dimangsa hiu, sedangkan Eileen akhirnya memutuskan bunuh diri dengan
menenggelamkan diri. Namun kita berharap saja, nasib mereka yang
sesungguhnya tidaklah setragis itu dan paling tidak, mereka bisa
beristirahat dengan damai di alam sana.
SUMBER:
Wikipedia
Bang dave, bahas juga kasus"Cheydan Barr" yang jadi inspirasi film "12 Feet Deep" dong.
ReplyDelete#Salam_Silent_Reader
Wah gw dah coba cari2 referensinya tp krg bgt. Mgkn krn ga ada saksi matanya kali ya. malah jd kepengen nonton filmnya wkwkwk
DeleteHmm, rada aneh juga sih kasusnya. Setauku (hasil baca-baca arktikel ama pengalaman), kalo diving tanpa punya sertifikat mustinya ada pemandunya, kecuali agen divingnya emang rada ngawur. Mereka diving sudah pasti tanpa pemandu, soalnya ga mungkin ketinggalan kalo ada staff yang bareng mereka.
ReplyDeleteJadi mereka udah paling nggak udah terlatih diving. Dan menurut pengetahuan terbatasku, di jaket diving harusnya ada semacam flare or something buat isyarat kalo-kalo si penyelam dalam masalah, soalnya di air kan ga bisa teriak.
Aku sebenernya pengen bilang kalo ada kemungkinan mereka sanggup berenang balik ke darat, tapi susah juga sih cari arahnya.
Btw, itu si Tom dapet papan tulis ama kapur dari mana?
Gw browsing yg namanya "diving slate" bentuknya kayak yg dipake anak2 itu, bkn papan pake kapur tulis
Deletegua liat sih lebih mirip kecelakaan dibanding suatu paranoia, mungkin lebih cocok di yang tentang alam kemaren bang, kasusnya mirip sama yg lupa pesen tiket pesawat buat pulang
ReplyDelete