Gue
“stumbled upon” (kesandung) sebuah artikel dari website “Stranger
Dimension” (a cool title btw) yang berisi tentang teori-teori
konspirasi gila (pasti kalian langsung ngacir ke link-nya). Tema
artikel tersebut adalah “time traveling”, sebuah tema yang sangat
menarik bagi gue sampai gue bedah abis-abisan di beberapa artikel gue
tentang Mekanika Kuantum. Salah satu yang menarik mata gue adalah
pengakuan dari seorang pria bernama Andrew D. Basiago yang mengaku
bahwa dia adalah salah satu “chrononauts” (semacam astronot tapi
berpergian menggunakan mesin waktu) dari sebuah percobaan time
traveling yang diadakan oleh pemerintah Amerika Serikat secara
rahasia, bernama “Project Pegasus”. Pengakuannya ini cukup gila,
namun beberapa bukti seakan menyiratkan tanda tanya, benarkah
pengakuannya ini? Ataukah ia cuma kepengen pansos dengan membesut
cerita menghebohkan ini?
Marilah
kita ikuti kisahnya dan barulah kalian berpendapat, apakah
perkataannya ini omong kosong belaka atau bukan.
PROJECT
PEGASUS
Andrew
D. Basiago merupakan seorang pengacara asal Washington, Amerika
Serikat yang pada tahun 2004 membuat pengakuan menghebohkan kepada
publik. Ia mengaku bahwa antara tahun 1968-1972 dimana ia masih
berusia 7-12 tahun, ia bersama 140 anak lainnya direkrut menjadi
“chrononauts” oleh militer AS. Project “time traveling”
tersebut dinamakan “Project Pegasus”, mengacu pada kuda bersayap
tunggangan Zeus dalam mitologi Yunani. Project itu disponsori oleh
sebuah organisasi bernama DARPA (Defense Advanced Research Project
Agency) milik pihak militer AS.
Mungkin
kalian bertanya, bagaimana caranya pemerintah AS bisa menciptakan
teknologi secanggih mesin waktu pada tahun 60-an? Ternyata jawabannya
terletak pada seorang ilmuwan moncer bernama Nikola Tesla yang
(diduga) berhasil menemukan sebuah “gerbang waktu” bernama
“Plasma Confinement Chamber” di New Jersey dan satu lagi,
disebut “Jump Room” di El Segundo, California.
Andrew
mengaku bahwa salah satu misinya adalah kembali ke masa lalu pada 19
November 1863 di tengah pertempuran Gettysburg untuk bertemu dengan
Presiden Abraham Lincoln. Kala itu, pihak militer juga membekalinya
dengan seragam “Union”, pakaian yang lazim dikenakan kala itu,
sebab tentu akan menimbulkan kehebohan jika ia masih mengenakan
pakaian modern.
Misi
lainnya adalah pada 14 April 1865 di Ford Theather dimana Presiden
Abraham Lincoln dibunuh oleh John Wilkes Booth. Namun entah, misi itu
mungkin tidak berhasil sebab Andrew mengaku sampai dikirim dua kali.
Bahkan pada kali keduanya, ia bertemu dengan dirinya sendiri yang
masih menjalani misi pertama. Andrew mengaku bahwa pada saat kembali
untuk kedua kalinya, ia merasa segala sesuatu di sekitarnya tampak
“sedikit berbeda”. Karena itulah Andrew berpendapat bahwa dirinya
sesungguhnya tak dikirim ke masa lalu, melainkan ke dunia paralel
lain.
Namun
bukan pengakuan itu saja yang memicu kehebohan publik. Pasalnya,
dalam salah satu misinya pada 1980-an, ia menyebut sebuah nama
petinggi AS yang sama sekali tak terduga. Ia mengaku bahwa kala itu
ia bersama dua chrononaut lainnya tak hanya menggunakan mesin waktu
itu untuk mundur ke masa lalu, namun juga menggunakannya untuk
“melompat” ke Mars. Di sana ia mengaku bertemu dengan
“penghuni-penghuni” Mars di masa lalu, yakni dinosaurus dan
makhluk yang disebutnya “manusia kalajengking” (Scorpion Man).
Nama salah satu rekannya kala itulah yang menghebohkan publik, sebab
ia menyebut nama seorang pria bernama William Stillings dan pria
lainnya sebagai Barack Obama.
Nama Barack Obama-pun terseret dalam teori konspirasi yang diungkapkan Andrew Basiago |
Ya,
Barack Obama, mantan presiden AS itulah yang ia sebut-sebut sebagai
rekan time travelingnya.
Apakah
pengalaman Barack Obama sebagai petualang waktu inikah yang membuat
karirnya merangkak naik hingga menjadi presiden negara adidaya
tersebut?
Tapi
tentu setelah membaca cerita Andrew tentang perjalanannya ke Mars
tadi, ada sebuah pertanyaan yang terbersit di benak kalian. Masa sih
dia ketemu dinosaurus di Mars? Itu kan jelas pernyataan yang tak
masuk akal. Well, is it?
Beberapa
foto permukaan Mars yang ditangkap Mars Rover, sebuah probe yang
dikirim NASA ke planet merah tersebut seakan membuktikan bahwa
dinosaurus pernah menghuni Mars. Benarkah itu? Atau ini hanya
kebetulan semata dan fosil-fosil itu sesungguhnya hanya batu biasa
yang tampak seperti tulang-belulang karena ilusi optik?
Yang
jelas, klaim Andrew Basiago bahwa militer AS diam-diam mengadakan
sebuah percobaan perjalanan waktu bukanlah yang pertama kali terjadi.
Sebelum Project Pegasus ini diungkap Andrew, publik sudah lama
mendengar “urban legend” tentang “Philadelphia Experiment”,
sebuah eksperimen perjalanan waktu yang berakhir mengerikan.
PHILADELPHIA
EXPERIMENT
Cerita
ini berawal ketika pada tahun 1955, sebuah surat dikirim kepada
seorang astronom sekaligus penulis bernama Morris K. Jessup. Morris
Surat itu tertanda dari Carlos Miguel Allende (dengan menyamar
sebagai Carl M. Allen) yang mengaku menyaksikan sebuah eksperimen
maut pada masa Perang Dunia II di Philadelphia yang berakhir
mengerikan hingga akhirnya dirahasiakan oleh Angkatan Laut AS. Namun
eksperimen apakah itu?
Di dalam
kisah yang dituturkan Carlos, ia menceritakan bahwa pemerintah AS
mulai menggunakan teori yang dicetuskan Albert Einstein untuk
menciptakan sebuah generator listrik yang bisa “membengkokkan
cahaya” sehingga bisa digunakan untuk membuat sebuah objek tidak
terlihat. Hal ini tentu amat menguntungkan pihak militer AS yang kala
itu tengah terlibat Perang Dunia II melawan Jerman dan Jepang.
Bayangkan saja jika mereka memiliki sebuah kapal perang yang “tak
terlihat” sehingga musuh tak mampu mengantisipasi kedatangan
mereka, maka merekapun bisa memenangkan pertempuran dengan mudah.
Konon,
teknologi itu dicobakan pada salah satu kapal perang mereka, yakni
USS Eldrigde yang kala itu berlabuh di kota Philadelphia. Pada
percobaan pertama di tengah musim panas tahun 1943, eksperimen itu
konon berjalan dengan sukses, walaupun “tercium” beberapa efek
samping yang cukup “disturbing”. Kapal SS Eldrigde memang
berhasil “menghilang”, meninggalkan apa yang para saksi sebut
sebagai “kabut kehijauan”. Akan tetapi begitu kembali, para kru
mulai melaporkan hal-hal aneh. Banyak dari mereka merasakan efek
samping berupa mual. Namun tak hanya itu, tak sedikit pelaut di kapal
itu mengaku mereka masuk ke dalam dimensi lain, bertemu penghuninya,
bahkan akhirnya menjadi gila karena trauma akan apa yang mereka
lihat.
Walaupun
mengetahui “efek samping” yang amat meresahkan ini, pihak militer
AS tetap nekad mengadakan eksperimen ini untuk kedua kalinya, yakni
28 October 1943, tentu karena situasi yang genting kala itu. Pada
percobaan kedua ini, tak hanya kapal SS Eldrigde menjadi tak kasat
mata, namun muncul sebuah kilatan cahaya biru nan misterius sebelum
kapal itu menghilang. Yang lebih aneh lagi, kapal itu tiba-tiba
muncul alias ber-teleportasi ke Norfolk, Virginia yang terletak 320
kilometer jauhnya dari Philadelphia, tempat eksperimen itu
dilaksanakan. Bahkan, kru kapal SS Andrew Furuseth yang kala itu
berlabuh di Norfolk mengaku menyaksikan kapal itu sebelum akhirnya
menghilang kembali.
Kapal SS
Eldridge kembali muncul secara tiba-tiba di Philadelphia, namun di
sinilah letak keanehannya. Kapal ini muncul 10 menit sebelum kru
kapal di Norfolk melihatnya lenyap. Dengan kata lain, kapal tersebut
melakukan perjalanan waktu, mundur ke 10 menit ke masa lalu.
Banyak
isu-isu bertebaran tentang nasib naas yang dialami para kru kapal
tersebut. Banyak yang mengatakan tubuh mereka tiba-tiba “menyatu”
dengan badan kapal yang terbuat dari logam. Banyak di antara mereka
yang menghilang dan sisanya yang masih bertahan, akhirnya menjadi
gila.
Teori
konspirasi yang begitu “gurih” ini tentu mencuri perhatian
publik. Banyak buku yang diterbitkan untuk membahas teori konspirasi
tersebut. Bahkan sebuah film berjudul “The Philadelphia Experiment”
dirilis oleh Hollywood pada tahun 1984. Uniknya, setelah kemunculan
film tersebut, seorang pria bernama Alfred Bielek tiba-tiba muncul
dan mengaku sebagai salah satu penyintas di Eksperimen Philadelphia
tersebut. Ia juga mengklaim bahwa film itu cukup akurat menggambarkan
apa yang terjadi padanya dan teman-temannya di atas kapal SS Eldridge
tersebut.
PENJELASAN
LOGIS?
Apakah Philadelphia Experiment melibatkan perjalanan waktu ataukah ada penjelasan logis dibaliknya? |
Namun
apakah Philadelphia Experiment itu benar-benar terjadi ataukah hanya
rumor semata? Para sejarawan tentu menolak bulat-bulat klaim bahwa
eksperimen perjalanan waktu di Philadelphia pernah terjadi. Banyak
dari mereka yang menyatakan bahwa kisah fantastis di Philadelphia itu
terinspirasi oleh pemasangan alat “degaussing” di kapal-kapal
perang AS yang berlabuh di pelabuhan kota tersebut. Apa itu
“degaussing”?
Kala
Perang Dunia II berkecamuk, pihak Jerman mengembangkan teknologi
“ranjau laut” yang mampu meledak apabila mendeteksi medan magnet
yang dihasilkan oleh kapal perang Sekutu yang lewat di atas. Untuk
mengakalinya, ilmuwan mencetuskan teknologi “degaussing”, yakni
melingkarkan kumparan elektromagnet di sekitar kapal untuk
“menyamarkan” medan magnet kapal tersebut. Namun teknologi itu,
walaupun membuat kapal tak terlacak oleh ranjau laut, tidak
serta-merta membuat kapal itu “menghilang” alias tak kasat mata.
Bahkan kapal itu masih bisa terlacak di radar. Kapal SS Eldrigde,
yang menjadi subjek di teori konspirasi ini, juga tercatat dilengkapi
dengan teknologi “degaussing” ini.
Alasan
lain mengapa banyak yang meragukan kebenaran Philadelphia Experiment
adalah pada kala itu, tahun 1943, kapal SS Eldridge tak pernah berada
di kota tersebut. Kapal tersebut tengah berlabuh di New York. Namun
tentu saja klaim itu ditolak mentah-mentah oleh para pecinta teori
konspirasi, sebab pemerintah AS bisa dengan mudah memalsukan catatan
pelabuhan yang menyatakan kapal itu ada di New York, bukan di
Philadelphia, kala itu.
Ada
penjelasan sarat logika lain yang bisa menjelaskan mengapa, jika
memang kapal SS Eldridge terlibat sebuah misi rahasia, tiba-tiba bisa
muncul dari Philadelphia ke Norfolk, yang jaraknya ratusan kilometer.
Kala itu di tengah perang, pihak militer AS membuat sebuah kanal
bernama “Chesapeake & Delaware Canal” di Teluk Chesapeake
yang dapat mempersingkat perjalanan dari Philadelphia ke Norfolk
menjadi hanya dalam sehari. Keberadaan kanal itu dirahasiakan oleh
pihak militer AS kala itu, tentu dengan tujuan tidak terdengar musuh.
Yang
jelas, benar atau tidaknya teori konspirasi ini, kita mungkin takkan
pernah bisa mengkonfirmasinya, baik kepada Morris Jessup maupun
Carlos Allende yang pertama kali menyebarluaskan teori itu. Identitas
Carlos hingga kini tak pernah diketahui (ada yang menyebutkan ia
sebenarnya adalah pasien rumah sakit jiwa) sedangkan Morris Jessup
secara misterius ditemukan bunuh diri pada 30 April 1959. Entah,
mungkin karena depresi akibat karirnya sebagai penulis menurun
ataukah ada pihak-pihak yang sengaja “membungkamnya” agar ia tak
terus-menerus membocorkan rahasia mereka.
Bagaimana
dengan klaim bombastis Andrew Basiago di awal, yang mengaku menjadi
“chrononaut” bersama Barrack Obama? Apakah klaimnya bisa
dipercaya? Itu sih terserah kalian. Gue sendiri agak meragukan
ceritanya tersebut. Karena pertama, jika memang ia berhasil melakukan
perjalanan waktu, apa yang dilakukannya akan menimbulkan “Butterfly
Effect” yang bisa menimbulkan perubahan besar di masa depan. Masa
ia tak menyadarinya? Yang kedua, jika memang mesin waktu itu ada, ia
takkan bisa mundur ke masa dimana mesin waktu itu ditemukan. Kalaupun
bisa, bagaimana ia kembali? Karena pada masa Civil War dimana ia
dikirim, belum ditemukan mesin waktu tersebut?
Yang
jelas, Andrew sendiri memberanikan diri untuk maju sebagai calon
presiden pada 2020 ini. Namun terlalu dini menyebut Andrew sebagai
“the next Barrack Obama”. Mungkin lebih tepat untuk menjulukinya
“the next John Titor”.
SUMBER: STRANGER DIMENSION, WIKIPEDIA
Wow, Barrack Obama
ReplyDeleteKalo masa hidup Jessup adalah jaman sekarang, mungkin udah beredar meme "Jessup didn't kill himself" kali ya wkwk
ReplyDeleteAwkawkawk
DeleteJumpscare sialan. Aku kaget melihat "Image doesn't exist" dari Imgur.
ReplyDeleteNgomong-ngomong tentang Philadelphia Experiment, saya rekomendasikan sebuah animasi sureal berjudul Interface di youtube. Selain bertema Philadelphia Experiment, Interface juga menyuguhkan persoalan "time traveling", "immortality", dan filosofi.
ReplyDelete