Thursday, June 11, 2020

THE GREAT ATTRACTOR: MISTERI TERBESAR DI JAGAD RAYA INI



Di antara perbintangan inilah sang "Great Attractor" berada. Apakah itu? Tak ada yang benar-benar tahu


Alam semesta memiliki banyak misteri, kita semua tentu bisa mengamini. Walaupun para ilmuwan bisa menebak kala sang jagad raya tercipta (Big Bang) hingga bagaimana ia akan musnah (ada empat skenario musnahnya jagad raya, mulai dari Big Rip, Big Freeze, Big Crunch, dan Big Slurp), namun masih ada saja pertanyaan tak terjawab tentang jagad raya ini. Salah satunya mengapa “void” bisa ada. “Void” (gue menerjemahkannya sebagai “Kehampaan”) adalah bagian alam semesta yang teramat gelap karena hanya memiliki sedikit bintang ataupun galaksi di dalamnya, bila dibandingkan dengan wilayah alam semesta lain. Baik bintang maupun benda langit lainnya seakan “menghindari” Kehampaan ini. Sebuah jawaban muncul, bahwa mereka “menghindari” Kehampaan itu karena tertarik ke arah lain, yang dinamakan “The Great Attractor”.

Namun apakah “The Great Attractor” itu? Misteri itu bahkan jauh lebih besar, bahkan mungkin menjadi misteri terbesar di jagad raya ini.


Jika kita melihat peta alam semesta, maka pastilah kalian menyadari bahwa bintang-bintang dan galaksi yang menaunginya tersebar tak merata. Galaksi biasanya berkumpul dalam satu “cluster”. Namun di antara cluster-cluster tersebut, terdapat ruangan kosong yang disebut “void”. Adanya “Void” atau Kehampaan tersebut masihlah misteri. Contoh paling terkenal adalah “Bootes Void” yang memiliki diameter 330 juta tahun cahaya. Bootes Void memiliki hanya 60 galaksi, padahal wilayah seluas itu (0,3% dari seluruh jagad raya) harusnya memiliki lebih dari 2 ribu galaksi.

Foto ini kerap diyakini oleh kaum awam sebagai Bootes Void karena miskonsepsi di internet, namun bukan. Ini sebenarnya adalah gambar Barnard 86, sebuah "dark nebula" atau awan hitam yang menghalangi cahaya di belakangnya sehingga terlihat "hampa" dan gelap

Bootes Void hanyalah satu dari berbagai Kehampaan di alam semesta ini. Namun mengapa ada wilayah kosong seperti itu di alam semesta? Kita bisa mengetahui jawabannya (atau at least menebaknya, karena kita belum tahu kebenarannya) dengan menilik wilayah lain di alam semesta yang justru memiliki kondisi sebaliknya. Di wilayah itu justru galaksi berjejal-jejal di dalamnya.

Pada tahun 1986, peneliti menemukan anomali gravitasi antar-galaksi di wilayah yang disebut Laniekea Supercluster. Pertama gue jelaskan dulu, galaksi kita yakni Bima Sakti dan tetangga kita, galaksi Andromeda termasuk ke dalam supercluster (kumpulan galaksi) bernama Virgo Supercluster. Virgo Supercluster ternyata merupakan bagian dari supercluster yang jauh lebih besar, bernama Laniekea Supercluster, yang menjadi rumah bagi 100 ribu galaksi.

Di sinilah para peneliti menemukan hal yang aneh. Galaksi kita, Bima Sakti, bersama galaksi-galaksi di sekitarnya, kini tengah bergerak menuju ke sebuah titik di Laniekea Supercluster, yakni tepatnya menuju ke Konstelasi Norma. Para peneliti kala itu tak tahu apa yang sebenarnya menarik Bima Sakti ke arah rasi Norma ini sehingga mereka sekadar menyebutnya sebagai “The Great Attraction” atau “Sang Penarik Agung”. Para peneliti tak bisa melihat apa sebenarnya sang “Penarik Agung” ini karena wilayahnya berada di “Zone of Avoidence” atau ZOA.

Apa itu ZOA? Well, bayangkan lokasi kita di Bima Sakti saat ini. Bima Sakti adalah galaksi berbentuk spiral dengan bagian yang teramat terang (karena mengandung banyak bintang) di pusatnya, sementara “tangan-tangan” spiralnya memiliki lebih sedikit bintang. Nah, kita terletak di “tentakel” Bima Sakti yang menyebabkan galaksi Bima Sakti di langit malam tidaklah terlihat seperti spiral, namun hanya seperti garis yang terang dan dijejali bintang (karena kita melihatnya dari samping).

Bima Sakti kita sesungguhnya berbentuk seperti ini

Namun dari Bumi kita terlihat seperti ini

Nah, ada bagian yang takkan bisa kita lihat di langit malam, yakni bagian yang terhalang oleh bagian pusat Bima Sakti. Bukan karena terlalu gelap, namun justru karena terlalu terang. Karena tadi, bagian pusat memiliki lebih banyak bintang. Nah, daerah di balik pusat Bima Sakti inilah yang disebut sebagai ZOA, yakni wilayah yang takkan bisa dijangkau oleh teleskop manapun karena terhalang oleh galaksi kita sendiri.


Segala sesuatu yang berada di arah panah itu adalah ZOA karena kita takkan bisa melihatnya sebab terhalang galaksi kita sendiri

Akan tetapi tentu yang namanya peneliti tak berhenti sampai di situ. Mereka terus berusaha memecahkan misteri tersebut. Namun hasil penelitian mereka justru mengundang lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban. Mereka kemudian mengetahui bahwa Sang “Great Attractor” sendiri sebenarnya tengah bergerak menuju ke sebuah titik di Shapley Supercluster. Shapley Supercluster terletak 650 juta tahun cahaya dari kita dan baru ditemukan pada 1930 oleh astronom bernama Harlow Shapley dari Harvard.

Dengan kata lain, ada sesuatu di sana yang menarik supercluster kita, termasuk galaksi Bima Sakti kita, ke arahnya. Ada apa di sana? Itu pertanyaan besar lain. Apakah yang begitu agung dan kuat hingga seolah-olah menarik galaksi-galaksi di alam semesta ke arahnya? Sayang ya kita keburu menamai supercluster itu “Shapley”. Jika saja kita menyadari signifikansinya kala itu, kita pasti menamainya dengan julukan yang lebih dahsyat, seperti “The God's Throne” semisal? Sebab apapun yang ada di sana pastilah memiliki kekuatan yang maha-agung hingga alam semesta tunduk kepadanya.

Nah ada yang lebih aneh ketimbang “The Great Attractor”, yakni “void-void” yang di awal gue sebutkan tadi. Ternyata ada kebalikan dari “The Great Attractor” (atau apapun yang ada di Shapley Supercluster tadi), yakni “Dipole Repeller”. Namanya memang kurang menarik karena subjek ini memang kurang “menarik” (pun intended) sebab bintang-bintang dan galaksi seolah menjauhinya. Yap, jika “Great Attractor” ini menarik isi alam semesta ke arahnya, si “Dipole Repeller” ini justru menjadi “antipati” karena semua galaksi dan bintang seolah malah “kabur” darinya. Seperti dugaan para ilmuwan, “Dipole Repeller” ini berisi “void-void” yang mahaluas.

Interaksi antara Dipole repeller dengan Shapley attractor

Belum jelas apa yang sebenarnya terjadi, apakah “Great Attractor” yang menarik galaksi-galaksi ke arahnya, atau malah “Dipole Repeller” yang mendorong mereka. Ilmuwan malah menduga di antaranya, bahwa ada gaya misterius bernama “dark flow” (dinamai “dark” bukan karena jahat atau apa, namun karena masih misterius) yang bak ombak di lautan semesta, membawa galaksi dan bintang-bintang yang mengapung di atasnya ke dalam suatu arus tertentu.

Kita memang sampai saat ini tak bisa mengamati ada apa sebenarnya di “Great Attractor” yang menarik sejagad raya ke arahnya karena adanya ZOA tadi. Namun uniknya, karena Matahari bersama dengan Tata Surya kita sebenarnya mengorbit pusat galaksi Bima Sakti, maka suatu saat kita akan berada di posisi dimana pandangan kita takkan lagi terhalang oleh ZOA, sehingga kita akan bisa melihat apa atau “siapa” sesungguhnya Sang “Great Attractor” tersebut.


Jika waktunya tiba, mungkin identitas Sang Penarik Agung itu akan terkuak. Namun sayang, kita membutuhkan waktu jutaan tahun hingga sampai di lokasi tersebut. Hingga saat itu, kita hanya bisa menebak dan berfilsafat, apakah yang begitu agung di sana, hingga jagad raya kita tertarik ke arahnya.


TAMBAHAN:

Sebuah video dari Channel Isaac Arthur (yang gue liat abis gue selesai nulis artikel ini hiks) mencoba menjawab apa sebenarnya “The Great Attractor” itu dengan dua ide yang amat menggelitik. Ide pertama, Shapley Supercluster sebenarnya merupakan rumah dari ras alien yang sudah mencapai Peradaban Type III dari Skala Kardhasev. Dengan teknologi itu, mereka sudah mampu memanipulasi galaksi, sehingga galaksi kita dan galaksi-galaksi lain di sekitarnya tertarik ke arahnya.

Ide kedua jauh lebih mencengangkan ketimbang alien. Seperti kita tahu tadi dari penjelasan gue, awalnya para ilmuwan mencoba mengetahui apa itu “The Great Attractor” yang ada di posisi Konstelasi Norma. Namun mereka malah mengetahui plot twist mengejutkan, bahwa “The Great Atrractor” yang kita kira tengah menarik kita itu sebenarnya tertarik oleh sesuatu di Shapley Supercluster. Nah, bagaimana jika kita terus menyelidikinya, kita malah akan menemukan jawaban yang sama? Bagaimana jika Shapely Supercluster justru juga ikut tertarik ke arah yang sama, terletak jauh di belakang supercluster tersebut. Ada apa di sana? Bagaimana jika kita kembali menemukan hasil sama, yang menarik Shapley Supercluster itu juga tertarik oleh sesuatu yang lain, begitu terus hingga suatu saat kita sadar ...


Apapun yang menarik bagian alam semesta kita ini berada di luar alam semesta kita?






















6 comments:

  1. Salud sama bangdep, bisa nulis artikel seenak ini, pokok e jos tenan uhuy

    Serius pengen banget bangdep diundang ke Hitam Putih

    ReplyDelete
  2. Salut dah buat bang Dave, btw ditunggu ya bang buat artikel lovecraftians horror nya

    Semangat bang dave

    ReplyDelete
  3. Bangdep, saran aja, postingan2 bangdep yg baru2 kasi tag dong bang, biar enak nyarinya kalo mau baca2 lagi, makasih bang..

    Salam,
    Yume

    ReplyDelete
  4. Bang. Kalo menurut teori diatas kan kita kehalang ZOA untuk mengamati ke arah TGA. Dan harus sampe diposisi jam 12 baru bisa mengamati dimana butuh jutaan tahun. Tapi sebenernya bisa gasih kalo kita paling nggak ada diposisi jam 7 untuk sekedar "ngintip" apa yg ada dibalik ZOA itu

    ReplyDelete
  5. Supercluster mungkin ?? 🤔

    ReplyDelete