Sebenarnya aku adalah robot ... (bacanya pake suara robot) |
Konspirasi
terooooos!!! Hehehe habis asyik sih bahas teori konspirasi. Buat yang
suka Bedah Kasus mungkin kalian harus bersabar dulu soalnya gue kali
ini lebih tertarik bahas materi misteri sains dan Conspiracy Theory.
Teori Konspirasi teranyar yang pengen gue bahas kali ini berjudul
“Birds Aren't Real” alias “Burung-Burung Itu Aslinya Palsu”.
Oke, dulu ada teori bahwa Finlandia itu palsu, sekarang burung
yang berterbangan di langit itu palsu. Gue pertama kali denger teori
aneh ini di salah satu kanal berita YouTube. Teori Konspirasi ini
menyebutkan bahwa burung-burung yang ada di Amrik sebenarnya bukan
burung asli, melainkan drone mata-mata yang diterbangkan pemerintah
AS untuk memata-matai warganya. Lho kok bisa?
Pembunuhan
terhadap Presiden AS ke-35, John F. Kennedy (JFK) pada 22 November
1963 merupakan salah satu misteri terbesar di dunia yang masih tak
terpecahkan. Bayangkan, korbannya adalah presiden negara ter-adidaya
di dunia, namun pembunuhnya masihlah belum tertangkap. Tak
mengherankan memang jika kasus ini memicu berbagai Teori Konspirasi
yang menyatakan bahwa pemerintah AS (yang memiliki agen-agen terbaik
di dunia seperti CIA dan FBI) memang sengaja “mengubur” kebenaran
kasus itu dalam-dalam. Alasannya?
Karena
mereka sendiri-lah pelakunya.
Kematian
JFK memang memicu berbagai peristiwa sejarah yang menyesakkan,
seperti Perang Vietnam hingga bercokolnya Freeport di Papua (bahkan
ada yang menyebutkan kematiannya berhubungan dengan Tragedi G30S dan
lengsernya Bung Karno). Namun kematian JFK rupanya berujung pada
Teori Konspirasi edan lainnya, yakni “Birds Aren't Real”.
Pada
Januari 2017, seorang mahasiswa Sastra Inggris dari University of
Memphis di Tennessee di Amerika Serikat bernama Peter McIndoe secara
resmi mengumumkan teori konspirasinya di tengah acara “Women's
March”. Di sana ia meneriakkan, “Burung adalah mitos! Mereka
hanyalah ilusi! Mereka adalah dusta! Sadarlah, Amerika! Sadarlah!”
sembari membawa slogan bertuliskan “Pigeons are Liar” atau
“Merpati adalah Pembohong”.
Ia
menyatakan teorinya bahwa antara tahun 1959-1971, pemerintah AS
memburu dan membunuh 12 miliar burung di Amerika, kemudian
menggantinya dengan drone. Bahkan untuk alasan inilah pemerintah
akhirnya “menyingkirkan” JFK karena ia tak mau merestui rencana
mereka tersebut. Bahkan, fasilitas militer misterius milik AS bernama
“Area 51” juga ikut terseret dalam teori gila ini. Peter
berpendapat, pemerintah AS merekrut insinyur-insinyur dari Boeing dan
membawa mereka ke Area 51 untuk membuat drone-drone tersebut.
Tujuannya? Drone-drone tersebut digunakan untuk mematai-matai
masyarakat Amerika.
Peter
sendiri ternyata berhasil meraih pengikut setia berkat teori
ekstrimnya tersebut. Pastinya banyak yang meragukan, atau bahkan
menertawakan klaim tersebut. Namun nyatanya, ada saja yang percaya.
Akun instagram “Birds Aren't Real” sudah memiliki 241 ribu
follower dan akun Twitter-nya sendiri sudah diikuti 60 ribu orang.
Teori ini juga semakin panas menguar setelah 'dipromosikan” di
forum Reddit “r/conspiracy” yang secara khusus membahas Teori
Konspirasi.
Tentu
klaim di atas sangatlah sulit dipercaya bukan? Namun bagaimana jika
kita menilik sisi logikanya? Mampukah pemerintah AS berbuat demikian?
Kenyataannya, semenjak 2009, sebanyak 70.000 burung liar dibunuh oleh
otoritas bandara JFK (yap, ironis) di New York. Alasannya karena
burung ternyata seringkali menjadi penyebab kecelakaan pesawat,
terutama jika mereka menabrak mesin pesawat terbang yang hendak lepas
landas ataupun mendarat. Walaupun dilematis, namun tentu pihak
bandara tak punya pilihan lain selain “membantai” burung-burung
yang bersarang di dekat bandara, karena taruhannya tak main-main,
yakni keselamatan para penumpang pesawat.
Kumpulan burung-burung seperti ini bisa menyebabkan kecelakaan pesawat yang fatal. Itukah alasan pemerintah AS menggantinya dengan drone? |
Tak
hanya itu, penggunaan pestisida DDT di Amerika semenjak tahun 1945
telah menurunkan populasi burung secara drastis. Racun DDT bisa
menyebabkan cangkang telur burung menjadi rapuh sehingga pecah
sebelum sempat menetas. Ketika Rachel Carson menuliskan bukunya yang
terkenal, “Silent Spring”pada 1962, barulah masyarakat menyadari
betapa mengerikan dampak negatif DDT pada lingkungan hingga akhirnya
penggunaannya dilarang pada 1972.
Jadi
ya, ribuan burung memang menjadi korban keganasan manusia. Namun
bagaimana dengan penggunaan “drone” untuk mematai-matai warga
Amerika? Kecurigaan itu sepertinya semakin relevan setelah Tragedi 11
September dimana pemerintah AS menjadi makin waspada dan “ditengarai”
menggunakan berbagai sarana, mulai dari kamera lalu lintas hingga
internet, untuk memata-matai warganya. Alasannya tentu untuk mencegah
tragedi yang sama terulang kembali. Namun banyak pihak yang takut
bahwa “pelanggaran privasi” tersebut akan disalahgunakan
pemerintah AS untuk “memfitnah” pihak-pihak yang ideologinya
dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Mungkin
ada “sepercik kebenaran” dalam teori konspirasi yang
kontroversial itu. Namun perlukan kita mempercayainya? Bagaimana
dengan burung-burung di Indonesia? Apa mereka drone juga? Yang jelas,
teknologi kita jelas takkan mampu menciptakan drone untuk
menggantikan semua burung yang ada di Amerika (yang luasnya aja luar
biasa besar). Belum lagi ada yang namanya “migratory birds” atau
burung-burung yang kerap bermigrasi pada musim dingin. Apa mereka
palsu juga? Terlebih lagi burung-burung amat berperan dalam rantai
makanan, sehingga apabila mereka punah, tentu kita akan langsung
melihat dampaknya.
Merchandise inilah yang menjadi sumber keuntungan propaganda "Birds Aren't Real" |
Jadi
jika memang teori itu sulit diterima dengan logika, apa tujuan Peter
McIndoe menyebarkannya? Ternyata tujuannya cukup nyeleneh, yakni demi
promosi merchandise.
Ternyata
Peter jeli melihat potensi bisnis dalam teori konspirasinya. Di akun
websitenya, Peter rajin menawarkan berbagai merchandise
bertema “Birds Aren't Real”, mulai dari kaos, topi, hingga hoodie
dengan harga berkisar antara 25 – 41 US dollar. Bagi Peter sendiri,
gerakan atau kampanye-nya ini lebih ke joke “satire” ketimbang
benar-benar meyakinkan pendukungnya bahwa burung-burung di sekitar
mereka adalah robot. Dan bonusnya lagi, dia juga dapet duit. Hmmmm
.....
SUMBER: Youtube, Audobon
Bang, bukannya pembunuh J.K. Kennedy itu Lee Harvey Oswald? Dia kan udh ditangkap, meninggal lagi.
ReplyDeleteNah justru itu yg mencurigakam, terduga pelakunya dibunuh sebelum sempat diadili, terus terus pembunuhnya jg meninggal di penjara
DeleteTerus burung dara yang biasa dijual di lamongan pinggir jalan isinya apa dong? Kabel2? 😭
ReplyDeletePantesan love bird aku suka geleng geleng ga jelas. Ternyata dia konslet gegara sirkuitnya panas
ReplyDeleteWaduh hati2 aja berarti rumah lu lagi dimata-matai amrik
DeleteSambil menyelam minum cendol dawet 😂
ReplyDeleteBaangg butuh asupan reddit sama riddle lagiii
ReplyDeletePadahal kupikir amrik orangnya pada pinter-pinter, ternyata bloon juga ya 😂😂
ReplyDeleteAto gara-gara saking pinternya jadi overthinking banget??
bisa kena pasal menyebarkan berita bohong tu..
ReplyDeletedark case lagi bangggg
ReplyDeleteBurung papilo arent real
ReplyDeleteBurung ape tu man
ReplyDeleteBurung puyuh
ReplyDeletehmm boljug
ReplyDelete