Saturday, June 6, 2020

“BIRDS AREN'T REAL”: TEORI KONSPIRASI TERANYAR DAN PALING MENGHEBOHKAN

Sebenarnya aku adalah robot ... (bacanya pake suara robot)


Konspirasi terooooos!!! Hehehe habis asyik sih bahas teori konspirasi. Buat yang suka Bedah Kasus mungkin kalian harus bersabar dulu soalnya gue kali ini lebih tertarik bahas materi misteri sains dan Conspiracy Theory. Teori Konspirasi teranyar yang pengen gue bahas kali ini berjudul “Birds Aren't Real” alias “Burung-Burung Itu Aslinya Palsu”. Oke, dulu ada teori bahwa Finlandia itu palsu, sekarang burung yang berterbangan di langit itu palsu. Gue pertama kali denger teori aneh ini di salah satu kanal berita YouTube. Teori Konspirasi ini menyebutkan bahwa burung-burung yang ada di Amrik sebenarnya bukan burung asli, melainkan drone mata-mata yang diterbangkan pemerintah AS untuk memata-matai warganya. Lho kok bisa?


Pembunuhan terhadap Presiden AS ke-35, John F. Kennedy (JFK) pada 22 November 1963 merupakan salah satu misteri terbesar di dunia yang masih tak terpecahkan. Bayangkan, korbannya adalah presiden negara ter-adidaya di dunia, namun pembunuhnya masihlah belum tertangkap. Tak mengherankan memang jika kasus ini memicu berbagai Teori Konspirasi yang menyatakan bahwa pemerintah AS (yang memiliki agen-agen terbaik di dunia seperti CIA dan FBI) memang sengaja “mengubur” kebenaran kasus itu dalam-dalam. Alasannya?

Karena mereka sendiri-lah pelakunya.

Kematian JFK memang memicu berbagai peristiwa sejarah yang menyesakkan, seperti Perang Vietnam hingga bercokolnya Freeport di Papua (bahkan ada yang menyebutkan kematiannya berhubungan dengan Tragedi G30S dan lengsernya Bung Karno). Namun kematian JFK rupanya berujung pada Teori Konspirasi edan lainnya, yakni “Birds Aren't Real”.

Pada Januari 2017, seorang mahasiswa Sastra Inggris dari University of Memphis di Tennessee di Amerika Serikat bernama Peter McIndoe secara resmi mengumumkan teori konspirasinya di tengah acara “Women's March”. Di sana ia meneriakkan, “Burung adalah mitos! Mereka hanyalah ilusi! Mereka adalah dusta! Sadarlah, Amerika! Sadarlah!” sembari membawa slogan bertuliskan “Pigeons are Liar” atau “Merpati adalah Pembohong”.


Ia menyatakan teorinya bahwa antara tahun 1959-1971, pemerintah AS memburu dan membunuh 12 miliar burung di Amerika, kemudian menggantinya dengan drone. Bahkan untuk alasan inilah pemerintah akhirnya “menyingkirkan” JFK karena ia tak mau merestui rencana mereka tersebut. Bahkan, fasilitas militer misterius milik AS bernama “Area 51” juga ikut terseret dalam teori gila ini. Peter berpendapat, pemerintah AS merekrut insinyur-insinyur dari Boeing dan membawa mereka ke Area 51 untuk membuat drone-drone tersebut. Tujuannya? Drone-drone tersebut digunakan untuk mematai-matai masyarakat Amerika.

Peter sendiri ternyata berhasil meraih pengikut setia berkat teori ekstrimnya tersebut. Pastinya banyak yang meragukan, atau bahkan menertawakan klaim tersebut. Namun nyatanya, ada saja yang percaya. Akun instagram “Birds Aren't Real” sudah memiliki 241 ribu follower dan akun Twitter-nya sendiri sudah diikuti 60 ribu orang. Teori ini juga semakin panas menguar setelah 'dipromosikan” di forum Reddit “r/conspiracy” yang secara khusus membahas Teori Konspirasi.

Tentu klaim di atas sangatlah sulit dipercaya bukan? Namun bagaimana jika kita menilik sisi logikanya? Mampukah pemerintah AS berbuat demikian? Kenyataannya, semenjak 2009, sebanyak 70.000 burung liar dibunuh oleh otoritas bandara JFK (yap, ironis) di New York. Alasannya karena burung ternyata seringkali menjadi penyebab kecelakaan pesawat, terutama jika mereka menabrak mesin pesawat terbang yang hendak lepas landas ataupun mendarat. Walaupun dilematis, namun tentu pihak bandara tak punya pilihan lain selain “membantai” burung-burung yang bersarang di dekat bandara, karena taruhannya tak main-main, yakni keselamatan para penumpang pesawat.

Kumpulan burung-burung seperti ini bisa menyebabkan kecelakaan pesawat yang fatal. Itukah alasan pemerintah AS menggantinya dengan drone?


Tak hanya itu, penggunaan pestisida DDT di Amerika semenjak tahun 1945 telah menurunkan populasi burung secara drastis. Racun DDT bisa menyebabkan cangkang telur burung menjadi rapuh sehingga pecah sebelum sempat menetas. Ketika Rachel Carson menuliskan bukunya yang terkenal, “Silent Spring”pada 1962, barulah masyarakat menyadari betapa mengerikan dampak negatif DDT pada lingkungan hingga akhirnya penggunaannya dilarang pada 1972.

Jadi ya, ribuan burung memang menjadi korban keganasan manusia. Namun bagaimana dengan penggunaan “drone” untuk mematai-matai warga Amerika? Kecurigaan itu sepertinya semakin relevan setelah Tragedi 11 September dimana pemerintah AS menjadi makin waspada dan “ditengarai” menggunakan berbagai sarana, mulai dari kamera lalu lintas hingga internet, untuk memata-matai warganya. Alasannya tentu untuk mencegah tragedi yang sama terulang kembali. Namun banyak pihak yang takut bahwa “pelanggaran privasi” tersebut akan disalahgunakan pemerintah AS untuk “memfitnah” pihak-pihak yang ideologinya dianggap berseberangan dengan pemerintah.

Mungkin ada “sepercik kebenaran” dalam teori konspirasi yang kontroversial itu. Namun perlukan kita mempercayainya? Bagaimana dengan burung-burung di Indonesia? Apa mereka drone juga? Yang jelas, teknologi kita jelas takkan mampu menciptakan drone untuk menggantikan semua burung yang ada di Amerika (yang luasnya aja luar biasa besar). Belum lagi ada yang namanya “migratory birds” atau burung-burung yang kerap bermigrasi pada musim dingin. Apa mereka palsu juga? Terlebih lagi burung-burung amat berperan dalam rantai makanan, sehingga apabila mereka punah, tentu kita akan langsung melihat dampaknya.

Merchandise inilah yang menjadi sumber keuntungan propaganda "Birds Aren't Real"

Jadi jika memang teori itu sulit diterima dengan logika, apa tujuan Peter McIndoe menyebarkannya? Ternyata tujuannya cukup nyeleneh, yakni demi promosi merchandise.

Ternyata Peter jeli melihat potensi bisnis dalam teori konspirasinya. Di akun websitenya, Peter rajin menawarkan berbagai merchandise bertema “Birds Aren't Real”, mulai dari kaos, topi, hingga hoodie dengan harga berkisar antara 25 – 41 US dollar. Bagi Peter sendiri, gerakan atau kampanye-nya ini lebih ke joke “satire” ketimbang benar-benar meyakinkan pendukungnya bahwa burung-burung di sekitar mereka adalah robot. Dan bonusnya lagi, dia juga dapet duit. Hmmmm .....

SUMBER: Youtube, Audobon

14 comments:

  1. Bang, bukannya pembunuh J.K. Kennedy itu Lee Harvey Oswald? Dia kan udh ditangkap, meninggal lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah justru itu yg mencurigakam, terduga pelakunya dibunuh sebelum sempat diadili, terus terus pembunuhnya jg meninggal di penjara

      Delete
  2. Terus burung dara yang biasa dijual di lamongan pinggir jalan isinya apa dong? Kabel2? 😭

    ReplyDelete
  3. Pantesan love bird aku suka geleng geleng ga jelas. Ternyata dia konslet gegara sirkuitnya panas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh hati2 aja berarti rumah lu lagi dimata-matai amrik

      Delete
  4. Sambil menyelam minum cendol dawet 😂

    ReplyDelete
  5. Baangg butuh asupan reddit sama riddle lagiii

    ReplyDelete
  6. Padahal kupikir amrik orangnya pada pinter-pinter, ternyata bloon juga ya 😂😂
    Ato gara-gara saking pinternya jadi overthinking banget??

    ReplyDelete
  7. bisa kena pasal menyebarkan berita bohong tu..

    ReplyDelete
  8. Burung papilo arent real

    ReplyDelete
  9. Burung ape tu man

    ReplyDelete