BLAAAAAAR!!! |
Kalo disuruh nyebutin nama-nama bencana alam, pasti kalian sudah pada pinter (secara kita tinggal di negara yang rentan bencana hiks). Ada gempa bumi, banjir, gunung meletus, tsunami, longsor, angin puting beliung, dan lain-lain. Sebagian besar bencana alam bersifat lokal, semisal letusan Gunung Merapi dampaknya dirasakan warga Yogya atau gempa di Palu hanya dirasakan di Sulawesi (walaupun dukanya tentu dirasakan di seluruh negeri). Namun ada pula bencana bersifat global, semisal erupsi Gunung Tambora pada 1815 yang dampaknya bisa dirasakan hingga Eropa dan Amerika. Supervolcano di Yellowstone, Amerika juga diduga bisa memusnahkan kehidupan di Bumi apabila meletus di masa yang akan datang.
Tapi ada
pula bencana yang jauh lebih dahsyat ketimbang bencana berskala
global, yakni bencana kosmis atau “cosmic disaster”. Bencana
kosmis ini berasal dari luar angkasa dan tak hanya bisa menyapu
seluruh kehidupan Bumi, bencana berskala ini bisa saja melenyapkan
seluruh tata surya kita. Bahkan sebelum manusia ada, sudah beberapa
kali bencana kosmis ini “mampir” di planet kita dan kedatangannya
tiap kali selalu diikuti dengan kepunahan massal di Bumi. Menyadari
ancaman bencana kosmis ini, kitapun harus senantiasa waspada, sebab
masa depan kita tentu tak sepenuhnya aman.
1.
ASTEROID
Memang terlihat indah, namun "bintang jatuh" seperti ini bisa saja membawa bencana |
Kalo yang ini pasti nggak asing lagi, apalagi kalo kalian udah nonton film-nya Bruce Willis berjudul “Armaggeddon” besutan tahun 1998. Namun asteroid raksasa yang jatuh ke Bumi dan menyapu kehidupan di planet ini bukan hanya sebatas plot film fiksi doang. Peristiwa ini pernah terjadi 65 juta tahun lalu dimana sebuah asteroid menghantam Bumi dan menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Lihat
saja peta di bawah ini yang menampilkan lokasi jatuhnya asteroid
dengan ukuran 1-20 meter selama tahun 1994-2013.
Buset!
Banyak amat??? Beruntung planet kita dilindungi oleh atmosfer, dimana
asteroid yang jatuh ke Bumi akan terlebih dahulu bergesekan dengan
atmosfer tersebut sehingga akhirnya terbakar habis sebelum mencapai
permukaan Bumi. Namun tetap saja, perisai tersebut takkan bisa
melindungi kita selamanya, apalagi jika benda langit yang jatuh
memiliki ukuran cukup masif.
Sebuah kawah berdiameter 1,8 kilometer yang disebut "Devil's Canyon" di Arizona, Amerika Serikat, diduga hasil tubrukan meteor 50 ribu tahun lalu |
Tahun
2013 buktinya, ketika sebuah meteor jatuh ke Chelyabinsk, Rusia.
Diameternya hanya 10 meter, namun menyebabkan ledakan di atmosfer
setara 30 kali letusan bom atom di Hiroshima. Walaupun ledakannya
terhadi hampir 30 kilometer di atas permukaan Bumi, namun sekitar
1.500 penduduk terluka dan 7.200 rudak akibat shockwave yang
ditinggalkannya.
Kisah
horor lain, pada 1994, komet Shoemaker-Levy 9 yang berdiameter 2
kilometer menabrak Jupiter. Seberapa besar dampaknya? Well, Jupiter
merupakan planet gas (tidak memiliki permukaan batuan) sehingga
ledakan itu hanya meninggalkan “noda” kecoklatan di atmosfernya.
Namun apabila memiliki permukaan padat, hantaman komet itu bakalan
meninggalkan kawah seukuran Bumi.
"Luka" yang ditinggalkan komet Shoemaker-Levy 9 di Jupiter memiliki ukuran seluas Bumi! |
SUMBER GAMBAR DAN ARTIKEL: WIKIPEDIA, UNSPLASH (Nick Iliasov)
2.
SOLAR STORM
Matahari juga bisa "meledak-ledak" seperti ini |
“Badai
Matahari”, namanya aja udah mengerikan. Jangan bayangkan permukaan
Matahari itu anteng dan adem ayem. Tak jarang, Matahari melepaskan
“badai maut” yang bisa melepaskan tak hanya panas, namun juga
elektron, proton, hingga X-ray dan radiasi ultraviolet (UV). Energi
yang dilepaskan badai matahari ini juga amat ganas, dalam sedetik ia
bisa melepaskan seluruh energi listrik yang digunakan umat manusia
selama setahun.
Apa
akibatnya bagi manusia? Pada 1 September 1859, terjadi “solar
storm” yang amat besar (disebut “Carrington Event”) yang
langsung merusak sistem telegraf sedunia (yang kala itu menjadi
satu-satunya alat komunikasi. Jika badai matahari sekuat itu terjadi
di dunia modern kita, maka semua sistem elektronik kita akan lumpuh.
Akibatnya, kita bisa kembali ke Zaman Batu. Tak hanya itu, hempasan
proton, UV, hingga X-ray bisa menyebabkan badai geomagnetik,
mengobrak-abrik atmosfer kita, hingga berdampak buruk bagi kesehatan
manusia. Beruntung, peristiwa seperti ini amatlah jarang.
SUMBER:
WIKIPEDIA
3.
ROGUE PLANET
Planet pengembara tak bertuan yang kesepian, itulah definisi "rogue planet" |
Tak hanya asteroid dan Matahari yang bisa mengancam kita. Ancaman juga bisa datang dari luar Tata Surya. Salah satunya adalah “rogue planet” (atau “planet liar”), yakni planet yang mengembara karena tak memiliki bintang. Mungkin di suatu saat di masa lalu, bintang dari planet tersebut musnah (meledak menjadi supernova), sehingga planet itupun terlempar dari tata suryanya dan semenjak itu mengembara sendirian di tengah dinginnya alam semesta. Galaksi Bima Sakti kita saja diduga memiliki miliaran planet liar ini.
Jika
saja “rogue planet” ini sampai ke Tata Surya kita, dia akan
tertarik oleh gaya gravitasi Matahari dan akibatnya bisa fatal.
Bahkan, bukan tak mungkin planet tak bertuan ini akan menabrak Bumi
dan memusnahkan kita. Keberadaan “rogue planet” ini juga
disangkutpautkan dengan teori konspirasi yang menyatakan bahwa kiamat
akan terjadi ketika sebuah planet liar bernama Nibiru atau Planet X
mendekati Bumi dan menabraknya.
Bulan yang begitu indah ini sesungguhnya tercipta ketika planet kita bertabrakan dengan planet lain |
Bahkan, peristiwa serupa pernah terjadi dalam sejarah Bumi. Diduga pada 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi yang baru terbentuk (disebut Proto-Earth) bertabrakan dengan planet seukuran Mars yang dinamakan para ilmuwan sebagai “Theia”. Tabrakan itu, secara mengejutkan, malah menyebabkan terjadi Bulan. Teori ini disebut “Big-Impact Hypothesis” atau “Big Splash”.
SUMBER:
WIKIPEDIA (Rogue Planet), WIKIPEDIA (Nibiru Cataclysm), WIKIPEDIA(Big Splash Hypothesis), UNSPLASH (Chuttersnap)
4.
WANDERING STAR
Perbandingan ukuran Matahari dengan bintang-bintang lainnya di alam semesta. Bayangkan jika kita bertabrakan atau paling tidak berdekatan dengan salah satu dari bintang-bintang ini |
Kalau
'rogue planet” yang mendekati Tata Surya saja bisa menimbulkan
kesialan, bagaimana dengan sebuah bintang kelana? Kita tahu bahwa
Bumi dan planet-planet lainnya mengorbit mengelilingi Matahari, namun
yang tak banyak dari kalian tahu, Matahari (dan seluruh Tata Surya)
juga bergerak mengorbit pusat galaksi kita Bima Sakti. Perlu waktu
250 juta tahun bagi Matahari untuk menyelesaikan satu kala
revolusinya mengelilingi pusat Bima Sakti.
Bima
Sakti sendiri memiliki sekitar 150-250 miliar bintang. Bisa
dibayangkan, bagaimana jika Matahari suatu saat nanti, di tengah
revolusinya, bertemu dengan bintang lain yang juga tengah berkelana?
Bagaimana jika mereka bertabrakan?
Well,
kita beruntung bahwa hal tersebut kecil kemungkinannya. Jarak
Matahari dengan bintang terdekat kita, yakni Proxima Centaruri,
adalah sekitar 4,2 tahun cahaya (4x1013 km). Untuk
membayangkan betapa jauhnya itu, jika Matahari sebesar bola ping
pong, maka jarak Proxima Centauri sekitar 1.100 kilometer jauhnya.
Bahkan jarak rata-rata antar-bintang di galaksi kita sekitar 1,6x1011
km atau sekitar 3,2 kilometer antara satu bola ping pong dengan
lainnya.
AAAAAAAAAAK!!! |
Namun
jikalau memang suatu saat terjadi, apa akibatnya bagi kita? Bintang
yang mendekati Tata Surya bisa menyebabkan kekacauan maha-dahsyat,
bahkan tanpa perlu memasuki Tata Surya kita. Hanya lewat di dekatnya
saja, gaya gravitasi sebuah bintang dapat mengganggu kesetimbangan
benda-benda langit yang disebut Trans-Neptunian Object di Oort Clouds
(batas terluar Tata Surya) dan melemparkannya ke arah Matahari kita.
Jika Bumi kebetulan berada di posisi menghalangi benda-benda langit
tersebut, bisa dibayangkan kita akan mengalami hujan meteor yang amat
berbahaya. Jadi bayangkan bencana pertama, yakni asteroid, tapi kali
ini yang datang ratusan.
Bahkan
diduga sebuah “wandering star” bernama “Scholtz's Star”
pernah bertamu ke Tata Surya kita 70 ribu tahun lalu. Beruntung,
bintang itu berukuran kecil hingga tak menyebabkan bencana berskala
masif.
5.
SUPERNOVA
Nebula ini terbentuk karena ledakan supernova di masa lalu |
Kalo bintang yang lewat aja udah berbahaya, gimana dengan bintang yang meledak? Kalian semua sudah tahu kan apa itu supernova? Ketika sebuah bintang menemui ajalnya, maka sebelum mati ia akan meledak menjadi sebuah supernova. Agar bisa berdampak bagi biosfer atau kehidupan di Bumi, maka supernova tersebut perlu berjarak 10-30 parsec (kita belajar satuan baru, yakni 1 parsec sama dengan 31 triliun kilometer). Apakah bencana supernova sedekat ini sering terjadi? Well, kalian simpulkan sendiri sebab di 11 juta tahun terakhir ini, Bumi sudah terkena dampak dari 20 supernova yang berjarak kurang dari 300 parsec.
Apa
efeknya? Well, ledakan sebuah supernova akan membombardir Bumi dengan
radiasi sinar gamma yang bisa menyobek-nyobek lapisan ozon di
atmosfer kita sehingga lebih banyak radiasi berbahaya dari luar
angkasa bisa masuk. Apakah pernah terjadi? Well, sekitar 450 juta
tahun lalu, di Bumi terjadi kepunahan berskala besar dimana 60%
kehidupan di Bumi musnah. Penyebabnya diduga adalah ledakan sebuah
supernova (atau hypernova, akan gue jelaskan nanti).
Lalu
bagaimana dengan masa depan kita? Mungkinkah ledakan seperti itu
terjadi lagi? Hingga kini ada sekitar 6 bintang yang berpotensi
meledak menjadi supernova dalam jarak kurang dari 300 parsec, yakni
IK Pegasi (konstelasi Pegasus), Spica (Virgo), Alpha Lupi (Lupus),
Antares (Scorpio), Betelgeuse (Orion), dan Rigel (Orion). Jika salah
satu saja dari mereka meledak, mungkin pemandangannya spektakuler,
but we're all f*cked.
6.
HYPERNOVA
Titik terang di kiri bawah adalah ledakan sebuah supernova di dekat sebuah galaksi. Jika cahayanya saja seterang, bagaimana dengan ledakan hypernova, yang jauh lebih kuat ketimbang sekedar supernova? |
Kalo
ledakan supernova saja sudah berbahaya, bagaimana dengan hypernova?
Hypernova adalah ledakan bintang yang jauh lebih dahsyat ketimbang
supernova. Konon energi yang tersimpan dalam bintang yang mengalami
hypernova amatlah besar hingga material di bintang tersebut akan
melesat menjadi peluru dengan kecepatan menyamai kecepatan cahaya.
Ledakannya pun bisa 100 kali lebih dahsyat ketimbang supernova biasa.
Pada 2
Juli 1967, sebuah satelit luar angkasa milik Amerika Serikat
mendeteksi sebuah ledakan hypernova yang amat jauh, namun begitu
dahsyat, hingga mereka mengira Uni Soviet kala itu tengah melakukan
uji coba nuklir. Beruntung, bintang yang bisa meledak menjadi
hypernova amatlah jarang. Tapi jika supernova saja sudah demikian
berbahaya, tak bisa dibayangkan kehancuran macam apa yang bisa
ditimbulkan oleh hypernova.
SUMBER:
WIKIPEDIA, IMAGINE THE UNIVERSE – NASA
7.
BLACK HOLE
“Black
Hole” atau “Lubang Hitam” merupakan misteri terbesar di alam
semesta ini. Jika kita bisa menyelidiki benda-benda langit seperti
bulan, bintang, asteroid, hingga planet (ups, udah bukan ding)
terjauh seperti Pluto dengan mengirimkan probe luar angkasa atau
sekedar melihat melalui teleskop, kita tentu takkan sebegitu mudahnya
menyelidiki lubang hitam. Mau ke sana? Gue persilakan saja, tapi
dengan taruhan nyawa tentunya, sebab kalian takkan bisa keluar
hidup-hidup dari sana. Bahkan jika ada bintang atau planet yang
nyasar di dekat lubang hitam, maka mereka akan langsung terserap dan
musnah seketika. Saking misteriusnya, bahkan ada teori bahwa kita
bisa pergi ke masa lalu atau menciptakan mesin waktu menggunakan
lubang hitam tersebut.
Menyelidiki
lubang hitam bukan perkara mudah. Lubang hitam, tentu seperti
namanya, memiliki warna amat pekat sehingga tak bisa dibedakan dengan
langit malam. Namun pada 2020, ditemukan sebuah lubang hitam terdekat
dengan Tata Surya kita, yakni hanya 1.000 tahun cahaya. Lubang hitam
itu dinamakan HR6819 dan karena jaraknya tersebut, tak begitu
berpengaruh pada dunia kita.
Hmmm ...
tapi jangan buru-buru mengambil napas lega. Penemuan ini justru
membuat takut para ilmuwan sebab ini membuktikan bahwa galaksi kita
sendiri dipenuhi lubang hitam yang tak tampak bak sebuah ranjau alam
semesta. Kita mungkin takkan tahu bila ada lubang hitam yang begitu
dekat dengan tata surya kita sebelum terlambat, semisal Neptunus dan
Pluto tiba-tiba menghilang. Kala itu, mungkin sudah terlampau
terlambat bagi kita untuk menyelamatkan diri. Dan jikapun kita bisa
menyelamatkan diri, kemana?
SUMBER: WIKIPEDIA, NATIONAL GEOGRAPHIC
8.
BLAZAR
Adakah
yang lebih berbahaya ketimbang lubang hitam? Bagaimana dengan lubang
hitam super? Blazar adalah sebuah super-black hole yang saking masif
dan kuatnya, seluruh galaksi berevolusi di sekitarnya. Yap, para
astronom sudah lama mencurigai bahwa inti tiap galaksi sebenarnya
adalah lubang hitam raksasa yang disebut “blazar” ini. Bahkan
pusat dari galaksi Bima Sakti kita sesungguhnya adalah sebuah blazar
di Sagitarius A* (bukan syarat ketentuan berlaku ya, tapi emang
simbolnya kayak gitu). Bayangkan sesuatu yang amat kuat, hingga seantero galaksi dan jutaan bintang di dalamnya tunduk dan mengorbit kepadanya.
Keunikan
blazar adalah, saking gedenya kekuatannya, lubang hitam itu akan
“memancarkan” energi dalam bentuk jet dalam kecepatan tinggi
(hingga kecepatan cahaya). Segala sesuatu yang “ditembak” oleh
jet itu tentu akan hancur. Nah celakanya, pada 2018, ilmuwan dari
IceCube Neutrino Observatory di benua beku Antartika menemukan
butiran neutrino yang berasal dari tembakan jet sebuah lubang hitam
purba yang terletak di rasi bintang Orion, sekitar 3,7 miliar tahun
cahaya jauhnya.
Kesimpulannya?
Lubang hitam itu tengah menatap kita.
SUMBER:
WIKIPEDIA
9.
TABRAKAN ANTAR-GALAKSI
Suatu saat nanti, galaksi kita Bima Sakti akan menabrak galaksi Andromeda dan keduanya akan menyatu |
Apa yang
lebih dahsyat ketimbang ditelan lubang hitam, bahkan yang paling
raksasa sekalipun? Jawabannya adalah dua galaksi yang berevolusi pada
dua lubang hitam raksasa bertabrakan! Tabrakan antara dua galaksi
bukanlah hal yang asing lagi. Galaksi-galaksi tersebut “mengapung”
tanpa arah di alam semesta (berbeda dengan bintang dan planet yang
“menari” di dalam galaksi karena mengorbit pada pusatnya) dan
bukan mustahil jika mereka bisa bertabrakan.
Diduga,
pada 4,5 miliar tahun yang akan datang, galaksi kita yakni Bima Sakti
akan bertabrakan dengan galaksi tetangga kita yakni Andromeda.
Bayangkan jika bintang-bintang dan planet saling bertabrakan,
hasilnya pasti kehancuran berskala masif. Namun tak hanya itu, dua
blazar di inti kedua galaksi tersebut pada akhirnya akan bertabrakan
dan menghasilkan ledakan setara 100 juta supernova, memusnahkan
segala yang ada di sekitarnya. Tapi mungkin saja, sebelum itu semua
terjadi, Bumi dan penduduknya sudah keburu musnah sebab ada ...
SUMBER:
WIKIPEDIA
10.
RED GIANT
Ukuran Matahari sekarang (titik di kiri bawah dan di insert) versus ukuran Matahari setelah menjadi Raksasa Merah |
Siapakah
yang kelak “dengan pasti” akan memusnahkan kehidupan di Bumi?
Jawabannya bukan asteroid, planet liar, bintang pengembara,
supernova, ataupun lubang hitam. Semua itu baru “kemungkinan”,
namun yang jelas ada satu yang sudah “pasti” akan memusnahkan
kita.
Yakni
Matahari kita sendiri.
Karena
massanya yang tergolong “kecil” untuk ukuran sebuah bintang, maka
Matahari takkan berubah menjadi supernova. Sekitar 5 miliar tahun
yang akan datang, Matahari akan berubah menjadi Red Giant (Raksasa
Merah). Tak hanya warnanya berubah semerah darah, ukurannya akan
mengembang hingga ribuan kali hingga menelan Merkurius, Venus, bahkan
Bumi. Tapi tenang, kita semua nggak akan mati terbakar kok. Sebelum
itu Bulan akan jatuh dari langit ke Bumi karena gaya gravitasinya
sehingga kita semua sudah keburu hancur saat itu semua terjadi.
SUMBER:
WIKIPEDIA
BONUS:
BIG
SLURP
Well,
kita sudah membahas betapa berbahayanya alam semesta ini karena
setiap benda langit seakan punya potensi untuk melenyapkan kita. Tapi
setiap bencana kosmis yang sudah gue sebutkan tadi semuanya barulah
bencana berskala “lokal” (untuk ukuran alam semesta). Artinya
kalopun galaksi Andromeda dan Bima Sakti bertabrakan, yang kena
efeknya ya cuma dua galaksi itu. Galaksi lain yang jauhnya jutaan
tahun cahaya ya aman-aman aja.
Tapi
bagaimana dengn bencana yang benar-benar berskala universal hingga
seluruh alam semesta ini bisa merasakan dampaknya, bahkan musnah? Di episode sebelumnya gue pernah membahas tentang 3 takdir alam
semesta, yakni jagad kita mungkin akan menemui akhir dalam bentuk Big
Freeze, Big Rip, dan Big Freeze. Masih ada satu lagi teori, yakni Big
Slurp (yang akan gue jelaskan di episode mendatang tentang “Partikel
Tuhan”) dimana jika ini terjadi, maka tak ada satupun kehidupan di
alam semesta ini yang bisa lolos. Big Slurp ini akan bergerak sama
cepatnya dengan cahaya sehingga tak ada satupun yang bisa kabur
darinya. Semua kehidupan terancam, nggak cuman kita, namun kehidupan
para alien di luar sana pun akan panik dan hanya bisa menanti ajal
mereka.
But for
now, khawatirkan saja dulu kesepuluh bencana kosmis di atas.
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH (Daniel Hansen)
SUMBER GAMBAR: UNSPLASH (Daniel Hansen)
Bangdep aye penasaran nih ye, meteor yang ada di kawah Arizona kemana? Kok g pernah nemu ulasannya? Apa hancur ketika bertubrukan dengan bumi? Apa dibawa buat di teliti?
ReplyDeleteBanana
Jatohnya aja 50ribu tahun yg lalu rat. Ya kali diteliti😂
DeleteGue baca postingan bang dave kyak jdi org pling geblek, bru tau sperti ini. Trlalu luas ilmu didunia ini dan gue taunya cem stetes air hujan aja bang. Mkasih looh berguna bgt nih prbanyak aja yg bginian bang. Demen gue
ReplyDeletetrims bang dave buat sharing pengetahuan saol ini xD YAAMPUN paling semangat baca kalau udh berhubungan sm alam semesta (?)
ReplyDelete