Pada
saat gue menulis artikel ini, sedang ada kerusuhan besar-besaran di
berbagai kota di Amrik yang dipicu oleh kematian seorang pria kulit
hitam bernama George Floyd. Peristiwa ini (dan gue duga juga karena
strees akibat karantina dan kolapsnya ekonomi AS akibat Covid-19),
menyebabkan terjadi kerusuhan di berbagai kota di Amerika. Anehnya,
berbagai “kebetulan” dalam kasus ini malah membuat gue menilik
sebuah cerita lama tentang John titor. John Titor adalah seorang pria
yang mengaku sebagai “time traveler” dari masa depan yang membawa
berbagai ramalan menakutkan tentang nasib di dunia ini. Di artikel
ini akan gue bahas, mengapa kematian George Floyd dan kerusuhan yang
mengikuti bisa jadi adalah pengejawantahan ramalan John Titor.
Pada
25 Mei 2020, sebuah video viral mengemuka di media sosial, berisi
penangkapan seorang pria di Minneapolis, AS bernama George Floyd yang
berujung maut. Pasalnya, polisi yang kala itu menangkap George
menggunakan kekerasan yang tak semestinya dengan menekan leher pria
berkulit hitam itu dengan lututnya hingga akhirnya George-pun tewas.
Peristiwa ini memicu kemarahan masyarakat AS, terutama warga kulit
hitam, karena hanya berselang 3 bulan setelah kematian tragis Armaud
Arbery.
Pada
23 Februari 2020, seorang pria berusia 25 tahun bernama Armaud Arbery, tengah jogging di sekitar tempat tinggalnya ketika tiba-tiba
dua pria kulit putih bernama Travis dan Gregory McMichael (ayah dan
anak), mengejar Armaud dengan senjata api dan menembaknya hingga
mati. Alasannya, di wilayah tersebut sering terjadi pencurian dan
Armaud, yang berkulit hitam, dicurigai sebagai perampok hanya karena
warna kulitnya.
Seorang
pastor kulit putih bernama Richard Demsick berusaha membuktikan bahwa
kematian Armaud memang benar didorong oleh rasisme dengan sebuah
“social experiment” di TikTok. Ia berlari di sebuah perumahan
(yang juga sering kecurian) dengan menggotong sebuah televisi di
pundaknya. Namun bukannya ikut dikejar-kejar atau diteriaki maling,
justru orang-orang yang melihatnya malah menyapanya ramah.
Kasus
Armaud membuat geram publik karena kedua penembaknya (yang menjadi
“vigilante” alias bukanlah polisi, namun hanya ikut-ikutan
berusaha “menegakkan” keadilan), sama sekali tidak mendapat
hukuman atas kematian Armaud. Barulah setelah mendapat banyak desakan
dari masyarakat, ayah dan anak itu ditangkap 3 BULAN setelah mereka
menembak mati Armaud. Berlarut-larutnya proses hukum apabila
tersangkanya kulit putih ini tentu amat berbanding terbalik dengan
begitu cepatnya proses hukum (bahkan langsung “dieksekusi mati”
di tempat) apabila tersangkanya adalah kulit hitam, walaupun
kejahatannya belumlah terbukti.
Tak
diayal lagi, ketidakadilan yang menimpa Armaud dan George bak
menyiram bensin ke atas bara api. Masyarakat AS tengah dilanda stress
karena karantina Covid-19 yang berkepanjangan. Belum lagi sekitar 40
juta warga AS menjadi pengangguran karena kehilangan mata pencaharian
mereka selama wabah. Kasus rasisme, diimbangi dengan ketimpangan
ekonomi, membuat warga kulit hitam di AS “memberontak”. Akibatnya
kerusuhan terjadi di Minneapolis, kota dimana George Floyd tewas, dan
melebar hingga ke kota-kota besar seperti Los Angeles dan New York.
Pembakaran kota, diikuti penjarahan dan aksi kekerasan merembet ke
berbagai penjuru AS, mulai dari Florida, Texas, Kentucky, dan
California. Bahkan massa mengepung Gedung Putih di Washington DC,
tempat Donald Trump kini bertahta.
Namun
apa kaitan ini semua dengan “time traveling”? Buat kalian yang
menggemari Teori Konspirasi pastilah tak asing lagi dengan nama John
Titor. Sepuluh tahun yang lalu, seorang pria misterius yang mengaku
bernama John Titor membuat heboh dunia maya dengan pengakuannya. Ia
mengaku sebagai tentara AS yang dikirim dari masa depan (tepatnya
tahun 2036) untuk sebuah misi khusus. Misi khusus inilah yang
membuatnya “terjebak” di tahun 2000. Misinya kala itu adalah
untuk mengambil sebuah komputer model lawas bernama IBM 5100 yang
akan digunakannya untuk memperbaiki masa depan.
Tak
sedikit yang mempercayai cerita John Titor tersebut, walaupun
klaimnya terdengar bombastis. Pasalnya, John memiliki pengetahuan
yang amat lengkap tentang model komputer tersebut, sesuatu yang hanya
diketahui orang-orang yang benar-benar membuat komputer itu (hanya
sekitar 20 orang di dunia ini yang tahu tentang hal tersebut).
Uniknya lagi, ketika ditanya seperti apa mesin waktu yang ia gunakan
untuk kembali ke masa lalu, John Titor menggambarkannya sebagai mesin
“Tipler”.
Tentu
nama itu tak asing lagi apabila kalian membaca salah satu postingan
gue tentang “Mekanika Kuantum dan Time Traveling” bulan lalu.
Mesin “Tipler” memang disebut sebagai salah satu rancangan mesin
waktu yang didesain oleh para ilmuwan sesuai hukum Fisika (bahkan
diamini penggunaannya oleh ilmuwan sekelas Stephen Hawking), walaupun
saat ini kita tak memiliki teknologi yang cukup untuk membangunnya.
John juga menyebut mesin waktunya itu dibangun oleh CERN, sebuah
organisasi riset yang benar-benar ada di Eropa dan terkenal dengan
“Large Hadron Collider” yang juga membantu menemukan “partikel
tuhan” atau “god particle”.
Namun
yang menakutkan adalah mendengar “ramalan-ramalan” John Titor
yang teramat kelam. Ia bercerita tentang dunia yang dilanda wabah
mematikan akibat “Creutzfeldt-Jacob Disease”, sebuah penyakit
otak mematikan yang disebabkan oleh “prion”, sejenis entitas tak
bernyawa yang jauh lebih kecil ketimbang virus. Tak hanya itu, ia
juga memprediksi sebuah “Civil War” atau Perang Sipil yang akan
terjadi di AS dan diikuti oleh Perang Dunia III.
Klaim
itu mungkin saja sudah dimulai sekarang.
Komputer model lawas inilah yang menjadi alasan utama John Titor diutus melakukan time traveling? Apa signifikansinya? Apakah komputer ini bisa menjadi "Butterfly Effect" yang mengubah masa depan? |
Mengapa
gue mengatakan demikian? Pertama kita tilik dulu ramalan asli John
Titor. Pada tahun 2000 ia meramalkan bahwa sekitar tahun 2004,
bertepatan dengan “Election Year” atau pemilihan presiden, akan
terjadi “Civil War” antara dua pihak yang berseteru di AS.
Peristiwa itu juga bertepatan dengan ajang Olimpiade yang dibatalkan.
Akibat perang itu, Washington DC akan hancur lebur sehingga ibu kota
AS akan dipindahkan ke Omaha, Nebraska. Ia juga meramalkan, peristiwa
tersebut akan diikuti dengan Perang Dunia III yang singkat, namun
memiliki dampak yang luar biasa besar.
Namun
kalian tentu jeli melihat ketidakakuratan di ramalan John Titor
tersebut. Sekarang kan udah tahun 2020, tapi hal tersebut belum
terjadi. John sendiri meramal bahwa peristiwa itu terjadi tahun 2004,
tapi buktinya tahun itu berjalan adem ayem tanpa perang besar-besaran
seperti yang ia ramalkan.
Untuk
memahaminya, marilah kita beralih ke sebuah teori mengapa John Titor
kembali ke tahun 2000. Ia mengatakan misinya adalah mengambil sebuah
komputer model kuno, namun apakah tujuan sesungguhnya di balik itu?
Banyak yang mengira bahwa ia sengaja datang untuk memperbaiki Y2K.
Pada tahun 1999, Y2K memang menjadi topik yang amat panas sebab
diduga akan menyebabkan semua peralatan elektronik (terutama yang
berbasis komputer) takkan beroperasi. Pasalnya, data tahun biasanya
disimpan dalam bentuk dua digit, semisal tahun “89” akan
diartikan sebagai tahun 1989. Setelah tahun 2000, angka-angka itu
akan kembali menjadi 00. Hal ini akan memicu kekacauan, karena
semisal angka “01” akan dibaca menjadi 1901, bukan 2001.
Namun
ternyata ketakutan masyarakat ternyata tak terbukti. Bukannya
perekonomian dan teknologi kita menjadi kolaps, Y2K hanya berdampak
amat sedikit, bahkan tak terasa bagi kehidupan manusia. Ternyata ada
yang menyangka bahwa hal tersebut terjadi karena John Titor berhasil
memperbaiki Y2K sebelum terjadi. Jika tidak, mungkin masa depan kita
akan berubah sama seperti masa depan di dunia John Titor yang kelam.
Bagaimana
jika perubahan yang dilakukan John Titor di tahun 2000 sebenarnya tak
langsung menghapus perang besar di masa depannya, melainkan hanya
“menundanya”? Bagaimana jika perang yang seharusnya terjadi tahun
2004 (hanya 4 tahun setelah Y2K, mungkin karena kolapsnya
perekonomian), menjadi mundur hingga tahun 2020? Namun apa yang
membuat gue mengatakan demikian?
Pertama,
John mengatakan “Civil War” tersebut terjadi antara dua fraksi
yang berbeda kepentingan. Tentu hal itu bisa terlihat di kerusuhan
yang kini dimulai pasca-kematian George Floyd. Dua
pihak dengan ideologi berseberangan bisa saja “clash”
menciptakan perang berkepanjangan.
Akankah Perang Sipil yang diramalkan John Titor menjadi kenyataan? |
Namun
tak hanya itu, persamaan kedua adalah pemilihan presiden di AS
sendiri akan dilaksanakan 3 November 2020. John Titor mengatakan
perang akan terjadi di sekitar masa pemilihan presiden, yang jelas
berlangsung tahun ini. Belum lagi Donald Trump, incumbent yang
mencalonkan diri kembali sebagai presiden, memiliki catatan hitam
sebagai sosok yang “rasis”, terbukti dengan “twit-twit”
kontoversialnya dan kebenciannya dengan kaum imigran. Apakah keberadaan Trump sebagai Presiden AS justru menjadi katalis perang tersebut?
Ketiga,
John Titor mengatakan tentang Olimpiade yang akan ditunda. Mengapa
ini menjadi masalah besar? Karena sepanjang sejarah dunia ini,
Olimpiade hanya pernah dibatalkan dua kali, yakni pada masa Perang
Dunia I dan Perang Dunia II. Jadi, pembatalan Olimpiade bukanlah hal
enteng dan pastilah dipicu peristiwa masif yang mempengaruhi seluruh
dunia. Dan pada kenyataannya, Olimpiade ke-32 di Tokyo, Jepang yang
sejatinya diadakan pada 23 Juli – 8 Agustus 2020 kini dibatalkan.
Alasannya pasti kalian semua sudah tahu, yakni karena pandemi virus
Corona yang masih berlangsung.
Apakah
semua ramalan John Titor itu hanya kebetulan? Yang jelas, kita takkan
bisa menanyakannya secara langsung kepadanya. Pada tahun 2001, hanya
setahun setelah kemunculannya, iapun menghilang secara misterius. Tak
ada yang tahu dimana ia sekarang (apalagi siapa identitas aslinya).
Mungkin saja ia sudah kembali ke masa depan, atau mungkin saja ia
masih berpetualang di masa kini, berada di sekitar kita tanpa kita
sadari.
SUMBER:
WIKIPEDIA
Jelas kebetulan sekali.
ReplyDeleteDilihat dari sisi manapun, time traveler bernama Jhon Titor jelas mengada-ada.
Tapi beda lagi kalau yang nonton anime Steins Gate, hehehe
Kebetulan atau tidak, yang pasti hal itu sudah diprediksi
ReplyDeleteRamalan terlalu umum seperti ramalan zodiak, kalau terjadi ya kebetulan kalau tidak ya numpang lewat
ReplyDeleteYup, sejenis sama ramalan "tahun depan bakal banyak artis yang cerai"
DeleteDan faktanya sekarang sedang banyak negara yang sedang memanas. China vs India dan perang korea. WWIII?
ReplyDelete