Thursday, June 11, 2020

PARTIKEL TUHAN: SANG ZARAH MAHADAYA YANG MAMPU MEMUSNAHKAN DAN MENCIPTAKAN JAGAD RAYA


Sekeren apapun namanya, partikel tuhan takkan menjawab doa kita
Mungkin kalian pernah mendengar tentang partikel tuhan atau “god particle”. Ketika ditemukan pada 2012, partikel ini langsung mengundang perhatian publik. Bukan hanya karena penemuannya merupakan bukti kemajuan sains yang tak bisa dibendung, namun juga karena namanya yang sensasional. Partikel ini oleh ilmuwan sesungguhnya dinamai “boson Higgs” sesuai dengan nama fisikawan peraih Nobel bernama Peter Higgs yang semenjak 1964 sudah meramalkan keberadaan partikel itu.

Namun pada 1993, seorang fisikawan lain bernama Leon Lederman (yang juga peraih Nobel) menjulukinya dengan nama lain, yakni “god particle”. Kala itu sebenarnya ia ingin menamainya “goddamn particle” karena begitu susahnya partikel itu ditemukan. Namun editornya menyarankan nama sensasional lain, yakni “god particle”. Alasannya, karena partikel itu begitu purba dan sudah ada semenjak masa Penciptaan (Big Bang). Tugasnya-pun teramat “kudus”, yakni memberikan massa kepada partikel-partikel lainnya. Tanpa massa, tentu hukum-hukum fisika yang ada di semesta ini takkan berlaku dan takkan ada apapun yang mampu tercipta.

Pada awalnya, nama itu dirasa terlalu berlebihan untuk disematkan pada sebutir partikel yang tak kasat mata. Pasalnya, walaupun penemuan partikel boson Higgs memang amatlah penting, namun keberadaannya tak menjawab pertanyaan apapun mengenai Tuhan dan asal-usul alam semesta. Namun mungkin pendapat itu justru keliru. Semakin diselidiki, ilmuwan semakin menyadari bahwa partikel tuhan itu mungkin memang memiliki kekuatan seperti Tuhan, bisa melenyapkan seluruh alam semesta menurut kehendaknya, atau bahkan menciptakan alam semesta baru.

Bagaimana caranya?


Salah satu detail rumit dari Large Hadron Collider milik CERN yang berkontribusi menemukan partikel tuhan yang ilusif

Ilmuwan fisika pertama kali mengkonfirmasi keberadaan partikel tuhan ketika mereka berhasil “menciptakannya” melalui alat bernama Large Hadron Collider, yakni akselerator partikel raksasa sepanjang 27 kilometer di bawah Prancis-Swiss. Menggunakan mesin terbesar di dunia tersebut, para ilmuwan menemukannya dan segera mengukur besar energinya. Mereka menemukan nilai sebesar 126 GeV (Giga electron Volt). Angka tersebut konon sempat membuat Stephen Hawkings kala itu menjadi cemas, bahkan menyatakan bahwa partikel tuhan bisa menyebabkan kepunahan seantero jagad raya. Mengapa? Ia berpendapat bahwa energi di atas 100 GeV bisa menandakan bahwa alam semesta kita ini berada dalam kondisi meta-stabil.

Apa itu maksudnya?

Ada dua kondisi alam semesta ini, yakni stabil dan tidak stabil. Tentu saja jika alam semesta kita tidak stabil, maka jelas alam semesta sudah musnah sejak dulu-dulu. Maka sah-sah saja jika kita menduga alam semesta kita kini dalam kondisi stabil.

Namun ternyata tidak. Penemuan partikel tuhan dan angka yang menyertainya justru membuktikan bahwa ternyata kita berada dalam posisi “meta-stabil” atau artinya hampir stabil, namun belum benar-benar stabil. Kondisi meta-stabil ini disebut sebagai “false vacuum” (gue menerjemahkannya sebagai “jagad palsu”), sementara kondisi semesta yang benar-benar stabil disebut “true vacuum” (jagad asli).

Jadi alam semesta ini "palsu"?


Berarti jagad raya kita ini palsu dong? Hmmm ... nggak begitu. Kondisi kita yang “meta-stabil” sesungguhnya sudah memungkinkan alam semesta kita ini berjalan. Hukum-hukum fisika yang berjalan pada kondisi “jagad palsu” ini cukup untuk menciptakan bintang-bintang tercipta, memunculkan galaksi, bahkan memungkinkan terjadinya kehidupan.

Anggap saja kondisi kita sekarang yang “jagad palsu” dibandingkan dengan kondisi “jagad asli” adalah seperti ini.

Anggap aja semesta ini diumpamakan sebagai seorang pria bernama Budi. Budi ini gemar ngeblog (kayak gue) dan karena dia suka menulis, akhirnya dia bekerja kantoran di sebuah penerbitan. Gaji yang didapatnya sudah lumayan, ia bisa menghidupi istri dan kedua anaknya. Ia menganggap bahwa kehidupannya ini ideal, ia digaji untuk melakukan hal yang ia nikmati. Namun semua berubah ketika negara api coronavirus menyerang. Pemerintah memerintah semua kantor tutup, termasuk perusahaannya. Akibatnya, tak ada yang mengoperasikan mesin percetakan sehingga merekapun tak bisa mencetak satu bukupun. Tak ada penghasilan, maka Budi-pun menjadi pengangguran.

Namun kemudian ia menyadari bahwa ini bukanlah akhir segalanya. Karena maraknya “work from home” ternyata ia sadar bahwa ia bisa mendapat penghasilan dari rumah. Ia bisa menyumbang tulisan ke berbagai media online dan menulis dari rumah. Bahkan ia bisa menulis topik-topik yang ia sukai dengan penghasilan yang lumayan. Ia sudah begitu menikmati pekerjaan “freelance” ini hingga ketika wabah usai dan penerbitan tempatnya bekerja dulu buka lagi dan memintanya kembali, ia tak mau. Ia sudah merasakan betapa enaknya kerja dari rumah. Ia nggak perlu bangun pagi dan nggak perlu pula berkendara menikmati macet untuk pergi ke kantor. Ia juga bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama istri dan anaknya.

Anggap saja, semesta yang “false vacuum” adalah kehidupan Budi saat bekerja di penerbitan dan semesta yang “true vacuum” adalah Budi yang bekerja dari rumah sebagai freelancer. Kehidupan Budi di “false vacuum” sebenarnya sudah baik (“meta-stabil” tadi), tapi ia lalu menemukan kondisi yang bahkan lebih ideal, yakni “true vacuum”.

Nah, bagaimana jika alam semesta memutuskan untuk meninggalkan kondisi “false vacuum” untuk menjadi “true vacuum”?

Tentu alam semesta yang sebegini luas nggak bisa serta-merta bergeser begitu saja? Udah mager istilahnya. Namun jika dikaitkan dengan partikel tuhan, hal ini menjadi mungkin.




Konsep “jagad asli” dan “jagad palsu” digambarkan oleh para fisikawan seperti grafik di atas ini. Kondisi partikel boson Higgs (AKA partikel tuhan tadi) ada di lengkungan “false” atau “jagad palsu”. Partikel tuhan berserta seluruh alam semesta udah begitu nyaman di sini, sehingga tak terpikir bagi mereka untuk pergi ke kondisi lain. Bahkan jikapun mau, kalian lihat ada “barrier” alias penghalang di sana. Partikel tuhan-pun nggak akan bisa kan melewatinya?

Kecuali jika partikel punya kemampuan menembus dinding yang ... apa itu namanya, “quantum tunneling”?


MASIH INGAT YANG INI???

Yap, sebagai sebuah partikel, boson Higgs tentu saja memiliki kemampuan “quantum tunneling” yakni bisa menembus “barrier” untuk pergi ke sisi sebaliknya. Kita hanya butuh satu saja ... satu partikel tuhan di alam semesta ini, nggak harus di Bumi, namun bisa saja satu partikel tuhan yang entah ada di galaksi Andromeda, atau tengah mengorbit di sebuah lubang hitam di luar sana, ada tengah melayang-layang di sisi lain alam semesta miliaran tahun cahaya dari sini. Jika satu partikel tuhan itu memutuskan untuk menembus ke “jagad asli” menggunakan kemampuan “quantum tunneling”-nya, maka kitapun habis.

H


A


B


I


S


!


Apa yang akan terjadi memangnya? Satu partikel tersebut akan membentuk gelembung, dimana segalanya di dalam gelembung berjalan sesuai “jagad asli”. Apa itu artinya? Kita takkan tahu. Yang jelas, semua hukum fisika di sana akan jauh berbeda dengan hukum fisika kita sekarang.

Hukum fisika yang berjalan di “jagad palsu” kita contohnya:
  • rumus relativitas: E= mc2
  • nilai π = 3,14
  • Kecepatan cahaya: c = 299.792.458 m/s
  • Konstanta Planck = 6,626x10-34 m2.kg/s
  • Massa elektron: e = 9,109x10-31 kg
  • Hukum Ohm: V = I*R
  • Hukum gravitasi Newton: Fg = G*(m1*m2)/r2
  • Hukum Termodinamika I, II, dan III

Semua yang sudah kita apalin sejak SMA, semua bisa kita buang jauh-jauh. Segalanya di gelembung “jagad asli” itu akan menerapkan hukum fisika yang jauh berbeda. Tak hanya itu, kita jelas takkan mampu beradaptasi di hukum fisika yang jauh berbeda itu. Mungkin di sana takkan ada gravitasi atau gravitasinya jauh lebih berat, mungkin di sana takkan ada oksigen, mungkin di sana takkan ada elektron atau proton sehingga atom kitapun tak bisa tersusun.

Intinya kita akan musnah di dalam gelembung itu.

Celakanya gelembung itu, yang awalnya hanya seukuran satu partikel tuhan, akan terus melebar dan melebar dengan kecepatan cahaya, menelan semua yang ada di dekatnya. Jika ada planet dan bintang di dekatnya, maka planet dan bintang itu akan tertelan oleh gelembung itu. Lalu gelembung “jagad asli” itu akan menelan seantero galaksi, kemudian melebar menelan galaksi-galaksi yang ada di dekatnya. Begitu terus, hingga suatu saat seluruh jagad raya kita akan digantikan oleh “jagad asli” tersebut.

Jika gelembung “true vacuum” itu benar terjadi, maka takkan ada satupun yang melarikan diri. Nggak hanya kita, bahkan seluruh peradaban alien di luar sana pasti akan pontang-panting. Semua menjadi serbasalah. Jika kita belum bisa mencapai kecepatan cahaya, maka kita sudah pasti akan kalah cepat dan tertelan. Jika kita bisa mencapai kecepatan cahaya, mungkin kita bisa mengulur waktu. Namun hal juga itu akan percuma sebab gelembung itu pada akhirnya akan menelan seluruh jagad raya. Jika kita bisa bergerak lebih cepat dari cahaya, bukannya kabur, namun kita malah memutar balik waktu (kembali ke masa lalu).

Hanya perlu satu gelembung ini saja untuk melenyapkan alam semesta

Peristiwa ini oleh para ilmuwan dinamakan sebagai “Big Slurp” yang merupakan skenario kiamat jagad keempat setelah Big Freeze, Big Rip, dan Big Crunch. Namun seperti teori Big Crunch, masih ada harapan sebenarnya untuk kehidupan. Kita sudah jelas akan musnah, namun di dalam gelembung itu, akan tercipta semesta baru, semesta yang lebih “sempurna” ketimbang semesta kita sekarang. Dan di dalam jagad anyar tersebut, mungkin akan muncul pula kehidupan yang jauh lebih ideal. Mungkin makhluk baru yang tercipta di jagad “sempurna” itu akan jauh lebih bahagia ketimbang kita?

Jelas, jika prediksi para ilmuwan ini benar, maka nama partikel tuhan memang sangatlah cocok disematkan pada partikel boson Higgs tersebut. Tak hanya ia seperti Tuhan, mampu memusnahkan seluruh jagad raya apabila ia mau, namun ia juga bisa menciptakannya kembali.

Lalu kapan hal itu akan terjadi? Tak ada seorangpun yang tahu. Namun bagaimana jika kita berpikir begini: bagaimana jika di suatu tempat sana, nun jauh di bagian lain alam semesta, gelembung “jagad asli” sejatinya sudah terbentuk dan terus mengembang tanpa sepengetahuan kita? Bayangkan kita melihat jagad raya perlahan-lahan lenyap dan musnah melalui teleskop dan gelembung itu tengah menuju ke planet kita.

Apa yang akan kita lakukan di sisa waktu kita itu?





5 comments:

  1. Jadi inget plot cerita series TV nya DC : crisis on infinite earth

    ReplyDelete
  2. Tau partikel tuhan dari angel and demon nya da vinci

    ReplyDelete
  3. Sekeren apapun namanya, partikel tuhan' g akan menjawab doa kita


    *Oke lanjut mencari kebenaran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berdo'a kepada Tuhannya njir, jangan partikelnya.

      Delete