Friday, September 6, 2019

APAKAH INI VIDEO PSIKOPAT TEREKAM SEJAK DINI???


Balik lagi dengan video yang, ehm, aneh yang gue temukan di YouTube. Pemilik akunnya sepertinya seorang psikolog (mungkin) dan di deskripsinya diceritakan bahwa ia mengajar kelas Psikologi Moral dengan salah satu studi kasus yang disebut “Trolley Problem” yang menggambarkan dilema etika dalam diskusi moralitas. Dalam kasus ini, diceritakan sebuah kereta akan melaju ke dua rel yang berlainan, dimana salah satu rel terdapat satu orang dan di rel lain terdapat lima orang. Jika kalian masinis keretanya, mana jalur yang akan kalian pilih?

Begitu sang psikolog kembali ke rumah dan mencobakan kereta ini kepada anaknya, ternyata anaknya yang masih kecil ini punya solusi yang amat jitu. Silakan saksikan di bawah ini.

Hmmm ... kalo gue jadi ayahnya anak ini mungkin langsung gue taruh ke panti asuhan ya ini anak. BTW salah satu video lain dari channel sang bapak adalah kasus orang yang bisa ngeluarin pup emas, worth to watch juga kok.

10 comments:

  1. hehehehe....namanya juga anak2 seneng liat yang seru2

    ReplyDelete
  2. namanya juga anak2,, belum terlalu paham itu maksud nya apa.. dia sangka ya itu mainan semua 😂😂😂

    ReplyDelete
  3. Ini video sadis, tapi aku kok ngakak? 😂

    ReplyDelete
  4. Selama dia ga ngelindas binatang hidup 😂 mungkin bisa dibilang murni kepolosan

    ReplyDelete
    Replies
    1. takutnya gedenya kek di film "Orphan" aja :(

      Delete
  5. Masih wajar kok min.. si anak juga tau kalo itu ngga hidup. Gw juga dulu sering motong2in kepala boneka adekku, bahkan boneka teddy bear-nya pernah aku penggal terus aku jahit lagi. Syukurlah gedenya aku masih lulus psikotes kalo tes kerja wkwk

    ReplyDelete
  6. Jika pilih tabrak 1, Maka 5 orang yg selamat bukan akan berterimakasih tapi malah blaming. Begitu pula sebaliknya. Solusi jitu, bunuh ke enamnya, maka tidak ada yg menyalahkan ataupun jadi saksi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anaknya bisa pikir hal soal saksi mata gitu ya ¯\_(ツ)_/¯

      #salamsiders

      Delete