Tuesday, September 3, 2019

RUDAPAKSA TRILOGY #2: THE DEVIL'S INCEST– KASUS KELAM KELUARGA FRITZL


Pada umur 13 tahun aku membantu Ayah menaruh sentuhan terakhir di bunker belakang rumah. 
Itu sudah lima tahun, tiga anak, dan dua keguguran lalu; sekarang aku merindukan matahari.
DutchShepherdDog

Ketika sedang menerjemahkan cerita-cerita horor dua kalimat (Two Sentence Horror) dari Reddit, gue menemukan entry ini. Gue inget banget pernah membaca kisah nyata yang mirip dengan ini, tentang cewek yang disekap selama puluhan tahun di rubanah rumahnya. Beruntung di kolom komentar gue menemukan nama dari korban rudapaksa itu, yakni Elisabeth Fritzl. Kasus ini amat mengerikan bila ditelusuri, bahkan bila dibandingkan dengan kasus sebelumnya, Jaycee Dugard jauh lebih beruntung ketimbang apa yang menimpa Elisabeth Fritz ini. Mengapa?

Sebab dia disekap dan diperkosa selama 24 tahun oleh ayahnya sendiri hingga melahirkan tujuh orang anak.

Readers, inilah Dark Case kali ini.

Tidak ada yang menyangka di kota kecil yang indah di Austria ini, 
peristiwa yang amat biadab terjadi

Sebagai salah satu negara makmur di Eropa, mungkin kalian membayangkan negara Austria sebagai tempat yang damai dengan angka kriminalitas yang teramat minim. Mungkin hal itu ada benarnya, sebab ketika kasus ini terungkap pada tahun 2008, khalayak publik di negara tersebut amat terguncang oleh kengerian kasus ini. Tak ada yang bisa membayangkan seorang ayah memperkosa dan menyekap putri kandungnya selama bertahun-tahun tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya. Semenjak kasus itu terkuak, nama sang ayah, yakni Josef Fritzl, kini bersinonim dengan sang iblis sendiri.

Bagaimana awal mula kasus yang menggemparkan ini? Keluarga Fritzl yang tinggal di Amstetten, Austria dikenal sebagai keluarga yang tidak menyolok. Josef, sang kepala keluarga, memiliki istri bernama Rosemarie dan memiliki dua anak laki-laki serta lima anak perempuan. Namun dibalik pintu yang terus tertutup rapat, rumah tangga mereka menyimpan rahasia kelam. Josef selaku sang ayah kerap melecehkan salah satu putrinya, yakni Elisabeth, semenjak ia berumur 11 tahun.

Pada umur 15, setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Elisabeth kabur dari rumah. Ia bersembunyi di rumah temannya di Vienna dan bekerja sebagai seorang pramusaji. Namun sialnya, polisi menemukannya dan mengembalikannya ke tangan ayahnya yang abusif itu. Pada 28 Agustus 1984, Josef meminta bantuan putrinya itu (yang saat itu berusia 18 tahun) untuk memasang sebuah pintu di rubanah. Ia sama sekali tak menyadari bahwa pintu yang tengah ia pasang sebenarnya merupakan bagian terakhir dari “penjara” yang dirancang ayahnya untuknya

Itulah terakhir kalinya Elisabeth mencium udara kebebasan dan ia harus menunggu selama lebih dari dua dekade sebelum akhirnya bisa melihat dunia luar kembali.

Josef Fritzl dan istrinya, Rosemarie

Setelah Elisabeth menghilang, sang ibu, Rosemarie merasa khawatir dan menelepon polisi. Namun Josef “mengakalinya” dengan memaksa Elisabeth menulis sebuah surat yang menyatakan bahwa gadis itu kabur dan memperingatkan keluarganya untuk tidak mencarinya.

Selama 24 tahun ke depan, Josef mengunjungi putrinya yang terkunci di basement hampir setiap hari untuk memperkosanya. Selama itu, ia melahirkan tujuh anak. Ia juga pernah melahirkan anak kembar, namun sayang sekali salah satunya meninggal setelah dilahirkan. Dengan kejamnya, Josef membakar jenazah anak / cucunya itu hingga habis di perapian untuk menghilangkan barang bukti.

Tiga anak yang dilahirkannya dari hubungan terlarang itu, yakni Lisa, Monika, dan Alexander, kemudian dirawat oleh Josef dan istrinya. Bagaimana caranya? Ternyata Josef sudah merencanakan hal itu dengan baik dengan cara berpura-pura menemukan ketiga bayi di depan pintu rumahnya disertai surat yang ditulis oleh Elisabeth yang berisi pesan agar mereka merawatnya. Dengan cara itu, Rosemarie sebagai ibu Elisabeth sama sekali tak curiga dan merawat ketiga cucunya itu.

Sayangnya, anak-anak lainnya tak seberuntung itu. Tiga anak lain, yakni Kerstin, Stefan, and Felix, tetap dikurung di rubanah beserta ibu mereka. Karena kini harus ditinggali pula oleh tiga orang anak, Elisabeth memohon pada ayahnya untuk melebarkan kurungan mereka yang hanya berukuran 35 meter kubik. Josef tentu menyanggupi, namun dengan cara memaksa Elisabeth dan anak-anaknya menggali ruang bawah tanah itu dengan tangan mereka sendiri selama bertahun-tahun. Di dalam ruangan sempit itu, Elisabeth dengan sabar mengajari anak-anaknya seperti cara membaca dan menulis. Akan tetapi keberadaan anak-anak itu tidak selalu menjadi berkah baginya. Tak jarang, Josef memperkosa Elisabeth di depan mata anak-anaknya sendiri.

Josef Fritzl yang tega menyekap anaknya sendiri

Yang paling tragis, rumah yang didiami keluarga Fritzl sebenarnya adalah apartemen yang disewakan kepada orang-orang luar. Selama 24 tahun, ada 100 orang lebih yang menempati kamar-kamar di atas rubanah keluarga itu. Seringkali, para penyewa di rumah itu mendengar suara-suara dari ruang bawah tanah. Namun, Josef berkilah bahwa suara itu hanya berasal dari pipa yang rusak.

Akhirnya, saat yang dinanti-nanti tiba. Semua kejahatan Josef terbongkar ketika pada 19 April 2008, pria itu terpaksa membawa salah satu putri / cucunya, yakni Kerstin, ke rumah sakit setelah ia pingsan karena mengalami gagal ginjal. Elisabeth membantunya membawa putrinya ke atas dan saat itulah, untuk pertama kalinya selama 24 tahun, ia melihat cahaya matahari kembali. Kerstin dibawa menggunakan ambulans ke sebuah rumah sakit dimana di sana, dokter yang menanganinya merasa curiga. Para staf rumah sakit kemudian menghubungi kepolisian dan kecurigaan itu berbuntut dibukanya kembali kasus lenyapnya Elisabeth Fritzl. Mereka membawa surat yang ditulis oleh Elisabeth ke seorang ahli, dimana ia menyatakan bahwa surat itu “janggal” dan sepertinya sang penulisnya dipaksa untuk membuat surat tersebut.

Puncaknya ketika polisi menemui Josef yang kala itu berada di rumah sakit dan beruntung, kali itu Elisabeth datang bersamanya ke rumah sakit.

Polisi pun menginterogasi Elisabeth, namun sama seperti kasus Jaycee Dugard yang disekap selama bertahun-tahun, ia tak langsung mengaku. Tentu alasannya karena ia takut dengan ayahnya dan masih ada dua anaknya yang berada di rubanah. Akan tetapi, setelah dijanjikan oleh para polisi bahwa semenjak detik itu Elisabeth takkan pernah bertemu dengan ayahnya lagi, iapun membuka suara. Pengakuannya dimulai dengan kalimat, “Takkan ada yang percaya pada ceritaku ...”

Dan selama dua jam kemudian, Elisabeth menceritakan secara rinci penderitaan apa yang ia alami selama 24 tahun. Malam itu juga, Josef yang sudah berusia 73 tahun, ditangkap oleh pihak berwajib. Rosemarie, sang ibu mengaku bahwa selama lebih dari dua dasawarsa, ia tak pernah anaknya disekap di bawah kakinya sendiri.

Rumah dimana Elisabeth Fritzl dan anak-anaknya disekap

Ketika polisi menyelidiki rubanah keluarga Fritzl, mereka menemukan ada 8 pintu baja terkunci (beberapa beratnya mencapai 300-500 kg) yang harus dilalui untuk mencapai kamar dimana Elisabeth dan anak-anaknya disekap. Inilah alasan mengapa selama lebih dari 20 tahun, Elisabeth dan anak-anaknya tak pernah bisa melarikan diri. Ketika diselamatkan, ketiga anak Elisabeth yang dikurung di rubanah itu ada yang sudah berusia dewasa. Kerstin sudah berusia 20 tahun, Stefan berumur 18 tahun, dan yang terkecil, Felix masih 6 tahun. Ketiga anak yang tak pernah melihat dunia luar, bahkan selama puluhan tahun itu, tentu menderita trauma amat mendalam. Bahkan sang anak laki-laki, yakni Stefan, tak mampu berdiri tegak dan berjalan normal karena ia dikurung di rubanah setinggi 1,6 meter, padahal tinggi badannya mencapai 1,7 meter. Ketiga anak yang lebih beruntung karena dirawat oleh kakek / ayah dan nenek mereka di lantai atas pun tak luput dari trauma setelah mengetahui bahwa ibu dan saudara-saudara mereka ternyata disekap dan menderita di bawah kaki mereka.

Namun apa yang melatarbelakangi Josef Fritz hingga tega berperilaku sekeji itu, bahkan terhadap darah dagingnya sendiri? Menelisik masa lalunya, ternyata perilaku ini bukanlah yang pertama. Pada 1967 ia pernah memperkosa seorang perawat setelah mendobrak masuk ke rumahnya dan mengancamnya dengan pisau. Ia juga pernah berusaha memperkosa seorang wanita lain berusia 21 tahun. Iapun pernah mendekam di penjara selama setahun karena perbuatannya.

Josef Fritzl selama persidangan malu untuk menampakkan wajahnya

Herannya, Josef sama sekali tak menyesal akan perbuatannya, bahkan mengelak bahwa apa yang ia lakukan terhadap putrinya adalah berdasar pada “suka sama suka”. Bahkan Josef juga berkilah bahwa selama ini ia berbaik hati memberi mereka makan setiap hari, membawa bingkisan bunga dan mainan, serta melengkapi “penjara” mereka dengan
dapur kecil, kulkas, televisi, radio, dan pemutar kaset. Namun Josef seakan lupa menyebutkan bahwa apabila ia marah pada mereka, seringkali ia mematikan lampu di basement itu dan meninggalkan mereka kelaparan selama berhari-hari tanpa makanan dan juga penerangan.

Ketika ditanya apa alasan Josef menculik dan menyekap putrinya sendiri, Josef menjawab bahwa ia merasa Elisabeth tak lagi “menuruti segala aturannya” ketika ia tumbuh menjadi remaja dan ia hanya ingin “melindungi” putrinya dari pengaruh buruk dunia luar. Pengakuan yang amat memuakkan bagi gue.


Pemuda paling tengah adalah Josef Fritzl kala masih muda

Kembali ke pertanyaan awal, apa yang mendorong Josef berbuat di luar batas kemanusiaan seperti itu? Jawabannya mungkin terletak pada masa lalunya. Ketika kondisi kejiwaannya diperiksa oleh seorang psikiater, ia menyatakan bahwa semua sisi “iblis” dalam diri Josef berasal trauma masa lalu akibat didikan keras ibunya. Josef selalu menggambarkan ibunya sebagai “setan” dan mengklaim bahwa ibunya sering menyiksanya, mempermalukannya, dan memukulinya hingga ia terbaring dalam “kubangan” darahnya sendiri di lantai. Ibunya juga tak pernah menunjukkan sedikitpun kasih sayang bagi Josef kecil karena hanya menganggap Josef sebagai “anak alibi”.

Apa maksudnya “anak alibi”? Ibu Josef ternyata hanya mengandungnya sebagai pembuktian kepada suaminya bahwa ia tidaklah mandul, namun dalam hati ia sebenarnya tak pernah menginginkan anak. Bahkan ketika pecah Perang Dunia II, sang ibu sengaja meninggalkan Josef kecil sendirian tak berdaya ketika kota mereka diserang bom untuk melarikan diri ke bunker yang aman. Lebih gawat lagi, masa kecil Josef dididik dengan kultur NAZI. Oleh sebab itulah, sang prikiater mendiagnosis Josef dewasa memiliki kelainan "severe combined personality disorder" yang termasuk di dalamnya kelainan “borderline, schizotypal, dan schizoid personalities” dan tentunya kelainan seksual karena ia menyetubuhi putrinya sendiri.

Penasaran seperti apa sang korban, yakni Elisabeth Fritzl muda sebelum ia disekap oleh ayahnya sendiri. Ini adalah fotonya.



Membuat kita marah bukan? Lalu bagaimanakah akhir kisah wanita cantik ini? Elisabeth kini tinggal bersama anak-anaknya dan mencoba untuk memulai kehidupan baru yang damai. Ia konon tak pernah memaafkan ibunya yang tak pernah berusaha mencarinya dan “diam saja” selama 24 tahun, bahkan mengusir ibunya itu dari rumah. Elisabeth juga mulai merasakan cinta sejati ketika akhirnya ia mau membuka hatinya dan memadu kasih dengan Thomas, seorang pria yang selama ini menjadi bodyguardnya setelah ia bebas.

Bagaimana dengan sang ayah? Josef Fritzl dijatuhi hukuman seumur hidup dan kali ini gilirannya untuk dikurung di dalam penjara Garsten Abbey, Austria. Di sana, ia terpaksa mengubah namanya karena reputasinya sebagai ayah tak bermoral membuatnya dihajar oleh beberapa napi di sana. Gue sempat kecewa begitu mengetahui bahwa Josef tak dijatuhi hukuman mati, sesuatu yang gue rasa setimpal dengan perbuatan bejatnya selama puluhan tahun. Namun membaca wawancara terakhirnya yang menyebutkan ia tak mau hidup lagi karena kehidupannya di penjara, well, I guess let's keep it that way.


6 comments:

  1. Orang kaya gini, harusnya dikebiri dari dulu dulu đŸ¤¬
    Aku ga sependapat bang Dave, menurutku hukuman mati terlalu ringan buat dia. Bagaimanapun, cepat atau lambat dia kan bakal mati juga dan mendapat ganjaran di alam sana. Tapi kalau dihukum mati, dia matinya bakal cepat dan painless. Kalau dipenjara begini kan dia juga sudah menderita selama hidupnya dan nanti kelak di akhirat. Jadi lebih berat penderitaannya

    ReplyDelete
  2. gue klo jdi napi di austria, gue juga iku gebukin tuh si josef. tapi nggak sampe mampus. biar dia kesakitan dulu HAHAHAH

    ReplyDelete
  3. Ga kebayang ngurus anaknya dibawah situ bagaimana :(

    ReplyDelete
  4. Emank sich yg paling heran masa ibu ny gak curiga bapak ny pasti bolak balik ke basement kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo menilik dari auobiografinya (halah) si bapaknya ini lulusan teknik sipil apa arsitek gitu jadi kerjaannya bikin desain. dia sukanya kerja ruang bawah tanah dan ga mau diganggu, makanya istrinya ga curiga

      Delete
  5. Aku cuman bisa nangis đŸ˜­ smga allah memberi mu kebahagiaan elizabet

    ReplyDelete