Pada umur 13 tahun aku membantu Ayah menaruh sentuhan terakhir di bunker belakang rumah.
Itu sudah lima tahun, tiga anak, dan dua keguguran lalu; sekarang aku merindukan matahari.
DutchShepherdDog
Ketika
sedang menerjemahkan cerita-cerita horor dua kalimat (Two Sentence
Horror) dari Reddit, gue menemukan entry ini. Gue inget banget pernah
membaca kisah nyata yang mirip dengan ini, tentang cewek yang disekap
selama puluhan tahun di rubanah rumahnya. Beruntung di kolom
komentar gue menemukan nama dari korban rudapaksa itu, yakni
Elisabeth Fritzl. Kasus ini amat mengerikan bila ditelusuri, bahkan
bila dibandingkan dengan kasus sebelumnya, Jaycee Dugard jauh lebih
beruntung ketimbang apa yang menimpa Elisabeth Fritz ini. Mengapa?
Sebab
dia disekap dan diperkosa selama 24 tahun oleh ayahnya sendiri hingga
melahirkan tujuh orang anak.
Readers,
inilah Dark Case kali ini.
Tidak ada yang menyangka di kota kecil yang indah di Austria ini,
peristiwa yang amat biadab terjadi
Sebagai
salah satu negara makmur di Eropa, mungkin kalian membayangkan negara
Austria sebagai tempat yang damai dengan angka kriminalitas yang
teramat minim. Mungkin hal itu ada benarnya, sebab ketika kasus ini
terungkap pada tahun 2008, khalayak publik di negara tersebut amat
terguncang oleh kengerian kasus ini. Tak ada yang bisa membayangkan
seorang ayah memperkosa dan menyekap putri kandungnya selama
bertahun-tahun tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya. Semenjak
kasus itu terkuak, nama sang ayah, yakni Josef Fritzl, kini
bersinonim dengan sang iblis sendiri.
Bagaimana
awal mula kasus yang menggemparkan ini? Keluarga Fritzl yang tinggal
di Amstetten, Austria dikenal sebagai keluarga yang tidak menyolok.
Josef, sang kepala keluarga, memiliki istri bernama Rosemarie dan
memiliki dua anak laki-laki serta lima anak perempuan. Namun dibalik
pintu yang terus tertutup rapat, rumah tangga mereka menyimpan
rahasia kelam. Josef selaku sang ayah kerap melecehkan salah satu
putrinya, yakni Elisabeth, semenjak ia berumur 11 tahun.
Pada
umur 15, setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Elisabeth kabur
dari rumah. Ia bersembunyi di rumah temannya di Vienna dan bekerja
sebagai seorang pramusaji. Namun sialnya, polisi menemukannya dan
mengembalikannya ke tangan ayahnya yang abusif itu. Pada 28 Agustus
1984, Josef meminta bantuan putrinya itu (yang saat itu berusia 18
tahun) untuk memasang sebuah pintu di rubanah. Ia sama sekali tak
menyadari bahwa pintu yang tengah ia pasang sebenarnya merupakan
bagian terakhir dari “penjara” yang dirancang ayahnya untuknya
Itulah
terakhir kalinya Elisabeth mencium udara kebebasan dan ia harus
menunggu selama lebih dari dua dekade sebelum akhirnya bisa melihat
dunia luar kembali.
Josef Fritzl dan istrinya, Rosemarie
Setelah
Elisabeth menghilang, sang ibu, Rosemarie merasa khawatir dan
menelepon polisi. Namun Josef “mengakalinya” dengan memaksa
Elisabeth menulis sebuah surat yang menyatakan bahwa gadis itu kabur
dan memperingatkan keluarganya untuk tidak mencarinya.
Selama
24 tahun ke depan, Josef mengunjungi putrinya yang terkunci di
basement hampir setiap hari untuk memperkosanya. Selama itu, ia
melahirkan tujuh anak. Ia juga pernah melahirkan anak kembar, namun
sayang sekali salah satunya meninggal setelah dilahirkan. Dengan
kejamnya, Josef membakar jenazah anak / cucunya itu hingga habis di
perapian untuk menghilangkan barang bukti.
Tiga
anak yang dilahirkannya dari hubungan terlarang itu, yakni Lisa,
Monika, dan Alexander, kemudian dirawat oleh Josef dan istrinya.
Bagaimana caranya? Ternyata Josef sudah merencanakan hal itu dengan
baik dengan cara berpura-pura menemukan ketiga bayi di depan pintu
rumahnya disertai surat yang ditulis oleh Elisabeth yang berisi pesan
agar mereka merawatnya. Dengan cara itu, Rosemarie sebagai ibu
Elisabeth sama sekali tak curiga dan merawat ketiga cucunya itu.
Sayangnya,
anak-anak lainnya tak seberuntung itu. Tiga anak lain, yakni
Kerstin, Stefan, and Felix, tetap dikurung di rubanah beserta ibu
mereka. Karena kini harus ditinggali pula oleh tiga orang anak,
Elisabeth memohon pada ayahnya untuk melebarkan kurungan mereka yang
hanya berukuran 35 meter kubik. Josef tentu menyanggupi, namun dengan
cara memaksa Elisabeth dan anak-anaknya menggali ruang bawah tanah
itu dengan tangan mereka sendiri selama bertahun-tahun. Di dalam
ruangan sempit itu, Elisabeth dengan sabar mengajari anak-anaknya
seperti cara membaca dan menulis. Akan tetapi keberadaan anak-anak
itu tidak selalu menjadi berkah baginya. Tak jarang, Josef memperkosa
Elisabeth di depan mata anak-anaknya sendiri.
Josef Fritzl yang tega menyekap anaknya sendiri
Yang
paling tragis, rumah yang didiami keluarga Fritzl sebenarnya adalah
apartemen yang disewakan kepada orang-orang luar. Selama 24 tahun,
ada 100 orang lebih yang menempati kamar-kamar di atas rubanah
keluarga itu. Seringkali, para penyewa di rumah itu mendengar
suara-suara dari ruang bawah tanah. Namun, Josef berkilah bahwa suara
itu hanya berasal dari pipa yang rusak.
Akhirnya,
saat yang dinanti-nanti tiba. Semua kejahatan Josef terbongkar ketika
pada 19 April 2008, pria itu terpaksa membawa salah satu putri /
cucunya, yakni Kerstin, ke rumah sakit setelah ia pingsan karena
mengalami gagal ginjal. Elisabeth membantunya membawa putrinya ke
atas dan saat itulah, untuk pertama kalinya selama 24 tahun, ia
melihat cahaya matahari kembali. Kerstin dibawa menggunakan ambulans
ke sebuah rumah sakit dimana di sana, dokter yang menanganinya merasa
curiga. Para staf rumah sakit kemudian menghubungi kepolisian dan
kecurigaan itu berbuntut dibukanya kembali kasus lenyapnya Elisabeth
Fritzl. Mereka membawa surat yang ditulis oleh Elisabeth ke seorang
ahli, dimana ia menyatakan bahwa surat itu “janggal” dan
sepertinya sang penulisnya dipaksa untuk membuat surat tersebut.
Puncaknya
ketika polisi menemui Josef yang kala itu berada di rumah sakit dan
beruntung, kali itu Elisabeth datang bersamanya ke rumah sakit.
Polisi
pun menginterogasi Elisabeth, namun sama seperti kasus Jaycee Dugard
yang disekap selama bertahun-tahun, ia tak langsung mengaku. Tentu
alasannya karena ia takut dengan ayahnya dan masih ada dua anaknya
yang berada di rubanah. Akan tetapi, setelah dijanjikan oleh para
polisi bahwa semenjak detik itu Elisabeth takkan pernah bertemu
dengan ayahnya lagi, iapun membuka suara. Pengakuannya dimulai dengan
kalimat, “Takkan ada yang percaya pada ceritaku ...”
Dan
selama dua jam kemudian, Elisabeth menceritakan secara rinci
penderitaan apa yang ia alami selama 24 tahun. Malam itu juga, Josef
yang sudah berusia 73 tahun, ditangkap oleh pihak berwajib.
Rosemarie, sang ibu mengaku bahwa selama lebih dari dua dasawarsa, ia
tak pernah anaknya disekap di bawah kakinya sendiri.
Rumah dimana Elisabeth Fritzl dan anak-anaknya disekap
Ketika
polisi menyelidiki rubanah keluarga Fritzl, mereka menemukan ada 8
pintu baja terkunci (beberapa beratnya mencapai 300-500 kg) yang
harus dilalui untuk mencapai kamar dimana Elisabeth dan anak-anaknya
disekap. Inilah alasan mengapa selama lebih dari 20 tahun, Elisabeth
dan anak-anaknya tak pernah bisa melarikan diri. Ketika diselamatkan,
ketiga anak Elisabeth yang dikurung di rubanah itu ada yang sudah
berusia dewasa. Kerstin sudah berusia 20 tahun, Stefan berumur 18
tahun, dan yang terkecil, Felix masih 6 tahun. Ketiga anak yang tak
pernah melihat dunia luar, bahkan selama puluhan tahun itu, tentu
menderita trauma amat mendalam. Bahkan sang anak laki-laki, yakni
Stefan, tak mampu berdiri tegak dan berjalan normal karena ia
dikurung di rubanah setinggi 1,6 meter, padahal tinggi badannya
mencapai 1,7 meter. Ketiga anak yang lebih beruntung karena dirawat
oleh kakek / ayah dan nenek mereka di lantai atas pun tak luput dari
trauma setelah mengetahui bahwa ibu dan saudara-saudara mereka
ternyata disekap dan menderita di bawah kaki mereka.
Namun
apa yang melatarbelakangi Josef Fritz hingga tega berperilaku sekeji
itu, bahkan terhadap darah dagingnya sendiri? Menelisik masa lalunya,
ternyata perilaku ini bukanlah yang pertama. Pada 1967 ia pernah
memperkosa seorang perawat setelah mendobrak masuk ke rumahnya dan
mengancamnya dengan pisau. Ia juga pernah berusaha memperkosa seorang
wanita lain berusia 21 tahun. Iapun pernah mendekam di penjara selama
setahun karena perbuatannya.
Josef Fritzl selama persidangan malu untuk menampakkan wajahnya
Herannya,
Josef sama sekali tak menyesal akan perbuatannya, bahkan mengelak
bahwa apa yang ia lakukan terhadap putrinya adalah berdasar pada
“suka sama suka”. Bahkan Josef juga berkilah bahwa selama ini ia
berbaik hati memberi mereka makan setiap hari, membawa bingkisan
bunga dan mainan, serta melengkapi “penjara” mereka dengan
dapur
kecil, kulkas, televisi, radio, dan pemutar kaset. Namun Josef
seakan lupa menyebutkan bahwa apabila ia marah pada mereka,
seringkali ia mematikan lampu di basement itu dan meninggalkan mereka
kelaparan selama berhari-hari tanpa makanan dan juga penerangan.
Ketika
ditanya apa alasan Josef menculik dan menyekap putrinya sendiri,
Josef menjawab bahwa ia merasa Elisabeth tak lagi “menuruti segala
aturannya” ketika ia tumbuh menjadi remaja dan ia hanya ingin
“melindungi” putrinya dari pengaruh buruk dunia luar. Pengakuan
yang amat memuakkan bagi gue.
Pemuda paling tengah adalah Josef Fritzl kala masih muda
Kembali
ke pertanyaan awal, apa yang mendorong Josef berbuat di luar batas
kemanusiaan seperti itu? Jawabannya mungkin terletak pada masa
lalunya. Ketika kondisi kejiwaannya diperiksa oleh seorang psikiater,
ia menyatakan bahwa semua sisi “iblis” dalam diri Josef berasal
trauma masa lalu akibat didikan keras ibunya. Josef selalu
menggambarkan ibunya sebagai “setan” dan mengklaim bahwa ibunya
sering menyiksanya, mempermalukannya, dan memukulinya hingga ia
terbaring dalam “kubangan” darahnya sendiri di lantai. Ibunya
juga tak pernah menunjukkan sedikitpun kasih sayang bagi Josef kecil
karena hanya menganggap Josef sebagai “anak alibi”.
Apa
maksudnya “anak alibi”? Ibu Josef ternyata hanya mengandungnya
sebagai pembuktian kepada suaminya bahwa ia tidaklah mandul, namun
dalam hati ia sebenarnya tak pernah menginginkan anak. Bahkan ketika
pecah Perang Dunia II, sang ibu sengaja meninggalkan Josef kecil
sendirian tak berdaya ketika kota mereka diserang bom untuk melarikan
diri ke bunker yang aman. Lebih gawat lagi, masa kecil Josef dididik
dengan kultur NAZI. Oleh sebab itulah, sang prikiater mendiagnosis
Josef dewasa memiliki kelainan "severe combined personality
disorder" yang termasuk di dalamnya kelainan “borderline,
schizotypal, dan schizoid personalities” dan tentunya kelainan
seksual karena ia menyetubuhi putrinya sendiri.
Penasaran
seperti apa sang korban, yakni Elisabeth Fritzl muda sebelum ia
disekap oleh ayahnya sendiri. Ini adalah fotonya.
Membuat
kita marah bukan? Lalu bagaimanakah akhir kisah wanita cantik ini?
Elisabeth kini tinggal bersama anak-anaknya dan mencoba untuk memulai
kehidupan baru yang damai. Ia konon tak pernah memaafkan ibunya yang
tak pernah berusaha mencarinya dan “diam saja” selama 24 tahun,
bahkan mengusir ibunya itu dari rumah. Elisabeth juga mulai merasakan
cinta sejati ketika akhirnya ia mau membuka hatinya dan memadu kasih
dengan Thomas, seorang pria yang selama ini menjadi bodyguardnya
setelah ia bebas.
Bagaimana
dengan sang ayah? Josef Fritzl dijatuhi hukuman seumur hidup dan kali
ini gilirannya untuk dikurung di dalam penjara Garsten Abbey,
Austria. Di sana, ia terpaksa mengubah namanya karena reputasinya
sebagai ayah tak bermoral membuatnya dihajar oleh beberapa napi di
sana. Gue sempat kecewa begitu mengetahui bahwa Josef tak dijatuhi
hukuman mati, sesuatu yang gue rasa setimpal dengan perbuatan
bejatnya selama puluhan tahun. Namun membaca wawancara terakhirnya
yang menyebutkan ia tak mau hidup lagi karena kehidupannya di
penjara, well, I guess let's keep it that way.
Orang kaya gini, harusnya dikebiri dari dulu dulu đŸ¤¬
ReplyDeleteAku ga sependapat bang Dave, menurutku hukuman mati terlalu ringan buat dia. Bagaimanapun, cepat atau lambat dia kan bakal mati juga dan mendapat ganjaran di alam sana. Tapi kalau dihukum mati, dia matinya bakal cepat dan painless. Kalau dipenjara begini kan dia juga sudah menderita selama hidupnya dan nanti kelak di akhirat. Jadi lebih berat penderitaannya
gue klo jdi napi di austria, gue juga iku gebukin tuh si josef. tapi nggak sampe mampus. biar dia kesakitan dulu HAHAHAH
ReplyDeleteGa kebayang ngurus anaknya dibawah situ bagaimana :(
ReplyDeleteEmank sich yg paling heran masa ibu ny gak curiga bapak ny pasti bolak balik ke basement kan?
ReplyDeletekalo menilik dari auobiografinya (halah) si bapaknya ini lulusan teknik sipil apa arsitek gitu jadi kerjaannya bikin desain. dia sukanya kerja ruang bawah tanah dan ga mau diganggu, makanya istrinya ga curiga
DeleteAku cuman bisa nangis đŸ˜ smga allah memberi mu kebahagiaan elizabet
ReplyDelete