Hello
guys, setelah bedah kasus sempat vakum selama sebulan, kali ini gue
balik lagi dengan tiga kasus mencengangkan dan menorehkan luka pada
sejarah. Kesamaan dari ketiga kasus ini adalah ketiganya menimpa
perempuan dan melibatkan penculikan hingga pelecehan seksual. Well
gue memutuskan memuatnya karena walaupun kasusnya mungkin cukup
traumatis buat kalian yang membacanya, gue ingin meningkatkan
awareness alias kesadaran tentang resiko yang dihadapi anak-anak di
bawah umur serta perempuan yang rentan terhadap kekerasan seksual.
Oya,
agak OOT nih tapi akhirnya gue menemukan judul yang pas buat artikel
“bedah kasus” ini yakni “Dark Case” (kenapa nggak kepikiran
dari dulu ya?). Trilogi kasus yang akan gue bahas di Bedah Kasus, eh
salah, Dark Case adalah tragedi yang menimpa Jaycee Dugard (Amerika
Serikat), Elizabeth Fritzl (Austria), dan Jyoti Singh (India). Jaycee
Dugard pada usia 11 tahun diculik dan disekap bertahun-tahun oleh
pasangan psikopat, bahkan diperkosa berkali-kali hingga melahirkan
dua orang anak. Namun tragisnya, justru dia-lah yang paling beruntung
di antara ketiga nama tersebut. Bagaimana kisahnya?
Readers,
inilah “Dark Case” kali ini.
Jaycee
Dugard adalah gadis cilik yang tumbuh di California, Amerika Serikat.
Ia menyukai warna pink dan melalui masa kecilnya selama 10 tahun
dengan bahagia. Satu-satunya masalah yang pernah ia temui adalah
ketidaksukaannya pada ayah tirinya ketika ibunya memutuskan menikah
lagi. Akan tetapi semua itu berubah drastis saat ia diculik. Pada 10
Juni 1991 pagi, gadis cilik berusia 11 tahun itu sedang berjalan kaki
menuju ke halte bus untuk berangkat sekolah. Namun siapa sangka,
sebuah mobil tiba-tiba berhenti di dekatnya dan semenjak itu, Jaycee
Dugard menghilang, seakan lenyap ditelan bumi.
Tragisnya,
kasus penculikan itu terjadi tepat di depan mata keluarganya. Sang
ayah tirinya, Carl melihat penculikan itu dari rumahnya dan berusaha
menghentikannya, namun tak berhasil. Sepanjang hidupnya, tak ada yang
mempercayai pengakuan Carl ini, bahkan tak sedikit yang menuduhnya
sebagai dalang yang bertanggung jawab atas menghilangnya anak
tirinya. Sebagai seorang ayah tiri yang tak pernah disukai oleh
Jaycee, tentu saja dia menjadi tersangka utama atas penculikan itu.
Namun
apa yang sebenarnya terjadi pagi itu?
Bus sekolah yang seharusnya dinaiki Jaycee Dugard pada pagi naas itu
Kita
harus mundur ke masa lalu untuk benar-benar memahami kasus ini dan
betapa “menyakitkan”-nya kasus ini jika kita mendalaminya lebih
jauh. Kasus penculikan ini tak hanya sebuah kasus menghilangnya gadis
cilik biasa. Kasus ini menjadi bukti bahwa tanggung jawab atas sebuah
perbuatan kriminal tak hanya terletak pada sang pelaku saja, namun
juga semua orang yang ada di sekitarnya ... pada semua orang yang
seharusnya bisa menghentikan penderitaan itu dan menyelamatkan gadis
cilik itu, namun nyatanya diam saja.
Kita
harus mundur jauh hampir 20 tahun sebelum Jaycee cilik menghilang
pada saat ia berangkat ke sekolah. Kita akan kembali pada tahun 1972,
dimana seorang pria bernama Phillip Garrido ditangkap karena diduga
melecehkan seorang gadis berusia 14 tahun. Akan tetapi, kasus itu
gagal maju ke pengadilan karena sang korban terlalu takut bersaksi.
Phillip pun bebas. Namun tak lama berselang 4 tahun kemudian, kasus
pemerkosaan kembali terjadi di Lake Tahoe, California. Seorang gadis
berusia 25 tahun bernama Katherine Callaway diculik dan diperkosa.
Beruntung, kali ini bukti yang ada cukup untuk menjebloskan
pelakunya, yakni Phillip Garrido yang sama, ke dalam penjara dengan
hukuman selama 50 tahun. Karena Phillip dijatuhi hukuman pada 1977,
maka seharusnya jika hukuman itu dilaksanakan, ia baru akan bebas
pada 2027.
Namun
kenyataan berkata lain, pada 1988, baru menjalani hukuman selama 11
tahun, ia dibebaskan secara bersyarat (dalam istilah hukum Amerika,
mendapat “parole”). Ia bahkan menikah dengan seorang wanita
bernama Nancy yang ditemuinya di penjara. Sebagai seorang yang
menjalani hukuman “parole” ini, sesuai hukum yang berlaku ia
mengenakan gelang kaki yang dilengkap dengan GPS dan juga dikunjungi
secara rutin oleh pihak berwajib, seperti petugas pengawas “parole”,
deputi sheriff, dan agen FBI. Semua ini bertujuan agar Phillip,
walaupun telah lepas dari penjara, tidak melakukan kejahatan lagi.
Tapi
tetap saja, pada pagi 10 Juni 1991, sebuah mobil berhenti di depan
seorang gadis cilik bernama Jaycee Dugard, dimana lalu sang pengemudi
menurunkan kaca mobilnya di depan gadis itu, menyetrumnya dengan stun
gun hingga pingsan, lalu memasukkannya ke dalam mobil, dan
melarikannya.
Pengemudi
itu adalah Phillip Garrido.
Mugshot dari Phillip Garrido
Setelah
tiga jam perjalanan, pria bejat itu membawanya ke sebuah gubuk di
belakang rumahnya dan langsung merampas kegadisannya. Gadis berusia
11 tahun itu tak berani kabur, karena selain gubuk itu dikunci rapat,
Phillip juga mengancam bahwa di luar ada anjing doberman yang siap
mengoyaknya jika ia berani lari.
Seminggu
setelahnya, Phillip akhirnya membawa gadis cilik itu ke ruangan yang
lebih besar, namun masih dengan tangannya diborgol di ranjang untuk
kembali diperkosa berkali-kali. Di sinilah Jaycee kecil mulai paham
kenapa pria ini melakukan hal yang teramat keji ini.
Karena
dia sakit jiwa.
Phillip
mengaku bisa mendengar “suara-suara” dari dinding, suatu gejala
skizofrenia. Jika itu belum cukup parah, ia juga mengkonsumsi narkoba
jenis amfetamin. Kembali ke masa lalunya, Phillip sebenarnya adalah
pemuda yang normal, namun kemudian setelah ia mengalami sebuah
kecelakaan, ia menjadi kecanduan dengan narkoba untuk membunuh rasa
sakitnya. Dua kombinasi ini membuat psikis Phillip amat labil. Kepada
Jaycee, Phillip sesekali menyesal dan sembari menangis meminta maaf
karena ia telah menculiknya. Namun “mood” itu dengan cepat akan
berubah menjadi sisi beringas yang tak segan-segan mengancam gadis
cilik itu.
Tujuh
bulan berlalu dan akhirnya Phillip memperkenalkan gadis yang ia sekap
kepada istrinya, Nancy. Namun bukannya rasa simpati dan sosok
keibuan yang ia dapatkan, Nancy justru tak kalah kejam ketimbang
Phillip. Walaupun sama-sama perempuan, Nancy tidak membelanya,
bahkan justru menyalahkan Jaycee sebagai penyebab perilaku tak lazim
suaminya. Perlakuan kejam Nancy konon karena didorong oleh rasa
cemburu pada gadis cilik itu.
Jaycee Dugard sebelum diculik
Setelah
34 bulan setelah Jaycee disekap, akhirnya keluarga Garrido
memberikannya sedikit “kebebasan” dengan melepaskan borgol yang
selama ini menjerat pergelangan tangannya. Namun Jaycee yang kini
berusia 14 tahun masih disekap dalam ruangan terkunci. Pada 1994,
setelah melalui pemerkosaan selama tiga tahun, akhirnya Jaycee hamil
dan melahirkan anak pertamanya. Tiga tahun kemudian, saat usianya
genap 16 tahun pada 1997, ia melahirkan anak keduanya. Kedua anaknya
tersebut adalah anak perempuan dan lebih kejamnya, Nancy menginginkan
agar kedua anak perempuan itu menyebut dirinya sebagai “ibu”
mereka dan Jaycee hanya diperkenalkan sebagai “kakak” mereka.
Untuk
mengalihkan perhatiannya dari penderitaan yang menimpanya selama
bertahun-tahun, Jaycee yang kini diijinkan untuk berjalan-jalan ke
pekarangan rumah Garrido untuk berkebun. Pada suatu kesempatan,
seorang tetangga melihatnya bahkan bercakap-cakap dengannya, namun
dengan cepat Phillip memasukkannya kembali ke dalam rumah.
Yang
mengejutkan, keluarga Garrido kemudian membuka rumah percetakan
dimana Jaycee sesekali membantu sebagai pegawai dan bertemu dengan
banyak orang sebagai pelanggan. Jaycee bahkan mendapat akses untuk
telepon dan internet di kantor tersebut. Sebagai penjahat yang masih
berstatus “parole”, Phillip juga dikunjungi oleh pihak berwajib,
namun tak ada satupun yang memeriksa rumah mereka untuk menemukan
tempat di halaman belakang pekarangan rumah mereka dimana Phillip
menyekap Jaycee. Bahkan tetangga-tetangga juga sering melihat Jaycee
menjawab pintu saat ada tamu berkunjung.
Inilah
penyebab gue menjadi amat marah saat gue membaca detail tentang kasus
ini. Ada banyak sekali orang ... banyak sekali, yang seharusnya bisa
menyelamatkan Jaycee saat itu. Namun tak ada satupun yang berbuat
sesuatu.
Jaycee Dugard sebelum diculik
Pertama,
pihak berwajib harusnya bisa menghubungkan peristiwa penculikan
pemerkosaan Katherine Callaway pada tahun 1976 (kasus yang
menyebabkan Phillip dijebloskan ke penjara) dengan kasus penculikan
yang menimpa Jaycee sebab keduanya berlokasi di tempat yang sama,
yakni South Lake Tahoe. Namun tak ada yang menyadari kesamaan kasus
itu.
Pada
2002, pemadam kebakaran datang karena sebuah insiden di rumah
keluarga Garrido dan melihat Jaycee dan anak-anaknya di sana.
Pada
2006, seorang tetangga melaporkan kecurigaan mereka akan keberadaan
Jaycee di sana dan mengaitkan Phillip sebagai predator seks. Namun
laporan itu hanya ditanggapi dengan enteng oleh seorang deputi
sherrif yang berkunjung ke depan rumah keluarga Garrido selama 30
menit dan sama sekali tidak masuk ke dalam rumah.
Salah
satu petugas “parole” yang berkunjung bahkan melihat Jaycee,
namun ketika ditanya tentang identitas gadis cilik itu, Phillip hanya
menjawab bahwa dia adalah anak kakaknya. Padahal jika petugas itu mau
menyelidikinya lebih jauh dan memastikan kebenarannya, dia pasti akan
tahu bahwa kakak Phillip sama sekali tidak memiliki anak.
Semua
kesempatan-kesempatan itu akhirnya berlalu hingga akhirnya pada 2009,
Phillip yang terlalu “pede” bahwa kejahatannya takkan pernah
terungkap, mengajak Jaycee dan kedua putrinya ke University of
California di San Francisco. Di sana (mungkin karena tempat itu
berisi orang-orang intelek), seorang manajer bernama Lisa Campbell
merasa curiga. Dia kemudian menyelidiki nama Phillip Garrido dan
mendapatkan informasi bahwa ia adalah mantan napi yang pernah
ditangkap karena penculikan dan pemerkosaan. Ditambah lagi,
disebutkan bahwa keluarga Garrido seharusnya tak pernah memiliki anak
perempuan. Informasi ini akhirnya diteruskan ke pihak berwajib.
Petugas
parole kemudian menginterogasi Jaycee yang kala itu mengaku sebagai
“Alissa” . Namun ketika ditanya tentang identitas aslinya,
Jaycee justru menjadi marah dan defensif. Ketika Garrido mengaku
kepada petugas bahwa ia yang menculik Jaycee, barulah gadis itu
mengaku kepada pihak berwajib bahwa dia-lah Jaycee Gudard, gadis yang
diculik pada usia 11 tahun yang telah diperkosa berkali-kali hingga
melahirkan dua anak dan ia telah disekap selama 18 tahun.
Delapan
Belas
Tahun.
Jaycee Dugard sebelum diculik
Ketika
kasusnya terkuak ke media, tentu saja rakyat Amerika marah besar saat
itu. Bagaimana bisa seorang gadis disekap selama 18 tahun oleh
seorang pria yang jelas-jelas seorang penjahat yang seharusnya
mendapat kunjungan rutin di rumahnya oleh pihak berwajib? Ada banyak
kesempatan dimana Jaycee sebenarnya “hampir” diselamatkan, namun
penyelamatan itu baru datang hampir dua dekade setelah dia disekap.
Namun
kalian mungkin juga bertanya, mengapa Jaycee sendiri selama kurun
waktu selama itu tak berusaha kabur dan menyelamatkan diri? Kenapa
walaupun ia berjumpa dengan banyak orang, beberapa di antaranya
bahkan penegak hukum, namun tak pernah ia mencoba meminta
pertolongan?
Jawabannya
karena gadis malang itu menderita Stockholm Syndrome. Perlu diingat
bahwa Jaycee diculik sejak dia berumur 11 tahun dan semenjak itu dia
selalu dicekoki ancaman bahwa ia akan mendapat perlakuan yang lebih
mengerikan ketimbang “hanya” diperkosa jika ia berani
macam-macam, apalagi kabur. Ia belajar bahwa satu-satunya cara agar
ia bisa melalui hari-harinya dengan selamat adalah dengan bersikap
kooperatif pada penculiknya. Belum lagi ia memiliki dua anak sekarang
yang kini berada di tangan Garrido. Ia lebih mengkhawatirkan nasib
kedua anaknya ketimbang nyawanya sendiri. Oleh sebab itu, ia memilih
tunduk.
Rumah keluarga Garrido dimana Jaycee dan anak-anaknya disekap.
Jayce tinggal di gubug di halaman belakang rumah tersebut
Beruntung,
kisah Jaycee Gudard, walaupun melalui penderitaan tak terperikan
selama 18 tahun dan harus melalui hari-harinya penuh rasa takut,
akhirnya menemui akhir yang bahagia. Ia berkumpul lagi dengan orang
tua dan keluarganya. Negara Bagian California yang kala itu dibawah
kepemimpinan gubernur Arnold Schwarzenegger mengakui kelalaian para
pihak berwajib yang pada berbagai kesempatan seharusnya berhasil
menyelamatkan Jaycee lebih dini. Pemerintah California-pun memberikan
kompensasi sebesar 20 juta dollar. Jaycee kemudian menjadi penulis
dan menerbitkan buku “A Stolen Life” yang merupakan memoir masa
lalunya yang kelam. Ia juga aktif menjadi relawan untuk mendampingi
para korban pelecehan dan kekerasan seksual.
Jaycee Dugard kini
Bagaimana
dengan para pelakunya? Nancy Garrido, sang istri, dianggap sebagai
ko-konspirator dan diganjar dengan 36 tahun hukuman penjara. Phillip
Garrido sementara itu mendekam di penjara dengan hukuman 431 tahun
penjara. Kali ini bahkan parole-pun takkan bisa menyelamatkannya.
Itu foto Jaycee Dugard saat ini itu dari tahun berapa?
ReplyDeleteitu sih diambil dari wawancara tahun 2016
DeleteBang coba bahas pembunuh berantai inggris Fred dan Rose West kayak cocok buat jadi bahan postingan dark case abang
DeleteBang coba bahas pembunuh berantai inggris Fred dan Rose West kayak cocok buat jadi bahan postingan dark case abang
DeleteAnak Jaycee terus gimana?
ReplyDeletekalo anak korban perkosaan gitu biasanya sih identitasnya dilindungi. di foto aja wajahnya di blur semua
DeleteBang, ngga minat bahas dark case soal junko furuta? Kan sadis banget juga tuh
ReplyDeletewah itu mah terlalu sadis, kasian readers gue. gue aja yg pernah baca kasusnya jadi trauma sampai sekarang
DeleteSkip ah kalo itu. Ga ngotak pelakunya.
DeleteKasusnya rada mirip hello kitty murder...
DeleteBagus pembahasan dark case nyaa, lanjutkan bang
ReplyDeleteGreget sama para penegak hukumnya 😒
ReplyDelete"Inilah penyebab gue menjadi amat marah saat gue membaca detail tentang kasus ini. Ada banyak sekali orang ... banyak sekali, yang seharusnya bisa menyelamatkan Jaycee saat itu. Namun tak ada satupun yang berbuat sesuatu"
ReplyDeletebaca2 post sebelumnya, mungkin inilah efek dari "bystander effect"