Thursday, September 12, 2019

BISAKAH KITA MENGETAHUI SESEORANG PSIKOPAT DARI TULISAN TANGANNYA?



Di antara kalian mungkin nggak asing dengan istilah “graphology”. Graphology adalah ilmu membaca karakter dan kepribadian seseorang dari tulisan tangannya. Banyak yang mengkritik ilmu ini sebagai “pseudoscience”, namun ada juga yang menganggapnya sebagai bidang ilmu yang valid (bahkan gue dengar ada universitas yang mengajarkannya). Gue sendiri juga sempat penasaran dengan ilmu ini bahkan mencobanya dengan mengunjungi situs Handwritingwizard.com dimana kita bisa mengikuti tes grafologi secara gratis. Kita juga bisa mengikuti lesnya (ada yang berbayar, ada yang gratis) di situ dimana di salah satu postingannya, gue menemukan artikel yang menarik dan MBP banget. Pertanyaannya, bisakah grafologi digunakan untuk membaca karakter seorang psikopat? Di sebuah postingan berjudul “The Most Evil Handwriting Ever Written”, sepertinya pertanyaan itu terjawab.

Di situs tersebut, sang “guru” yang bernama Bart Baggett membahas tulisan tangan seorang narapidana bernama Thomas Kane yang ditangkap karena kasus penculikan serta pelecehan seksual dan kini mendekam di penjara di Arizona, AS. Melalui suratnya ini, Thomas berusaha membujuk seseorang untuk memberikan alamat para selebriti untuk “membantu anak-anak”. Jelas ia berbohong, sebab ia berada di penjara dan tidak berhubungan dengan anak-anak. Entah apa yang diinginkannya dengan alamat itu, mungkin sesuatu yang tidak baik. Bagaimana Bart berkesimpulan pria itu adalah psikopat?
Silakan simak tulisan tangannya berikut ini.


Kacau bukan? Sangat sulit untuk membacanya, bahkan Bart mengidentifikasi beberapa sifat “psikopat” yang dimiliki pria tersebut, antara lain tidak bisa menerima kritik, paranoia, dendam, kemarahan, sarkasme, dominasi, serta masalah dengan orang tuanya. Dalam salah satu “ilmu” yang dibagikannya, ia menasehatkan agar kita tidak berhubungan (apalagi masalah asmara) dengan seseorang dengan ciri khas tulisan seperti di bawah ini, yakni memiliki ujung panjang di awal huruf pertama dalam kalimat.



Sifat ini disebutnya “resentment” atau “dendam” dimana ia masih menaruh rasa sakit hati pada seseorang yang meninggalkan atau menyakitinya di masa lalu, mungkin ayah atau orang yang pernah dicintainya. Ia menjamin bahwa hubungan dengan orang yang memiliki “trait” tersebut akan menjadi hubungan yang “toxic”.

Percaya atau tidak, banyak yang menganggap grafologi sebagai ilmu yang mengada-ada. Memang sukar dipercayai bahwa tulisan tangan dan kepribadian memiliki kaitan yang erat, bahkan beberapa grafolog mengklaim bahwa dengan mengubah tulisan tangan, kita juga bisa mengubah kepribadian kita! Ada yang mengecap grafologi tak berbeda dengan ramalan bintang (zodiak) ataupun menentukan kepribadian lewat golongan darah, dimana kita mungkin merasa ada kesesuaian, namun semua itu hanyalah ilusi dan kebetulan semata.

Akan tetapi, melihat tulisan tangan di atas, kita bisa berpikir dua kali. Mungkin memang ada pengaruhnya, mungkin juga tidak. Grafologi nggak semata-mata melabeli orang dengan tulisan tangan jelek dan tak terbaca otomatis memiliki sifat jahat, bukan. Grafologi percaya bahwa ada sifat-sifat khusus yang bisa terbaca dengan melihat ciri-ciri tertentu dalam bentuk huruf, jarak antar kata dan kalimat, hingga cara seseorang menulis (bahkan rapi tidaknya batas kanan dan kiri dalam paragraf serta jaraknya terhadap sisi kertas juga konon memiliki arti tersendiri). Semisal, tulisan yang besar-besar menunjukkan seseorang bersifat ekstrovert, namun tulisan kecil-kecil membuktikan dia introvert.

Gue sendiri masih netral dengan grafologi dan menganggapnya sebagai hiburan semata. Toh sains yang sudah terbukti nyata pun kadang bisa salah atau memiliki pengecualian tertentu bukan?


7 comments:

  1. Eh, tukisannya yang di awal hurufnya ada garis panjang bukannya cara menulis latin yang diajarkan guru-guru SD di Indonesia?
    Bahkan saya masih kebiasaan kasi garis panjang gara2 guru menulis halus jaman sDdulu galak banget :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sih kita diajari begitu sejak kecil, tapi lambat laun kita pasti punya ciri khas sendiri kok

      Tapi ... apa berarti sejak kecil kita dididik jadi psikopat ya -_-

      Delete
    2. Wakakak. Karena populasi Indonesia sudah terlalu banyak, jadi anak-anaknya dididik buat ngurangin jumlah 😂

      Tapi kalau di sekolah, paling nggak SD, harus sering nulisnya pake tulisan latin dan jaman sekarang apa-apa digital, termasuk nyatet, bisa aja tulisannya tetep gitu-gitu aja soalnya ga berkembang.

      Nb: dulu temen se-SD ku ada yang hobi nulis pake awalan garis panjang gitu, anaknya pendiam dan anteng. Jangan-jangan....

      Delete
    3. Bukan bang, itu biar kalo ada psikopat ga ketauan

      Delete
  2. Gue pribadi sih gak begitu percaya sama ini :') tapi ya mungkin bisa aja (maksudnya apa coba) wkwkwk

    ReplyDelete
  3. Gue dulu pernah baca buku tentang grafologi, dan di pembahasan di dalam buku itu "Memang bisa mengenali kepribadian melalui tulisan tangan tapi tidak selalu akurat" masalahnya di buku yang gua baca itu tingkat akurasinya sekitar 80% kalo kagak salah.

    80% tinggi juga menurut gue, misalnya kalo gua ngelamar kerja dan berkasnya di periksa abis itu di baca surat lamaran kerjanya(tulis tangan) dan yang meriksanya ahli grafologi, ketauan dah watak asli psikopat gue :v

    #Gue_Bukan_Psikopat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo di Amrik sono gue denger udah dilarang mendiskriminasikan pencari kerja dg cara membaca tulisan tangannya. Kasian juga kalo grafologi itu ternyata nggak bener atau salah asumsi. Tapi kalo di Indonesia nggak tau ya apa HRD masih mempraktekkan hal ini

      Delete