Kasus ini gue baca di salah satu artikel di situs The Sun, menceritakan tentang pasangan suami istri Shaun May dan Laura. Mereka berdua tampak seperti pasangan normal yang bahagia. Mereka berdua bahkan telah menikah selama 6 tahun dan baru saja pulang dari liburan dari Korea Oktober tahun lalu. Suatu malam, saat Laura sedang berbaring, suaminya menyuruhnya untuk menutup matanya sambil berkata,
Tentu saja sang istri mengiyakan dan membayangkan sang suami pasti memiliki hadiah untuknya, semisal sebuah kalung perhiasan. Laura pun menutup mata dan mendengar suaminya berhitung dari 10.
"Sepuluh"
"Sembilan"
"Delapan"
"Apa ini anak anjing?" tanyanya lagi. Laura dan suaminya memang pernah mendiskusikan apakah mereka perlu memiliki anjing dan Laura amat menginginkannya.
Hitungan itu hampir berakhir dan ...
"Tiga"
"Dua"
"Satu"
Laura merasakan sesuatu diletakkan di lehernya dan tiba-tiba ia merasakan cakaran. Ia mengira suaminya, Shaun, meletakkan seekor anak anjing yang kemudian mencakarnya. Namun luka itu semakin dalam dan perih. Ketika Laura membukanya ...
Suaminya sedang berada di atasnya, menggorokkan pisau ke arah lehernya.
Darah terus menetes dan beruntung, Laura masih bisa bertahan hingga pertolongan datang. Sayatan itu nyaris saja memotong arteri utamanya. Setelah dilarikan ke rumah sakit, Laura berhasil selamat dari serangan suaminya itu.
Lalu apa yang mendorong perilakunya yang tiba-tiba itu?
Rupanya malam itu, Shaun baru saja dipecat dari pekerjaannya. Karena takut mereka akan jatuh miskin bahkan diusir dari rumah, karena mereka tak bisa membayar "mortgage" (cicilan rumah), Shaun memutuskan untuk membunuh istrinya dan kemudian bunuh diri.
Kini Shaun mendekam di penjara dan menunggu pengadilan atas tuntutan percobaan pembunuhan terhadap istrinya sendiri.
Nah, mulai sekarang berhati-hatilah jika ada yang menyuruhmu menutup mata kemudian menghitung sepuluh sampai dengan satu untuk menanti kejutan.
Bahkan jika itu adalah orang yang paling kau cintai di dunia ini.
Sumpah dah nih kasus.......
ReplyDeleteBener-bener kagak bisa gue ungkapkan dengan kata-kata.
Gilsss, gak bisa bayangin dong ππππ
ReplyDelete:( padahal kalo aku dan suami masa depanku dalam kondisi kaya begitu bakal bilang "gapapa, kita jualan cilok bareng aja"
ReplyDeleteKepanikan waktu bininya buka mata, itu pasti parah bngt. Apa lagi kalau semisal si suami melakukan itu sambil berlinangan air mata
ReplyDeleteKapan minta tolong ny y? Kok bisa ad pertolongan datang..
ReplyDeleteNgetiknya lama kali kalo diceritain semua, belom teriaknya, belom lari2nya, hadeuh kamu ini.
Deletekyakya jadi film pendek bakal oke
ReplyDeleteWah ide bagus
DeleteYaampun gahabis pikir dah
ReplyDeleteDave kayaknya ini terjadi karena lelakinya kebanyakan beban selalu dibilang laki2 harus kaya
ReplyDeleteLaki laki harus Pns
Laki laki harus ini itu
Oleh lingkungan bahkan keluarga atau keluarga istrinya
Sehingga berbuntut bgini tekanan