Penulis: Yuuki Raven
Level: medium
Ayah membelikan adikku boneka manusia. Boneka itu dibuat oleh pembuat boneka yang sangat piawai sehingga membuatku terkagum-kagum akan kemiripannya dengan adikku. Meskipun begitu, tetap saja boneka itu terlihat mengerikan.
Setelah dibelikan boneka itu, adikku mulai bertingkah menyebalkan. Dia membuat barang-barang yang baru kurapikan berantakan lalu bersembunyi dan tidak pernah mengakui perbuatannya. Hal itu berlangsung setiap saat sehingga membuatku muak. Aku tahu adikku kesepian, tapi ini sudah sangat menyebalkan.
Ketika siang itu kudengar suara piring pecah dan tawa adikku, aku cepat menghampirinya. Dia sedang bersama boneka sialan itu. Setelah kubentak, dia memelukku karena ketakutan. Aku menyeret boneka itu ke halaman belakang.
“Jangan, kak! Jangan!” adikku menjerit tersedu-sedu.
Terlambat. Aku sudah memotong kedua tangan dan kakinya. Boneka itu menjerit dan mengeluarkan darah.
ternyata si aku dan adiknya itu yang boneka. ~ali~
ReplyDeleteYang dipotong adiknya?
ReplyDeleteyup bener banget arum. si kakak salah motong *ups* jadi kayak endingnya film korea "cello"
Deletemirip cerita annable:3
DeleteSalah potong ya ?? serem . . .
ReplyDeleteAnnabelle kali....
ReplyDeletehahaha
Adiknya yang dibunuh..
ReplyDeleteAtau ternyata kakak beradik itu ada di dunia paralel, dimana sebenernya mereka itu boneka yg dibelikan manusia :v
ReplyDelete-Dee
Boneka nya kayak voodoo ya? kan mirip adeknya terus pas kaki tangan boneka nya dipotong tangan kaki adeknya ikut kepotong
ReplyDelete-tan
Let me guess
ReplyDelete"Boneka itu dibuat oleh pembuat boneka yang sangat piawai sehingga membuatku terkagum-kagum akan kemiripannya dengan adikku."
Si aku kagum dgn kemiripan boneka dgn adikku sampai2 si aku ga bisa bedain.
Pembuat boneka piawai? Buat apa sang pembuat bikin boneka sebagus itu? Pasti ada arwahnya.
"Setelah dibelikan boneka itu, adikku mulai bertingkah menyebalkan."
Berarti tdnya adik si aku blm bertingkah menyebalkan, nah si aku kan susah bedain boneka dgn adik si aku, mungkin saja itu tingkah si boneka. Ditambah adiknya benar2 tidak mengakui karena itu bukan ulah dia.
Paragraf ke 3
Masa mecahin piring sambil ketawa, nah itu pasti bonekanya(adik bersama boneka sialan itu), si aku kira yg ketawa itu adiknya jd adik yg sebenarnya di bawa kakaknya
Di akhir dituliskan boneka menjerit dan mengeluarkan darah, sampai2 si aku tetap memotongnya walau si adik “Jangan, kak! Jangan!” adikku menjerit tersedu-sedu."
Si aku sudah kesal atau karena arwah akhirnya si aku memotongnya -dan-
SALAH POTONG!!!! KAKAK DUNGU!
ReplyDelete