Gue pernah membahas dalam postingan gue Dark Side of Japan tentang pembunuh-pembunuh belia dalam sejarah Jepang, yang karena alasan etika, nama-nama mereka tidak dipublish ke umum. Namun ternyata bukan mereka saja pembunuh paling muda dalam sejarah. Tercatat, anak-anak berusia kurang dari 16 tahun ini membunuh tanpa perasaan, bak seorang psikopat dewasa. Apa yang melandasi perbuatan sadis mereka? Apakah mereka terpengaruh tayangan televisi penuh kekerasan, didikan orang tua yang tidak benar, ataukan kejahatan hanya mengalir murni dalam darah mereka tanpa bisa dihentikan? Berikut ini 10 pembunuh anak-anak paling sadis dalam sejarah yang tentu saja membuat kita miris.
1. Joshua Phillips: Under The Bed
Umur saat melakukan kejahatan: 14 tahun
Cerita mengerikan ini dimulai ketika ibu dari Joshua Phillips tengah membersihkan kamar anaknya dan menemukan noda aneh di bawah kasur anaknya. Si ibu semakin curiga ketika melihat bagian bawah ranjang anaknya diselotip dengan erat. Ketika sang ibu membuka ranjang, ia amat terkejut mendapati tubuh dingin seorang gadis di dalamnya. Gadis itu adalah Maddie Clifton, anak tetangga mereka yang bar berumur 8 tahun dan telah dilaporkan lenyap selama seminggu. Yang mengerikan, Joshua sendiri berpura-pura membantu orang tua Maddie mencari anak mereka yang menghilang.
Hingga kini tak diketahui apa yang mendorong anak berusia 14 tahun itu membunuh gadis tak berdosa itu. Joshua sendiri mengaku ia tak sengaja memukul mata gadis itu dengan pemukul baseball. Joshua juga mengaku ia menjadi panik ketika gadis itu tak mau berhenti menangis dan Joshua memukulnya lagi dan menariknya ke kamarnya untuk menyembunyikan mayatnya. Namun tak ada yang mempercayai cerita Joshua, sebab di luka gadis itu juga ditemukan luka tusukan.
2. Daniel Bartlam: Hammer of Fate
Umur saat melakukan kejahatan: 14 tahun
Umurnya mungkin masih 14 tahun, namun kejahatan yang dilakukannya teramat keji, yakni membunuh ibu kandungnya sendiri dengan darah dingin. Pada 2011, Daniel membunuh wanita yang melahirkannya itu dengan memukulnya dengan palu sebanyak 7 kali. Tak hanya itu, Daniel membakar tubuh ibunya untuk menghilangkan jejak dan melapor pada polisi seakan-akan kematian ibunya adalah perbuatan perampok. Yang mengejutkan, Daniel sendiri tak memiliki motif untuk membunuh sang ibu, namun orang-orang terdekatnya bersaksi bahwa Daniel terobsesi dengan video game dan film-fiilm yang menampilkan grafik sadis. Daniel kemudian dihukum 16 tahun penjara atas perbuatannya.
3. Goerge Stinney: Wrongfully Accused
Umur saat melakukan kejahatan(?): 14 tahun
Kisah ini mungkin merupakan cerita paling miris di list ini dan menjadi ketidakadilan yang dialami kaum berkulit hitam pada masa lalu. Pada 1944, pengadilan Amerika Serikat menghukum George Stinney, seorang bocah berkulit hitam atas pembunuhan dua gadis berkulit putih, Betty June Binnicker (11 tahun) dan Mary Emma Thames (8 tahun). Goerge yang berumur 14 tahun menjadi orang termuda dalam sejarah yang dijatuhi hukuman mati saat itu. Ironisnya pada 2014 lalu, pengadilan AS memutuskan bahwa mungkin Goerge tak bersalah atas pembunuhan kedua gadis itu. Goerge memang sempat mengaku sebagai pembunuhnya, namun kini banyak yang bependapat bahwa pengakuan tersebut merupakan hasil pemaksaan dari para polisi.
4. Graham Young: Poison Ivy
Umur saat melakukan kejahatan: 14 tahun
Mungkin salah satu pembunuh terunik di list ini, Graham Young adalah seorang anak cerdas yang amat terpesona dengan ilmu kimia, khususnya teknik membuat racun. Sejak kecil ia mengidolakan para pembunuh berantai hingga Hitler. Dan pada umur 14 tahun ia mulai bereksperimen dengan racun dan mencampurkannya ke dalam makanan dan minuman keluarganya. Tak jarang orang tuanya sendiri (bahkan Graham sendiri ketika ia lupa dimana ia mencampurkan racunnya) menjadi korban keracunan. Bahkan nenek tiri Graham sendiri meninggal karenanya.
Kecerdasan Graham membuatnya belajar meramu racun secara ototdidak dan di umur yang terbilang belia (sekitaran SMP), pengetahuannya tentang racun sudah setara seorang mahasiswa kimia S2. Namun aksinya terhenti ketika gurunya yang memeriksa mejanya pada suatu hari menemukan berbagai macam racun, koleksi kliping tentang pembunuh berantai, serta (yang creepy) sketsa dari orang-orang yang sekarat oleh racunnya.
Namun berada di balik jeruji penjara ternyata tak menghentikan kebiasaan jahat Graham. Di penjara, ia mengekstrak racun sianida dari semak-semak yang tumbuh di sana dan berhasil meracuni staf dan tahanan lainnya (satu di antaranya meninggal). Ia sendiri akhirnya meninggal di penjara.
5. Craig Price: The Stabber Prince
Umur saat melakukan kejahatan: 13 tahun
Kisah ini mungkin merupakan salah satu kejahatan tersadis di list ini. Joan Heaton, seorang ibu berusia 30 tahun dan kedua putrinya Jennifer (10 tahun) dan Melissa (8 tahun) ditemukan terbunuh dengan sadis di rumah mereka pada 1989. Sang ibu ditusuk dengan kejam hingga 60 kali, sedangkan putri-putrinya ditusuk hingga 30 kali. Pelakunya ternyata adalah seorang pemuda yang tengah merampok rumah mereka dan keburu kepergok oleh para korbannya.
Yang mengejutkan, ternyata pembantaian itu bukanlah yang pertama baginya. Pada umur 13 tahun, ia telah membunuh seorang wanita bernama Rebecca Spencer (27 tahun) dengan cara sama, menusuknya hingga 60 kali. Yang mengerikan, Craig tampaknya sangat menikmati perbuatannya ini. Di pengadilan ia bahkan menirukan suara terakhir korban-korbannya sat meregang nyawa. Melihat kesadisannya, seperti memang lebih aman jika remaja ini mendekam di penjara selama mungkin.
6. Lionel Tate: The Smackdown Memories
Umur saat melakukan kejahatan: 12 tahun
Kasus ini menjadi pembelajaran bagi setiap orang tua untuk selalu menemani dan membimbing bua hati mereka dalam menyerap apapun yang mereka tonton di televisi. Pada 2001, Kathleen tate, seorang babysitter meninggalkan anaknya, Lionel untuk menonton televisi bersama gadis yang ia asuh, Tiffany Eunick (6 tahun). Namun begitu terkejutnya ketika ia menemukan Tiffany tak lagi bernyawa. Lionel mengatakan mereka bergulat seperti adegan acara gulat di televisi dan menghantamkan kepala gadis cilik itu ke meja.
Kasus ini mungkin bisa dianggap sebagai kelalaian orang tua, namun kenyataannya, petugas medik menemukan sesuatu yang sangat mencurigakan saat mengotopsi tubuh gadis ciilik itu. ditemukan penyebab kematiannya adalah tendangan yang menghancurkan hati 9liver) Tiffany. Petugas otopsi juga menemukan luka seperti tengkorak dan rusuk yang retak, pembengkakan di otak akibat pemukulan yang berlangsung selama 1 hingga 5 menit, dan 35 jenis luka lainnya!
Apakah Lionel memang dengan dingin membunuh Tiffany dengan kejam? Melihat betapa ngerinya kasus tersebut, hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada bocah tersebut. Namun hukuman itu kemudian diperingan karena reaksi beragam dari masyarakat dan akhirnya Lionel dibebaskan pada 2004. Namun baru saja bebas setahun, tahun 2005 ia kembali ditangkap atas tuduhan perampokan bersenjata dan kini mendekam kembali di penjara untuk 30 tahun yang akan datang.
7. Jordan Brown: Reversed Cinderella
Umur saat melakukan kejahatan: 11 tahun
Lagi-lagi pembunuh belia, pada 2009, Jordan Brown menembak mati calon ibu tirinya yang tragisnya kala itu tengah mengandung, sehingga ikut membunuh janin dalam kandungannya. Menurut laporan polisi, Jordan masuk ke kamar ayahnya dengan senapan lalu menembak mati kekasih ayahnya itu ketika tengah tertidur, kemudian berangkat sekolah seakan-akan tak terjadi apa-apa. Bocah ini dituntut hukuman seumur hidup dan hingga kini belum ada keputusan mengenai nasibnya.
8. Jesse Pomeroy: Behind His Devilish Eyes
Umur saat melakukan kejahatan: 11 tahun
Dikenal sebagai salah satu pembunuh berantai termuda dalam sejarah, Jesse Pomeroy yang lahir pada 1859 di Massachusets ini sudah memulai aksinya sejak ia berusia 11 tahun. Perilakunya sangat mengerikan, tak jarang ia menangkap dan menyiksa anak-anak lain seusianya. Ia juga menculik dan membunuh Katie Curran (10 tahun) serta dicurigai atas pembunuhan seorang anak berusia 4 tahun yang ditemukan dengan tubuh termutilasi. Ia akhirnya masuk bui setelah polisi menemukan mayat Katie di ruang bawah tanah toko ibunya dan meninggal di penjara pada usia 72 tahun.
9. Jon Venables & Robert Thompson: Partner in Crime
Umur saat melakukan kejahatan: 10 tahun
jangan tertipu dengan wajah imut dan tak berdosa mereka guys, sebab kejahatan yang mereka lakukan amatlah keji. Pada 1993, ibu dari James Bulger (2 tahun) tak menyangka bahwa meninggalkan anaknya sebentar di mall sementara ia berbelanja ternyata berujung bencana. Di sana, anak itu diculik oleh Jon Venables dan Robert Thompson, dua berandalan berusia 10 tahun untuk kemudian disiksa dan dibunuh. Mereka berdua memang dikenal sebagai anak nakal, sering membolos, kemudian mencuri dan mencopet. Namun kali ini perbuatan mereka benar-benar melewati batas.
Sepanjang perjalanan, mereka kerapkali memukuli James. Ironisnya, orang-orang dewasa yang melihat perilaku mereka justru membiarkannya karena mengira mereka adalah kakak beradik yang tengah bercanda. Ketika sampai di tempat sepi dekat rel kereta api, mereka lalu menghajar anak malang tersebut dengan batu bata dan besi, bahkan meninggalkan tubuhnya yang sudah terluka parah di tengah rel agar terlindas kereta api.
Untungnya (atau sayangnya bagi kedua pembunuh cilik tersebut) aksi mereka menculik James ternyata tertangkap kamera pengaman mall dan merekapun ditangkap tanpa bisa berkutik. Karena masih di bawah umur, dua anak sadis itu hanya dijatuhi hukuman penjara hingga usia 18 tahun.
10. Carl Newton Mahan: Innocent Killer
Umur saat melakukan kejahatan: 6 tahun
Carl hanya berumur 6 tahun ketika ia membunuh temannya, Cecil van Hoose (8 tahun) pada 1929. Kedua anak itu tengah bertengkar memperebutkan besi rongsokan dan Cecil kemudian memukul wajah Carl. Cark kecil kemudian lari ke rumah dan mengambil senjata ayahnya untuk kemudian digunakan untuk menembak gadis cilik itu. Namun menurutku, kasus pembunuhan ini tak sepenuhnya merupakan kesalahan si bocah. Orang tuanya seharusnya juga bertanggung jawab karena meletakkan senapna berisi peluru di tempat yang bisa dijangkau anak kecil.
BONUS:
Mary Bell: The Grim Reaper
Umur saat melakukan kejahatan: 11 tahun
Siapa bilang hanya bocah laki-laki yang bisa menjadi pembunuh sadis. Gadis bernama Mary Bell ini membuktikan anak perempuan juga bisa melakukan kejahatan yang tak kalah sadisnya. Pada umur yang masih sangat belia, 11 tahun, ia mengawali kejahatannya dengan mencekik balita bernama Martin Brown (3 tahun) pada 1968 di Inggris. Dua minggu kemudian, ia dan temannya Norma Bell (13 tahun) membunuh anak lain bernama Brian Howe (3 tahun) dengan cara yang teramat sadis. Ia mencekiknya, memutilasi alat kelaminnya, kemudian mengukir huruf “M” (kemungkinan inisialnya) di perutnya dengan gunting. Karena umurnya yang masih teramat muda, Mary tak dijatuhi hukuman mati dan akhirnya dibebaskan pada tahun 1980.
Semua kejahatan yang dilakukan anak-anak ini mem buat kita bertanya-tanya, apa yang mendorong mereka melakukan kejahatan yang sedemikian keji ini? Apa mereka dipengaruhi oleh budaya luar yang menjunjung tinggi kekerasan (seperti tayangan televisi atau game) ataukah memang dorongan membunuh sudah tercetak dalam gen-gen mereka, diturunkan dan menunggu untuk dilampiaskan?
ga nyangka banget anak-anak kecil kaya gitu berani bunuh-bunuhan... saya aja meski kesal sama orang sampe pengen bunuh itu cuma di angan-angan aja :v kadang2 saya takut juga kalau yg dibunuh jadi arwah gentayang terus yaaaa yang kaya di tipi-tipi itu kelanjutannya.. mana saya takut hantu jugak XD ... kalau yang gulat-gulat itu pasti ngerti juga kalau mereka terobsesi di tv dan mereka bisa melakukan nya sendiri tanpa alat.. walau mereka salah sih... tapi menusuk hingga 60 kali? memutilasi? itu benar-benar diluar akal sehat...
ReplyDeleteGilaaaaa, kalo menurut gue sih karena lingkungan
ReplyDeleteSakit...
ReplyDeleteizin share bang
ReplyDelete