Friday, November 13, 2015

YANG DINANTI: REVIEW 5 FILM HOROR PILIHAN ADMIN MBP

 

the host

Hallo guys. Balik lagi nih dengan review film horor khas Mengaku Backpacker. Kali ini yang akan gue bahas adalah film “The Deathday Party” asal Tiongkok yang bergenre drama thriller psikologis, “The Tower” asal Korea yang bergenre disaster movie, “The Host” asal Korea yang bergenre drama – horor monster – komedi, “Suspect X” asal Jepang yang bergenre thriller detektif, serta “Lazarus Effect” asal Hollywood yang bergenre horor – science fiction. Seru-seru pastinya. Silakan disimak.

1. The Deathday Party

The_Deathday_Party_poster

Judulnya unik ya, kebalikan ama Birthday Party. Bisa gue bilang, film ini adalah versi Hong Kong-nya “Identity” sebuah film thriller detektif yang dibintangi John Cusack karena ide ceritanya hampir mirip, walau eksekusinya jauh berbeda. “The Deathday Party” berkisah tentang sepasang ibu dan anak yang diculik dan ketika tersadar, mereka berada di dalam sebuah gua, berpakaian primitif dengan tujuh orang lainnya yang nggak mereka kenal. Yah bisa dibayangin lah kayak reality show “Opposite World” gone wrong.

www

Ternyata mereka diculik untuk memainkan sebuah permainan, dimana salah satu mereka adalah pembunuh misterius dan mereka harus menemukan identitas sang pembunuh sebelum mereka tewas satu persatu. Rasa curiga membuat para peserta permainan itu saling membunuh. Namun ceritanya bergulir menuju kejutan-kejutan yang nggak bisa ditebak. Endingnya, ketika identitas baik si pembunuh dan orang-orangnya di sekitar mereka terungkap satu demi satu, benar-benar bikin gue menganga. Ternyata si pelakunya adalah ............... ternyata si psikiater dingin yang sepertinya tak berperasaan itu adalah .................... ternyata si anak umur 6 tahun adalah ......................... bener-bener fak ... fak ... faaaak ....!!! Gue bener-bener ditipu mentah-mentah oleh film ini.

Gue pernah membahas di review film “Nightmare” sebelumnya bahwa pemerintah komunis Tiongkok menerapkan sensor yang amat ketat pada film-filmnya. Mungkin karena alasan itu, film thriller psikologis ini lebih mengandalkan plot twistnya, which is a good thing. Tapi yang paling gue benci dari film besutan Tiongkok (walaupun sutradara-sutradara kreatif mulai bermunculan) adalah nuansa dramanya yang kental. Remember guys, this is supposed to be a horror story! Unsur dramanya, walaupun gue akuin emang berperan penting dalam jalan ceritanya, jujur aja bikin gue bosen. Tapi yah semua itu kayaknya tertebus dengan revelasi mencengangkan pada bagian akhirnya.

Singkat kata, gue kasi film ini nilai 4 CD berdarah. Jangan lupa, CD berdarah adalah trademark review film horor ala Mengaku Backpacker. Jangan diplagiat yaaa *idih siapa juga yang mau*

030menunderwear2Copy_thumb12_t030menunderwear2Copy_thumb12_t[4]030menunderwear2Copy_thumb12_t[6]030menunderwear2Copy_thumb12_t[8]030menunderwear2_thumb1_thumb

2. The Tower

tower

Kalo biasanya gue membahas film-film horor bertema supranatural maupun psikopat, kali ini gue bakal membahas film bergenre disaster. Film model beginian dipelopori oleh film-film Hollywood jadul kayak “Towering Inferno” dan “Poseidon Adventure” yang juga menjadi film-film favorit gue. Film-film bergenre disaster biasanya menceritakan para penyintas (survivor) yang harus menyelamatkan diri dari situasi mencekam berupa bencana alam, semisal kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan lain-lain. Sounds not interesting? Think again!

“The Tower” adalah sebuah film disaster Korea yang dirilis pada tahun 2012 dan mengisahkan bencana kebakaran yang melanda sebuah gedung apartemen pencakar langit di pusat kota Seoul. Mungkin premisnya kurang menarik ya buat kalian. Tapi buat gue sendiri, gue amat menyukai genre-genre seperti ini, sebab jalan ceritanya mirip dengan film horor lainnya, yakni para penyintas kudu menyelamatkan diri mereka sebelum nyawa mereka tereliminasi satu demi satu. Biasanya yang selamat adalah yang mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan yang lain, sedangkan yang egois biasanya malah mati. Selain itu para tokoh utamanya juga harus berjuang menyelamatkan orang-orang yang mereka kasihi, sehingga mereka kemudian menyadari pentingnya arti keluarga, persahabatan, dan cinta. Wah, keren juga ya pesan moralnya.

Tokoh utama film ini adalah Lee Dae-Ho, seorang duren (singkatan dari duda keren) yang bekerja sebagai kepala keamanan sebuah gedung apartemen mewah. Karena terlalu sibuk mempersiapkan pesta Natal dan Tahun Baru, peringatan Dae Ho tentang rusaknya sistem penyemprot air untuk mencegah kebakaran di gedung mereka tak diabaikan. Akibatnya, ketika bencana benar-benar terjadi, para tamu dan penghuni apartemen mewah itupun terjebak di dalam situasi hidup dan mati. Dae-Ho harus bekerja sama dengan seorang kepala pemadam kebakaran untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang masih di dalam gedung, terutama putrinya dan gadis yang ia cintai.

fullsizephoto268873

Film ini superkeren menurut gue, terutama special effectnya. Pertama gue pikir kebakaran bakal disulut ama insiden di dapur, namun ternyata penyebab kebakarannya malah keren banget!!! Jalan ceritanya juga lumayan menurut gue. Bagian paling berkesan buat gue adalah adegan dimana para tokoh utamanya harus melompat dari gondola (tuh yang biasa dipake bersihin jendela dari luar) ke dalam gedung yang terbakar. Buset deh musiknya ... bikin deg-degan!

1370008-Tower_Md

Pas di awal dan di tengah film, alur ceritanya amat seru. Namun begitu mendekati akhir, pace-ya justru menurun. Endingnya sangat ketebak dan “biasa” banget. Selain itu gue juga kecewa pas adegan gedungnya runtuh. Gue pikir ambruk menimpa gedung yang di sebelahnya jadi efek domino gitu alias ngancurin kota Seoul, tapi endingnya malah begituan doang. Kurang heboh kalau untuk ukuran klimaks film ber-CGI secanggih ini, nanggung gitu. Dan tokoh-tokoh antagonis dalam film ini malah selamat. Excuse me, I believe they deserve a horrible death? Apalagi tokoh emak2 yang nyebelin banget ama anjingnya ... aaaargh!!!

Singkat kata, gue kasih film ini 4 CD berdarah dari total 5 CD berdarah untuk mengapresiasi special effectnya yang keren dan keberanian sineas Korea untuk memperluas genre film besutan mereka, nggak terbatas hanya di horor, drama, dan action saja.

030menunderwear2Copy_thumb12_t[10]030menunderwear2Copy_thumb12_t[12]030menunderwear2Copy_thumb12_t[14]030menunderwear2Copy_thumb12_t[16]030menunderwear2_thumb1_thumb[4]

3. The Host

tumblr_my60bhQNty1sid2zmo1_500

Film ini denger-denger adalah salah satu film tersukses sepanjang sejarah dunia perfilman Korea. Bayangin aja, dalam 21 hari pemutarannya saja, film ini sudah menarik hingga 10 juta penonton! Buset dah! Film ini menceritakan sesosok monster yang keluar dari Sungai Han, mengakibatkan banyak nyawa melayang dan menculik seorang anak perempuan. Nah, di sepanjang film ini kita akan mengikuti perjuangan keluarga si anak ini untuk membebaskannya.

Seperti film Korea pada umumnya, walaupun bergenre monster, tapi di sepanjang film kita bakal dihibur dengan penampilan konyol dan kocak dari para pemerannya. Bahkan hingga klimaks film yang sebegitu tegang, masih ada sisipan adegan komedi dan dialog yang mengocok perut. Well, film ini rupanya nggak ingin fokus pada sisi horor saja, walaupun penampilan sang monster sudah cukup meyakinkan dan mengerikan.

Sama seperti The Tower, film ini mengandalkan efek CGI yang teramat canggih, bahkan “terlalu” canggih untuk ukuran film Asia menurut gue. Gue jadi berasa melihat sebuah film besutan Hollywood. Karakter dalam film ini juga berasa lebih hidup, mungkin berkat akting para pemerannya yang walaupun “tak begitu rupawan” namun jelas berkualitas dalam mendalami perannya. Nggak heran ya film ini mendulang sukses, bahkan ada kabar film ini mau dibikin versi Hollywood-nya. Well, nggak yakin sih bakal sebagus versi originalnya. Hmmm ... bakalan kayak Dragon Ball atau One Missed Call nggak ya yang ANCUR ABIS??? As always, Hollywood usually ruins everything.

The_Host_film_poster

Film ini bukanlah film ringan, walaupun ada banyak materi komedi di sana-sini. Film ini menyoroti masalah serius dan nyata mengenai pencemaran lingkungan, bahkan didasari kisah nyata. Di awal cerita dikisahkan monster ini terbentuk akibat limbah formaldehid yang dibuang pangkalan militer AS di Korea, sebuah skandal yang benar-benar terjadi tahun 2000. Yang lebih bikin ngeri, sang sutradara terinspirasi membuat film ini setelah berita ditemukannya ikan mutan berbentuk aneh di Sungai Han (yang juga jadi setting lokasi film ini).

Berbagai kritik sosial yang dilontarkan dalam alur cerita film ini membuat “The Host” seakan menjadi sebuah propaganda anti-Barat, sebuah konsep yang jelas tak biasa mengingat Korsel merupakan salah satu sekutu kuat Amerika di Asia. Di klimaks film ini, digambarkan pihak AS berusaha “menebus” kesalahan mereka dengan melepaskan “Agent Yellow” sebuah senjata kimia berbahaya ke Sungai Han untuk membunuh makhluk itu. Rencana tersebut ditentang keras oleh para demonstran pecinta lingkungan, yang kemudian malah menjadi korban senjata kimia tersebut. Dalam kenyataan, memang ada senjata kimia bernama Agent Orange yang digunakan AS pada Perang Vietnam.

Adegan yang paling berkesan bagi gue adalah adegan penutup dimana si tokoh utama dan seorang anak kecil sedang makan dan di belakang mereka terdapat tayangan berita kasus monster tersebut di TV, kemudian si anak meminta agar TV dimatikan karena mengganggu acara makan mereka. Yup, di ending film ini keluarga korban justru “don’t give a shit” tentang segala penjelasan yang diberikan pemerintah, yang terpenting bagi mereka hanyalah mencoba move on dari segala peristiwa yang menimpa mereka.

Film ini emang keren, sekaligus tragis, sekaligus humoris ... nah bingung khan. Gue jadi bingung mau kasih berapa CD berdarah. Akhirnya gue putusin aja deh kasih 4,5 CD berdarah, nggak gue kasih nilai sempurna karena gue kecewa dan miris ama endingnya yang tragis.

030menunderwear2Copy_thumb12_t[20]030menunderwear2Copy_thumb12_t[22]030menunderwear2Copy_thumb12_t[24]030menunderwear2Copy_thumb12_t[26]030menunderwear2Copy2_thumb_t[4]

4. Suspect X

galileo2m

Film ini sebenarnya dah gue tonton lumayan lama, gue bahkan nggak ingat detail film ini. Namun gue kembali tertarik mengulas film ini setelah gue membaca salah satu karya Keigo Hirashino, yang novelnya “Devotion of Suspect X” melandasi cerita film ini.

“Suspect X” sendiri mengisahkan seorang pria jenius bernama Tetsuya Ishigami yang reclusive dan pendiam, serta lebih memilih menjadi guru matematika biasa walaupun memiliki otak cemerlang. Diam-diam ia jatuh cinta dengan tetangganya, Yasuko Hanaoka, seorang janda cantik beranak satu. Suatu malam, mantan suami Yasuko yang pemabuk dan abusive datang ke apartemennya dan Yasuko terpaksa membunuhnya. Tetsuya yang mendengar teriakan Yasuko datang terlambat dan menemukan mayat sang mantan suami yang telah terbujur kaku. Demi rasa cintanya yang amat mendalam pada wanita itu, Tetsuya pun memanfaatkan kecerdasannya untuk menciptakan alibi sempurna bagi Yasuko demi menyelamatkannya dari jeratan hukum.

Para polisi yang kebingungan sebab tersangka utama mereka memiliki alibi tanpa cela kemudian meminta bantuan seorang profesor fisika bernama Manabu Yukawa, satu-satunya yang mampu menandingi kecerdasan Tetsuya. Profesor Manabu pun tercabik dilema ketika harus memecahkan kejahatan yang dilakukan oleh sahabat lamanya sendiri. Ending film ini begitu mencengangkan sekaligus mahatragis, makanya gue warning dulu sebelum kalian menontonnya, takutnya hanya akan menimbulkan luka di hati para pemirsanya (termasuk gue korbannya), jadi. Ya, di sini gue belajar ironi bahwa “justice sometimes just not fair”.

200904030016

Singkat kata, gue bisa bilang film ini sempurna. Film ini memang bukan film bergenre “whodunnit” dimana kita harus menebak siapa pelaku sebenarnya. Namun film ini lebih bertema “howdunnit” karena plot twistnya adalah teknik yang digunakan Tetsuya untuk menciptakan alibi sempurna bagi wanita yang dicintainya. Karena itu, gue berani kasih nilai sempurna 5 CD berdarah buat masterpiece misteri Jepang ini.

030menunderwear2Copy_thumb12_t[28]030menunderwear2Copy_thumb12_t[30]030menunderwear2Copy_thumb12_t[32]030menunderwear2Copy_thumb12_t[34]030menunderwear2Copy_thumb12_t[36]

Oya, film ini dibikin versi Koreanya berjudul “Perfect Numbers” silakan aja tonton, siapa tau lebih keren.

suspect x

5. Lazarus Effect

 lazarus effect

Sebagai pamungkas, gue bakalan membahas film horor asal Amrik yang kebetulan pernah juga dibahas review-nya oleh Bang Foo (salah satu kontributor setia di Grup Line) sehingga gue jadi tertarik melihat film ini. Secara singkat, “Lazarus Effect” menceritakan sekelompok peneliti yang menciptakan serum yang dapat menghidupkan kembali seseorang yang telah meninggal. Ketika mereka “terpaksa” mengujicobakan serum itu pada salah satu anggota mereka, ternyata konsekuensi yang mereka terima amatlah mengerikan.

M208  (Left to right.) Mark Duplass, Donald Glover, Evan Peters  and Sarah Bolger star in Relativity Media's "The Lazarus Effect".<br /><br />© 2013 BACK TO LIFE PRODUCTIONS, LLC<br /> Photo Credit:   Justin Lubin<br />

Gue sempet menduga film ini akan berbau supranatural mirip “Exorcist”, namun kenyataannya film ini justru amat ilmiah. Adegan kesukaan gue adalah dialog sains versus religius antara kedua profesor (tokoh utama) dalam cerita ini saat mereka menjelaskan konsep penelitian mereka pada anggota baru mereka, seorang cewek yang bertugas merekam penelitian mereka. Dan yang paling gue suka dan membuat gue sama sekali nggak nyesel liat film ini adalah plot twist di klimaksnya. Really didn’t see that coming!

Tapi kalo boleh gue kritik, film ini kayaknya kurang mengeksplore adegan kematian para karakternya yang menurut gue kurang “nendang”. Contohnya gue bakal mengira pembunuhan bakal dilakukan dengan mesin-mesin canggih yang ada di film ini semacam centrifuge dan MRI. Tapi kenyataannya cara membunuhnya lebih tradisional. Ewh ... mengecewakan banget. Tapi overall gue anggap film ini bagus dan gue berani kasih nilai 4 CD berdarah. Oke khan?

030menunderwear2Copy_thumb12_t[38]030menunderwear2Copy_thumb12_t[40]030menunderwear2Copy_thumb12_t[42]030menunderwear2Copy_thumb12_t[44]030menunderwear2_thumb1_thumb[6]

Intinya guys, nggak ada satupun film yang “kurang bagus” di film ini (rata-rata dapat 4 bintang) sehingag nggak nyesel deh kalian menontonnya. Nantikan dan ikuti terus review dan rekomendasi film horor dan misteri dari gua. See you next time :D

5 comments:

  1. Salah satu alasan kenapa gue kurang familiar ama film korea/ thailand/ jepang/ dan asia lainya adalah : gak tau situs downloadnya. ::hammer emoticon::

    Sebenernya banyak situs nonton online buatan org kita yang ada banyak film asia nya, TAPI cuma yg baru2 aja, atau yg tenar banget. Sedangkan yg lu review rilis nya 2 atau 3 taun kemaren. bahkan ada yg lebih. kalopun ada situs download nya di non-indo-site, susah nyari subtitle nya.

    Gw tau lu ga support pembajakan di blog ini, tapi boleh kan gue minta situs yg lu tau? gapapa di sensor dikit nama situs nya, sensor satu hurup ajam biar gampang nebak nya. misal G*ogle.com :D

    serius beneran situs apa, soalnya dari sekian banyak review film ludari dulu gue cuma bisa nemu Pre-destination. itupun karena dia Hollywood. tenar lagi. kalo film2 lainya susah dicari.

    ada sih film recomend dari lu yg genre nya Found-footage ntah di post yg mana gue pernah baca,, tapi jujur gue ga suka genre-gituan. walapun hollywood. tetep ngga suka.

    www.situs-apa-cepet-kasih-tau.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekali lagi gue ga support pembajakan. sebagian besar film di atas gue liat secara online dan nggak terlalu susah kok nyarinya asal mau usaha

      Delete
  2. Kalo lo mau nonton film film asia di dramanice.us aja, udah ada eng subnya

    ReplyDelete
  3. Gw prnah tuh nonton film the host... dan jatuh cinta gw sama cewe kecil yg ngelindungin tuh bocah yg akhirnya selamat... pedofil banget gw haha... tapi kan sekarang dah gede tuh cewe.. kalau gak salah sempet main di film snow pierce bareng yg jadi captain amerika... oh iya dan ga baru tau kalau agent orange yg di jadiin lirik lagu soddom ternyata senjata kimia pihak as... ge kira semacam cia gth wkwkwkwk

    ReplyDelete
  4. kissasian.com ok kok, tp sub inggris

    ReplyDelete