CREDIT BY ANDIETA OCTARIA
***
South Carolina, 2015
Juddy menggenggam erat-erat bunga liar dengan kelopak putih di tangannya. Hari ini ibunya berulang tahun. namun Amanda, kakaknya yang hanya berbeda 3 tahun darinya diam-diam mengambil semua uang tabungannya. Kini ia tak memiliki uang sepeserpun untuk membeli kado. Setidaknya, ia akan mengumpulkan bunga-bunga tercantik yang berada di hutan.
Ia tak menyadari bila langkahnya semakin jauh dari rumah. Semakin lama, ia semakin asik memetik bunga-bunga dan beberapa jamur liar di hutan.
“Hey gadis kecil, apa yang kau cari?”
Juddy terkejut. Mata hijaunya membulat waspada. Di depannya, seorang kakek dengan mata biru cerah memandangnya ramah.
“Bunga. Bunga untuk mama.”
“Wah, bunga yang cantik sekali. Lihat! Didalam celah pohon sycamore itu terdapat lebih banyak lagi bunga-bungaan yang cantik!”
“Wah terima kasih!” Mata Juddy berbinar cerah, ia segera berlari ke dalam celah pohon besar di tengah hutan.
Josh menatap gadis kecil itu sambil tersenyum, “Selamat makan Papa, selamat makan Soosan.”
THE END
akhirnya josh pun memberi makan juga tuh pohon
ReplyDeleteNice, tpi koq rasanx kependekan ya??? Apa karna wa bacanx kecepatan kali ya??? :v
ReplyDelete-Venzuu-
Walaubagaimana pun perasaan sayang kepada keluarga tu ga akan putus ya. Salut ma Josh..
ReplyDeleteKalo bisa buat lagi cerita kayank gini mbak andietta octarira.
ReplyDeletebtw, itu gambar buat midnight mist epilogue bagus bgt
ReplyDeletepas sama ceritanya
apa itu memang sengaja bikin gambar sesuai cerita, atau cerita ini terinspirasi dari gambar ya mbak andieta?
ini gw aja yg jawab ya (okta lgs heran, sejak kapan andieta jd cogan), itu foto emg pas banget, tapi aslinya itu arca (gue lupa itu di angkor wat atau ayuthhayya) yang saking terbengkalainya ampe "dimakan" pohon setelah ratusan tahun
DeleteAduh kok Josh-nya jadi gitu :( Tapi keren lah, bikin gue setia menunggu seri-nya :)
ReplyDeleteepilog aja yah. pantes pendek. makin penasaran
ReplyDeleteKarya Andieta emang patut diacungi jempol deehhhh ���� baca dari part awal aja udah ketagihan buat baca yang selanjutnya sampe epilog. Epilognya juga bagus, walaupun pendek tapi berbobot ���
ReplyDelete-NFira