Sunday, October 6, 2019

BEDAH FILM-FILM JOHN CARPENTER: ONE OF THE BEST HORROR DIRECTOR OF ALL TIME




Tiap sutradara Hollywood punya ciri khas sendiri-sendiri, walaupun mereka berkecimpung di satu genre yang sama, yakni horror. Semisal Alfred Hitchcock menggandrungi film-film psychological thriller (sampai-sampai genre film thriller disebut juga dengan istilah “Hitchcockian”), Sam Raimi selalu menyelipkan humor dalam film-film horor besutannya, David Lynch dikenal dengan ciri khas filmnya yang selalu aneh, absurd dan tak mudah dipahami, David Cronenberg selalu konsisten dengan “body horror”-nya, Eli Roth selalu setia dengan genre gore, James Wan selalu rajin menyajikan jumpscare di film-filmnya, George Romero hingga akhir hayatnya adalah spesialis (bahkan pencipta) genre zombie, Guilermo del Torro jelas terobsesi dengan monster, serta Clive Barker gemar dengan sadisme.

Bagaimana dengan John Carpenter? Hmmm .... mungkin kalian yang bukan penggemar hardcore film horor justru bertanya, siapa dia? John Carpenter adalah sutradara horor terkenal pada era 80-an. Lewat film independennya yang berjudul “Halloween”, beliau-lah yang bisa dibilang menciptakan (atau paling tidak mempopulerkan) genre slasher. Salah satu keunikan lainnya adalah musical score yang digarapnya sendiri. Scoringnya bernuansa retro tapi cukup efektif dalam mengundang kengerian dan ketegangan.


John Carpenter sendiri bukanlah spesialis film horor. Beliau juga menggarap film aksi seperti “Escape from LA” dan “Assault on Precinct 13” yang kedua-duanya sukses di box office. Namun film horor seakan merupakan passion-nya, yang dibuktikan dengan banyaknya film horor yang digarapnya sepanjang karirnya. Walaupun merupakan sutradara tenar yang cukup dihormati, karirnya sendiri seringkali naik turun. Beberapa karyanya memang inspirasional, namun banyak pula yang flop, mendapat kritik pedas dari penikmat film, hingga gagal di pasaran.

Berikut ini akan gue bahas beberapa film John Carpenter yang pernah gue tonton. Oya, gue nggak akan membahas “Halloween” sebab kalian sendiri pasti sudah banyak mendengar tentang film itu. Gue akan bahas aja karya-karya beliau yang mungkin belum kalian kenal.

THE THING (1982)



Ketika dirilis pada 1982, film “The Thing” ini sempat flop di pasaran. Namun kini, justru sebaliknya. Film ini dianggap sebagai cult classic bahkan dibikin remake-nya pada 2011. Film ini menceritakan sekelompok peneliti di Antartika yang bertugas di tempat terkecil dan terisolasi dari peradaban. Suatu ketika mereka menemukan alien yang celakanya, dapat menginfeksi tubuh mereka, sehingga para survivor-pun saling mencurigai satu sama lain.

Wujud alien di sini digambarkan amat grotesque dan menjijikkan. Uniknya, karena keterbatasan special effect pada masa itu, semua kostumnya dibuat dengan properti beneran, bahkan dibantu dengan animatronics. Beda dengan special effect zaman sekarang yang hampir seluruhnya dibuat dengan komputer.

Film ini jelas merupakan karya terbaik John Carpenter menurut gue. Kesan body horror di film ini amat kuat dan sangat efektif dalam mengundang rasa jijik dan ngeri. Untuk film masterpiece ini, gue kasi skor 4,5 CD berdarah.



PRINCE OF DARKNESS (1987)



Gue memiliki kenangan kuat akan film ini karena pada saat gue masih kecil, gue pernah nonton film ini di salah satu stasiun TV swasta. Gue ingat banget “dream sequence” alias “adegan mimpi” di film ini benar-benar membuat gue ketakutan. Bahkan bisa dibilang, film ini adalah salah satu yang membuat gue jatuh cinta dengan film horor.

“Prince of Darkness” merupakan bagian dari apa yang disebut John Carpenter sebagai “Apocalypse Trilogy” yang terdiri atas tiga film yang bertema sama, yakni kiamat. Dua film lain yang bertema sama adalah “The Thing” dan “In The Mouth of Darkness”. Film ini menceritakan tentang sekelompok mahasiswa post-graduate yang ditugaskan untuk menyelidiki penemuan aneh di basement sebuah gereja. Namun tanpa sengaja, mereka malah melepaskan kekuatan iblis yang kemudian menghabisi mereka satu demi satu.

Berbeda dengan “The Thing” yang benar-benar abis-abisan dalam teknik make up-nya, film kali ini justru terkesan asal-asalan. Tokoh-tokohnya banyak, namun sedikit yang memiliki signifikansi dalam cerita. Namun perlu akui, ada dua kelebihan dari film ini. Yakni adegan “dream sequence” yang benar-benar creepy dengan memanfaatkan teknik “found footage”. Padahal perlu diingat, film ini dibesut tahun 1987, istilah “found footage” saja baru dicetuskan tahun 1999 saat “Blair Witch Project” dirilis. Ini menunjukkan visi John Carpenter yang jauh mendahului masanya. Yang kedua tentu saja scoringnya yang retro abis tapi tetap mengundang kengerian.

Untuk film ini, mungkin dari segi teknik baru pantas mendapat 3 CD berdarah. Tapi kalo dilihat visi John Carpenter yang merancang cerita ini, gue akan kasi 4 CD berdarah (apalagi film ini nostalgic banget buat gue). Sayang, sepertinya di film ini John Carpenter kesulitan dalam menerjemahkan visi jeniusnya.



IN THE MOUTH OF MADNESS (1994)



Lagi-lagi film John Carpenter yang kurang dihargai pada masanya, namun kini menjadi cult classic, “In The Mouth of Madness” jelas terinspirasi oleh kisah-kisah horor ala Lovecraft. Film ini menceritakan seorang petugas asuransi yang menyelidiki menghilangnya seorang penulis. Celakanya, siapapun yang membaca novel terbaru sang penulis ini akan menjadi gila, bahkan berujung pada kiamat yang melanda dunia.

Secara konsep, lagi-lagi film ini memiliki ide-ide jenius. Banyak scare-nya cukup inovatif dan menyeramkan, bahkan bisa dibilang “aneh”. Banyak scare-nya malah ngingetin gue sama film horor Jepang. Sayang, mungkin karena budgetnya yang terbatas dan fakta bahwa film ini dibikin pada tahun 1994, special effect-nya belumlah top-notch. Namun hal lain yang gue sukai adalah detail arsitekturnya, baik asylum, gereja, maupun hotelnya terlihat indah, padahal mereka adalah lokasi adegan-adegan menakutkan.

Gue kasi film ini 3,5 CD berdarah.



THE FOG (1990)



“The Fog” menjadi kerja sama kedua antara John Carpenter dan Jamie Lee Curtis yang pernah menjadi final girl-nya di film “Halloween”. Ceritanya cukup simpel, sebuah kabut misterius berisikan mayat hidup dengan dendam masa lalu kembali ke sebuah kota kecil untuk membalas dendam pada para penduduknya.

Lagi-lagi gue diingatkan dengan film horor Jepang melalui adegan-adegan scare dalam film ini. Banyak adegan-adegannya amat menyeramkan dan “jenius” pada masanya alias bener-bener bikin gue bergidik ngeri. Namun sayangnya, banyak eksekusinya yang gagal. Semisal adegan yang udah dibuild-up sedemikian rupa malah berakhir antiklimaks (ex: adegan di kamar mayat). Body count-nya juga menurut gue kurang banget, padahal sosok hantunya udah sadis banget. Sosok Jamie Lee Curtis di sini juga seakan disia-siakan alias nggak melakukan hal yang penting buat jalan cerita.

“The Fog” mungkin bukan film terbaik John Carpenter. Jelas sangat berpotensi, namun sayang banyak kekurangan di sana-sini, walaupun gue akui mitologi dalam cerita ini amat menarik. Gue kasih skor 3,5 CD berdarah untuk film ini.


CHRISTINE (1983)



“Christine” merupakan film adaptasi dari novel Stephen King yang berjudul sama. Untuk novel dari penulis sekaliber Stephen King, udah nggak diragukan lagi jalan ceritanya pasti amat menyeramkan. Namun bagaimana dengan filmnya?

“Christine” mengikuti kisah sepasang sahabat bernama Arnie dan Dennis. Dennis adalah pemuda yang populer di sekolah, namun tidak dengan Arnie. Ia adalah pemuda culun yang kerap dibully. Hingga suatu saat, Arnie membeli sebuah mobil yang diberi nama Christine. Semenjak itu, perangai dan penampilan Arnie berubah drastis menjadi lebih keren, namun kasar dan beringas. Semua itu karena pengaruh Christine, sebuah mobil setan yang memiliki kekuatan supranatural.

Sebagai sebuah film yang dibesut tahun 1983, gue amat terkejut dengan kematangan serta keindahan sinematografinya. Penataan kameranya benar-benar mantap. Sosok Christine di sini sebagai mobil setan juga berhasil ditampilkan secara menyeramkan, bahkan seakan punya jiwa sendiri. Jalan ceritanya pun menarik buat diikuti. Gue memperhatikan sampai separuh durasi film belum ada adegan bunuh-bunuhan, namun gue sama sekali nggak dibikin bosan. Boleh dibilang, kali ini John Carpenter berhasil membuat masterpiece horror melalui “Christine” ini. Belum lagi theme song “Christine” yang dimainkan ketika mobil ini beraksi jahat benar-benar keren dan unforgettable.

Gue kasi film ini 4 CD berdarah. Gue benar-benar berharap film ini bakalan diremake seperti film-film Stephen King yang lain. Mungkin kalo diremake jalan ceritanya bakalan ngikutin Chucky kali ya.


Nah itu dia film-film John Carpenter yang gue bedah kali ini. Sebenarnya banyak banget sih film yang udah diproduksi oleh beliau, tapi kali ini gue kasi beberapa saja yang kalian “must see” kalo kalian tertarik dengan film-film horor besutan sutradara berbakat ini. Bagaimana menurut kalian?

3 comments:

  1. Bang Dave . Kalau boleh request review American Horror Story, dong, Bang Dave .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaaah gue baru sempet nonton satu season "Roanoke" dan udah pernah gue bahas juga sih di blog. Kalo yg lain belom nonton karena emang nggak begitu tertarik ama AHS hehehe. "Asylum" aja baru beberapa episode gue dah berhenti nonton.

      Delete
  2. Gw pecinta film horror...terus terang gw ga ngerti itu genre apa..asal serem dan berkualitas gw libas..banyakin lagi reviewnya dong..

    ReplyDelete