Bagaimana
reaksi kalian ketika melihat gambar-gambar di atas? Apakah menurut
kalian pelukisnya adalah seorang artis yang berbakat? Dan gadis-gadis
di atas adalah para modelnya?
Bagaimana
jika gue katakan jika pelukis yang menggambar hasil karya di atas
adalah seorang pembunuh berantai dan gadis-gadis yang ia lukis
semuanya adalah korbannya?
Dan ada
90 dari mereka?
Di Dark
Case kali ini gue akan menilik kiprah seorang pembunuh berantai
bernama Samuel Little, mungkin salah satu pembunuh dengan jumlah
korban terbanyak di dunia modern ini.
Dear
readers, inilah Dark Case kali ini.
Kisah
ini akan gue mulai bukan dari masa kecil sang pembunuh seperti
biasanya, namun seorang Texas Ranger bernama James Holland yang
berkendara jauh-jauh ke sebuah penjara di Gurun Mojave, California
untuk menyelidiki sebuah “cold case” yang tak terpecahkan selama
puluhan tahun.
Sepanjang
karirnya sebagai penyelidik, ada satu kasus “beku” yang selalu
terngiang di benaknya, yakni kematian seorang PSK bernama Denise
Brothers di Odessa, Texas pada tahun 1994. Bukan kematian naas sang
wanita penghibur itu yang membuat kasus itu terus menempel di
kepalanya, melainkan wajah putra sang korban, Demian. Kala ibunya
menghilang, Demian dan kakek neneknya dibantu tim pencari dari polisi
dan para rangers akhirnya menemukan jasadnya tergeletak di
semak-semak di sebuah tempat parkir yang terbengkalai. Demian, yang
saat itu masih berusia 14 tahun, harus mengenali jenazah ibunya
sendiri.
Selama
24 tahun, James, sang ranger tak pernah bisa menemukan siapa pembunuh
Denise yang sebenarnya. Namun itu tak menghentikannya untuk mencari
kebenaran. Pada 2018, ia menemukan petunjuk. Seorang psikopat bernama
Samuel Little, yang kini ditahan di California karena pembunuhan tiga
wanita, diketahui berada di Texas kala peristiwa sadis itu terjadi.
Walaupun petunjuk itu kecil, James mengikuti kata hatinya dan ketika
Samuel Little akhirnya berada di hadapannya, sang narapidana itu
membuat pengakuan mengejutkan.
Bahwa
Denise hanyalah satu dari 93 korban yang pernah dibunuhnya dalam
kurun waktu 35 tahun terakhir.
Begitu
mengetahui bahwa Samuel ternyata memiliki hobi menggambar, James tak
tanggung-tanggung langsung menyuplainya dengan alat-alat melukis yang
lengkap. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan, Samuel menggambar
sekitar 50 lukisan potret korban-korbannya, yang hampir seluruhnya
adalah wanita keturunan kulit hitam atau Hispanik. Lukisan yang cukup
detail itu tentu saja membantu polisi untuk mulai mengenali para
korban-korbannya dan membuka kembali investigasi “cold cases”
yang selama ini tak terpecahkan.
Pengakuan
itu tentu saja mengguncang publik Amerika. Bagaimana tidak, selama
ini rekor pembunuh berantai dengan jumlah korban terbanyak dipegang
oleh Gary Ridgway alias sang “Green River Killer” yang membunuh
49 korban pada tahun 1980 hingga1990-an. Dan kini, muncul pengakuan
pembunuh berantai baru yang menghabisi hampir dua kali lipat rekor
tersebut. Apalagi “kiprahnya” ini dilakukan sejak 1970 hingga
2005 dan mencakup 19 negara bagian, mulai dari ujung barat Amerika
di California hingga ujung timur di Florida. Pastinya banyak keluarga
korban yang bertanya-tanya, apakah salah satu korbannya adalah orang
tercinta mereka yang selama ini menghilang atau kematiannya tak
terpecahkan?
Kita
pasti bertanya-tanya, bagaimana caranya hingga keberadaan Samuel
Little sebagai pembunuh berantai dengan korban terbanyak dalam
sejarah Amerika itu sampai tidak terdeteksi? Ternyata Samuel cukup
“pintar” dengan sengaja memilih korbannya dari kaum-kaum
“terpinggir” dan “terabaikan”, yakni wanita minoritas
berkulit hitam atau Latin yang miskin dan berprofesi sebagai PSK.
Banyak dari para korbannya juga adalah pecandu narkotik, sehingga
para polisipun hanya menduga kematian mereka disebabkan oleh OD.
Tentu
pilihannya itu juga disebabkan banyaknya “prejudice” alias
ketidakdilan yang dilancarkan para penegak hukum terhadap kaum
minoritas yang menjadi korban kejahatan. Apabila jika korbannya
adalah kulit hitam dan berprofesi sebagai wanita malam, tentu
kepolisian ogah menyelidiki kematiannya. Jika korbannya adalah kulit
putih, dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi, apalagi viral
diberitakan di media massa, barulah polisi akan bahu-membahu
memecahkannya.
Sebagai
contoh, ambillah salah satu korban Samuel Little, seorang wanita
kulit hitam bernama Martha Cunningham yang dibunuhnya pada 1975 di
Knoxville, Tennesee. Tubuhnya ditemukan di dalam hutan dengan
luka-luka lebam dan tubuh separuh telanjang; dari pinggang ke bawah
ia tak mengenakan apapun. Dompet dan perhiasannya menghilang,
sementara kondisi TKP menunjukkan tubuhnya digeret di sepanjang hutan
dan dibuang begitu saja di belakang sebuah pohon pinus.
Walaupun
kondisi TKP jelas menunjukkan dia dibunuh atau bahkan mungkin
diperkosa, polisi malah menutup kasus itu dan menyatakan bahwa
kematiannya disebabkan oleh sebab-sebab “alami”. Padahal, Martha
sama sekali bukan seorang PSK. Ia adalah seorang penyanyi gereja yang
mungkin bertemu dengan sang pembunuh di tempat dan waktu yang salah.
Samuel sendiri dikenal memiliki sebuah mobil Pontiac berwarna emas
yang digunakannya untuk menarik calon korbannya, termasuk dengan cara
menawari mereka tumpangan.
Samuel Little kini
Bagaimana dengan masa lalu Samuel Little sendiri? Ia dilahirkan pada tahun 1940
dengan ibu seorang PSK. Mungkin kebenciannya pada profesi ibunya
inilah yang menjadi pemicu aksi kejamnya. Semenjak remaja ia memang
dikenal sebagai remaja bermasalah. Sejak 1975 ia sudah 26 kali keluar
masuk penjara. Pada 1982, ia sudah dicurigai atas dua kasus
pembunuhan dengan korban Melinda LaPree dan Patricia Mount. Namun
karena kurangnya kesaksian, Samuel-pun dibebaskan.
Semenjak
itu dia pindah ke California, dimana sebagian besar korbannya
berasal. Pada 1984, ia dituduh atas penculikan Laurie Barros, seorang
gadis berusia 22 tahun. Pada saat penangkapannya, polisi menemukan
seorang gadis lain berada di kursi belakangnya dalam kondisi tak
sadar dan terikat. Yap, Samuel kala itu tertangkap basah tengah
menculik gadis lain. Namun karena kedua korbannya selamat dan
lagi-lagi, berasal dari kaum minoritas, ia-pun hanya diganjar 2,5
tahun penjara.
Pada
2012, ia kembali ditangkap setelah bukti DNA mengaitkannya pada
pembunuhan tiga wanita sekaligus, yakni Carol Elford (1987),
Guadalupe Apocada (1987), dan Audrey Nelson (1989). Iapun dipenjara
dengan hukuman seumur hidup, namun kala itu, belum seorangpun
mengetahui bahwa pria itu sudah membunuh 90 korban lainnya.
Hingga
sang ranger bernama James Holland itupun datang.
Bagaimana
reaksi sang ranger begitu ia tahu telah mengungkap kasus pembunuh
berantai dengan korban terbanyak dalam sejarah Amerika? Dalam hati,
ia justru “mengagumi” sang pembunuh. Mengapa demikian? Dari
gambar-gambar serta hasil interogasinya, hanya satu hal yang jelas
terpancar dari Samuel Little, yakni kejeniusannya. Yap, Samuel
memiliki apa yang James sebut sebagai “memori fotografis” alias
daya ingat yang begitu tajam dan detail. Sebagai contoh, ketika ia
disuruh menggambarkan lokasi dimana dia menguburkan korbannya, ia
menjawab dengan sangat detail bahwa mereka perlu berkendara
seperempat mil, kemudian mereka akan menemukan sebuah gereja putih,
dimana ada tiga batu nisan di sana dan disanalah dia membuang
mayatnya. Padahal kejadian itu mungkin sudah terjadi puluhan tahun
lalu.
Selain
itu, jelas, kita harus “mengagumi” pula kemampuan artistiknya.
Sayang
sekali, mungkin jika Samuel Little dilahirkan di keluarga yang
berbeda atau memilih keputusan yang berbeda, mungkin dia bisa
memanfaatkan kecerdasannya di bidang yang lain, akademis mungkin.
Mungkin dia bisa jadi seorang yang hebat, seorang profesor mungkin,
atau seorang artis terkenal.
Namun
sayang, entah apakah karena pilihan hidup atau DNA pembunuh mungkin
sudah tertanam dan mengalir dalam darahnya, Samuel Little yang
berusia 79 dan kini harus menggunakan kursi roda karena penyakit
diabetesnya, kini harus mendekam dalam penjara,
mempertanggungjawabkan kejahatannya.
Sayang,
jika saja ia mengambil jalan hidup yang berbeda ...
Kalau dia lahir di keluarga yang berbeda, ngga bakal ada Samuel Little yang artistik dan memiliki ingatan fotografis, bang. Bisa jadi Sam bisa dapet kemampuan begitu karena lingkungan tempat ia dibesarkan
ReplyDeletesetau gue kemampuan kayak gitu itu diturunkan deh alias genetis
DeleteSiapa tau jadi admin mengakubackpecker...
ReplyDeleteEmang ada bang dna pembunuh?
ReplyDeleteada sih teori kalo ada gen MAOA yang membuat seseorang itu jadi psikopat dan bersifat kejam
DeleteKeren2 psicopet
ReplyDelete