Wednesday, October 2, 2019

REVIEW FILM PART 9: HORROR COMEDY MOVIES



Genre horor-komedi sepertinya akhir-akhir ini mulai banyak bermunculan. Namun berbeda dengan film-film “dark comedy” atau film seperti “Get Up” dimana komedinya hanya dilontarkan oleh tokoh yang menjadi comic relief di cerita tersebut, film-film ini benar-benar bergenre murni horor-komedi dan memasukkan unsur komedi ke dalam inti ceritanya. Suka atau tidak, itu pendapat kalian. Mungkin ada yang berpendapat adanya unsur komedi membuat kengerian dalam film horor menjadi berkurang. Atau mungkin ada yang menyukainya karena unsur komedinya menambah hiburan yang ada. Suka atau tidak, kalian bisa putuskan dengan menyaksikan film-film komedi-horor yang gue rekomendasikan berikut ini.


1. DUDE BRO PARTY MASSACRE III (2015)


Walaupun judulnya demikian, film ini sama sekali bukan film sekuel kok. Judulnya emang sengaja dibuat begitu sebagai teknik marketing aja biar orang-orang pensaran. Dilihat sekilas, film ini emang mirip-mirip ama “Scary Movie” karena merupakan parodi film-film horor slasher ala 80-an, terutama yang berkutat di Sorority. Tapi bukannya mengeksplore cewek-cewek di Sorority, film ini malah kebalikannya, yakni menceritakan cowok-cowok di Fraternity yang diteror oleh pembunuh misterius. Tentu saja karena tokohnya cowok-cowok yang bisa dibilang bego ini, ceritanya malah jadi kocak banget.

Film ini menceritakan tentang Brent, seorang cowok yang pergi ke Fraternity dimana saudara kembarnya terbunuh untuk menemukan pembunuhnya, yakni serial killer bernama Motherface (pelesetan dari “Leatherface”, nama psikopat di film “Texas Chainsaw Massacre”). Dia dan anggota Fraternity tersebut akhirnya menghabiskan waktu di sebuah kabin di tengah hutan (lagi-lagi trope yang lazim di film horor) dan berhadapan langsung dengan sang pembunuh.

Adegan-adegan di film ini emang mengundang tawa (jika kalian paham jokesnya) dan juga sebaiknya nggak usah dianggap serius sebab emang absurd dan sejak awal emang ditujukan sebagai satire film-film horor yang jalan ceritanya mudah ditebak. Tapi tingkah konyol para pemerannya emang membawa kesegaran tersendiri, apalagi film ini adalah film independen alias low budget dan nggak dibacking-i oleh studio yang besar. Itu adalah alasan lagi kenapa gue amat menghargai film ini.
Singkat kata, gue kasi film ini skor 4,5 CD berdarah.

 


2. YOU MIGHT BE THE KILLER (2018)


Lagi-lagi film horor-komedi yang menyindir film slasher, film ini mengisahkan sebuah kamp musim panas (lagi-lagi trope yang udah terlalu biasa di film horor) yang diteror pembunuh bertopeng misterius yang membunuh satu demi satu para peserta kamp tersebut. Sang tokoh utama kemudian meminta tolong temannya yang seorang ahli film horor untuk menemukan siapa pembunuhnya, namun ia malah justru mendapatkan kejutan demi kejutan.

Berbeda dengan “Dude Bro Party Massacre III”, walaupun masih dibalut komedi, film ini masih terasa lebih “serius”. Film ini lebih ke arah meta-horor (akan gue jelasin di postingan mendatang apa itu meta-horor) yang menyindir film-film horor masa kini yang ceritanya begitu mudah ditebak.

Gue memberi film ini skor 3,5 CD berdarah. Gue rasa cukup. Endingnya juga nggak mengecewakan (jika kalian paham referensinya).


3. TUCKER AND DALE VERSUS EVIL (2010)


Lagi-lagi film horor komedi yang berhasil menyeimbangkan antara kesadisan ala slasher dan porsi humor yang memgundang gelak tawa, “Tucker and Dale Versus Evil” menyoroti tentang stigma negatif yang senantiasa dihadapi kaum “redneck” (alias kelas pekerja di pedalaman America yang sering dianggap sebagai “white trash” yang kurang berpendidikan). Stigma itu semakin parah dengan adanya film-film slasher semacam “Texas Chainsaw Masscare”, “The Hill Have Eyes” serta “Wrong Turn” yang menggambarkan tokoh antagonisnya sebagai kaum redneck yang doyan incest dan kanibal.

Nah, tokoh utama film ini adalah Dale dan Tucker, sepasang sahabat yang sebenarnya punya perangai yang polos dan baik hati. Namun gara-gara stigma sebagai redneck, sekelompok mahasiswa yang tengah kemping di sebuah hutan menyangka mereka adalah pembunuh berantai. Kesalahpahaman itu berlanjut hingga satu demi satu para mahasiswa terbunuh gara-gara kesalahan mereka sendiri, namun justru Dale dan Tucker yang dituduh sebagai pelakunya.

Film “meta horror” ini emang sengaja ingin menertawakan (sekaligus menyindir) stereotip-stereotip yang selalu muncul di film horor (bahkan sebelum “Cabin in the Woods”). Dan ini memang berhasil. “Tucker and Dale” menjadi film unik yang bahkan gue rasa bisa dinikmati oleh orang-orang yang bukan penggemar film horor. Film ini juga mengajarkan untuk nggak menilai orang dari sisi luarnya aja.

Gue kasi skor 4 CD berdarah untuk film ini.


4. FINAL GIRLS (2015)


Sebenarnya sih alasan gue tertarik nonton film ini karena ada Nina Dobrev di sini. Gue dari dulu emang ngefans ama Nina semenjak dia tampil sebagai bintang utama di Vampire Diaries. Tapi kejutan, ternyata di film ini juga nongol aktris favorit gue yang lain, yakni Taissa Farmiga. Lagi-lagi film bergenre “meta horror” yang memparodikan trope-trope film horor yang terlalu sering dipakai, salah satunya adalah konsep “final girl”. Di film horor, terutama slasher, biasanya hanya satu tokoh utama (selalu cewek) yang berhasil selamat hingga ending film tersebut dan mengalahkan sang tokoh antagonis. Tokoh cewek yang bertahan hingga final inilah yang disebut sebagai “final girl”

Dikisahkan di film ini, akibat sebuah kebakaran yang menimpa sebuah bioskop, lima remaja terpaksa melarikan diri dengan cara masuk ke dalam layar saat sebuah film slasher tengah ditayangkan. Akibatnya, mereka terjebak di dalam film tersebut dan harus mancari cara untuk mengalahkan sang pembunuh berantai di film tersebut dan menyelamatkan para tokoh di film itu.

Selain kocak, gue suka banget kesan ala tahun 80-an yang penuh warna. Sinematografinya juga apik, para tokohnya walaupun stereotip, tapi relatable (juga cantik-cantik hehehe). Kita dibikin peduli ama tokoh-tokohnya hingga kira merasa sayang jika ada yang mati di film ini. Dan di luar dugaan gue, film ini juga punya pesan moral yang cukup dalam.

Gue kasi film ini skor 4 CD berdarah (pastinya gara-gara ada Nina Dobrev di sini jadi gue kasi nilai tinggi hehehe).

No comments:

Post a Comment