Saturday, October 12, 2019

REVIEW “DARK” SEASON 2: THINGS ARE GETTING DARKER HERE (AND CONFUSING)




Gue pernah membahas “Dark” di blog gue dan mengungkapkan kekesalan karena season 1 berakhir dengan cliffhanger yang bikin geregetan. Buat kalian yang belum tahu, “Dark” adalah serial Netflix asal Jerman yang kerap dibanding-bandingin dengan “Stranger Things” (namun tentu, sesuai judulnya, lebih “gelap”). “Dark” menceritakan sebuah kota kecil yang memiliki portal waktu. Kasus menghilangnya para anak-anak secara misterius di season 1, yang dikisahkan terulang tiap 33 tahun, membuat 4 keluarga di dalamnya berkonflik. Season pertamanya aja udah membingungkan dengan banyaknya karakter dan season keduanya malah memiliki jalan cerita yang lebih rumit, namun tetap seru.


“Dark” season 1 menceritakan tentang menghilangnya Mikkel Nielsen, putra Ulrich Nielsen, seorang polisi di kota kecil Winden yang disertai oleh kasus-kasus menghilangnya anak lain secara misterius. Peristiwa tersebut membuat Jonas Kahnwald, seorang pemuda menjadi terjebak oleh rahasia kelam yang dikubur oleh kota itu, bahwa ada sebuah portal mesin waktu di sebuah gua di dalam hutan dekat kota tersebut. Perjalanan waktu di tiga era, yakni 1953, 1986, dan 2019 menyibak rahasia yang disimpan empat keluarga yang tinggal di Winden secara turun temurun, yakni keluarga Kahnwald, Nielsen, Tiedemann, dan Doppler. Usaha untuk memperbaiki aliran waktu dan menyelamatkan bocah-bocah itu justru membuat situasi menjadi lebih kacau.


Season 2 melanjutkan perjalanan Jonas yang di ending season 1-nya terjebak di masa depan. Dari situ ia mengetahui bahwa pada 2019 sebuah peristiwa terjadi dan memicu kiamat serta membunuh hampir semua orang yang ada di dunia. Yang selamat terlibat ke dalam sebuah “cult” (yang dipimpin oleh sosok mengejutkan dari masa lalu Jonas) yang melarang siapapun masuk ke dalam bekas PLTN Kota Winden, tempat pemicu peristiwa apokaliptik itu. Ketika Jonas melanggar larangan itu, iapun menemukan jalan untuk kembali ke masa lalu, memperbaiki semuanya, serta mencegah peristiwa kiamat itu. Namun semua ternyata tak sesederhana yang ia pikirkan.

Sementara itu di Winden tahun 2019, empat keluarga tersebut tengah berusaha mengatasi duka mereka akibat hilangnya Jonas dan Ulrich akibat perjalanan waktu. Hannah, Charlotte, serta para remaja mulai mengetahui tentang rahasia perjalanan waktu. Di tahun 1986, Claudia Tiedemann mulai memegang peranan penting dalam cerita. Sementara itu, muncul karakter baru, seorang polisi yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus menghilangnya orang-orang di Winden. Namun ketidaktahuannya akan perjalanan waktu di kota tersebut justru akan menimbulkan konsekuensi yang teramat mengerikan.

Udah bingung kan? Sejak season 1, tantangan terbesar gue untuk mengikuti jalan ceritanya adalah begitu banyaknya tokoh yang terlibat dalam serial ini. Dan nggak cuman itu, season 1 melibatkan tiga timeline waktu, yakni 1953, 1986, dan 2019 dimana di tiap tahun, tiap tokoh diperankan oleh aktor dan aktris berbeda sesuai dengan umur mereka. Gue itung-itung ada 50 karakter, wajah, dan nama yang harus kalian hapalkan untuk bisa menikmati serial ini! Gue saja sebelum mulai nonton season 2-nya kudu merefresh pikiran gue dengan membuat list tokoh-tokoh di serial ini.

Udah kayak silsilah Mahabharata

Bayangin, mau nonton aja kudu bikin silsilah dulu biar nggak bingung siapa aja tokohnya ... AAAAAARGH!!! Namun sensasi “kebingungan” ini ditimpal dengan imbalan yang impas, yakni jalan cerita (yang sebenarnya sama membingungkannya sih) yang seru dan nggak bisa ditebak. Konsep “perjalanan waktu” di “Dark” amat berbeda dengan “Avengers: Endgame” dimana mereka sama sekali nggak bisa mengubah masa lalu. Apa yang udah ditakdirkan sama sekali nggak bisa berubah, sekuat apapun mereka berupaya untuk merubahnya. Justru tindakan mereka untuk mengubahnya itu-lah yang menjadi katalis yang menyebabkan peristiwa yang ingin mereka cegah malah benar-benar terjadi. Mungkin inilah pesan yang ingin disampaikan “Dark”, bahwa kita tak bisa mengubah apa yang sudah tertulis.

Serial ini masih mengandalkan kemampuan akting para pemerannya. Bahasa Jerman yang diucapkan para tokohnya bagi gue menjadi kelebihan tersendiri karena membikin serial ini menjadi lebih “eksotik”. Karakter-karakternya pun cukup membuat kita bersimpati. Contohnya Urlich yang gue benci banget di season 1 malah membuat gue iba di season kedua ini. Yang mengejutkan, tokoh misterius “Noah” yang di season 1 menjadi tokoh antagonis malah menjadi tokoh favorit gue di season terbaru ini. Dan yang gue suka lagi di season 2, para remaja di kota Winden mulai aktif menyelidiki kejadian di sekitar mereka. Di season 1 gue kurang puas karena mereka seakan nggak ngapa-ngapain dan cuman jadi tempelan cerita aja; malah ortu mereka yang lebih aktif di jalan cerita.


Banyak kisah tragis di serial ini yang semakin menguatkan pesan moralnya, bahwa ada hal-hal yang emang nggak bisa kita ubah dalam hidup ini, seperti Ulrich yang (masih) berusaha menyelamatkan anaknya, Claudia yang berusaha menyelamatkan ayahnya, hingga Jonas yang berusaha menyelamatkan orang-orang yang ia cintai. Namun “siklus” yang kejam membuat semua usaha-usaha mereka justru menemui akhir yang tragis.

Ups, gue udah banyak “spoiler” di review ini, namun seperti gue bilang tadi, ceritanya yang terlalu “convoluted” dan tokohnya yang seabreg banyaknya mungkin membuat tak semua dari kalian bisa menerima konsep yang ditawarkan oleh “Dark” ini. Namun jika kalian penggemar berat cerita sci fi dengan tema “time travel” dan mau usaha dikit dengan membuat catatan untuk menghapalkan tiap tokoh dan timeline-nya masing-masing (kayak gue), maka serial ini akan membuat kalian terpaku di depan layar dengan jalan ceritanya yang “jenius” menurut gue.

Gue kasi serial “Dark” ini 4,5 CD berdarah.


Finally, this story is one of the best I've seen. Can't wait for the third season. And another spoiler, this season will end in another cliffhanger, so be ready!

And wait another year for the sequel :(

SUMBER GAMBAR: IMDB

1 comment:

  1. Kakk, season 3 nya udah keluar. Need review nih mau lanjut atau tidak soale udah keburu sebel juga sama si jonas dikepalanya martha mulu hahaha

    ReplyDelete