Sunday, October 6, 2019

REVIEW FILM HOROR SPECIAL HALLOWEEN: PART 1




Hello again guys! Ya ya gue tahu, gue kan kemarin baru aja post review film, kok sekarang posting lagi? Yap, review kali ini gue bikin khusus buat ngerayain Halloween. Kayaknya nggak seru kali ya kalo Oktober nggak kita habisin buat nonton film horor hehehe. Karena itu gue kasi cukup banyak rekomendasi film untuk kalian nikmati di bulan Oktober ini. Akan ada 10 film yang gue bahas dan akan gue bagi ke dalam dua postingan. Silakan disimak!

1. SPLINTER (2008)



“Splinter” merupakan contoh film horor yang cukup minimalis, karakter utamanya ada cuman ada tiga di sepanjang cerita. Film ini menceritakan sepasang kekasih yang disandera sepasang penjahat. Namun bukannya saling membunuh, mereka malah terpaksa saling membantu karena mereka diserang oleh alien yang berbentuk seperti jarum (splinter).

Untuk film horor bertema monster, film ini cukup berhasil. Adegan gore-nya pun cukup mantap (gue suka banget pas adegan deputi ceweknya dibunuh monster). Sayang, gaya kameranya agak mirip film action Hollywood yang “berantakan”. Gue sih pengennya melihat penampakan monster ini dengan jelas, tapi gerakan kameranya malah shaky banget. Gue ngerti sih gerakan seperti itu emang disengaja buat memberi kesan “chaotic” tiap kali tokoh utamanya diserang, tapi bikin penontonnya pusing juga dan nggak puas karena nggak bisa melihat wujud monsternya secara utuh (atau itu emang teknik buat film low budget ya biar nggak ngeluarin duit banyak buat desain monster secara detail?).

Komplain lainnya tentang film ini adalah karakter para tokohnya yang generic alias stereotip banget. Jalan ceritanya juga ketebak. Tapi untuk hiburan, film ini sudah cukup lumayan. Untuk film ini gue kasi skor 3,5 CD berdarah. Not bad.



2. PET SEMATARY (2019)



“Pet Sematary” diadaptasi dari novel karya Stephen King yang terkenal, bahkan udah dua kali disadur ke layar lebar, yakni pada tahun 1983 dan 2019 lalu. Baik versi pertama dan kedua cukup setia dengan jalan cerita novelnya, walaupun ada perubahan yang cukup fundamental di versi terbarunya.

“Pet Sematary” bercerita tentang seorang dokter yang pindah ke rumah baru bersama istri dan kedua anaknya. Ia tak menduga bahwa di dekat rumahnya terdapat sebuah pemakaman kuno yang memiliki kekuatan yang amat mengerikan: siapapun yang dikubur di sana akan bangkit kembali!
Salah satu perubahan yang gue nikmati dari versi aslinya adalah sosok sang kucing bernama Church yang digadang-gadang bakalan menjadi ikon horor terbaru. Dikisahkan kucing milik keluarga tersebut mati tertabrak mobil dan kemudian bangkit kembali menjadi sosok yang jahat setelah dikuburkan di pemakaman terkutuk itu. Kucingnya emang serem sih hehehe.



Film ini lebih ke horor atmosferik yang moody ketimbang adegan-adegan gore yang sadis (walaupun ada satu satu adegan tusuk-tusukan yang bikin gue mengernyit ngeri). Yang gue suka, film ini juga menyinggung sedikit tentang mitologi “wendigo” yang ada di novel aslinya, tapi sama sekali nggak disebut di film veri jadulnya. Bahkan menurut gue, adegan penampakan wendigo ini merupakan salah satu adegan paling menyeramkan di film ini.

Jika kalian tertarik menontonnya, gue menyarankan untuk menonton terlebih dahulu film versi 1983-nya. Nah setelah itu barulah kalian bisa membandingkan dengan film versi anyarnya. Tentu secara sinematrografi dan lain-lain, film versi 2019 lebih bagus karena teknologinya yang lebih maju. Namun gue peringatkan: JANGAN SEKALI-KALI NONTON TRAILER FILM INI karena trailernya bakalan membocorkan plot twist paling utama di film versi 2019 ini.

Film ini menurut gue lebih setia dalam menerjemahkan bahasa kengerian dari halaman-halaman buku Stephen King ketimbang “It yang lebih menonjolkan jumpscare. Karena itu gue kasi film ini skor 4 CD berdarah.


3. UNDER THE SHADOW (2016)



Salah satu film dengan genre horor yang “slow burning” film ini unik karena menggambarkan Iran pada masa perang. Film ini berkisah tentang seorang ibu yang menjaga anak semata wayangnya setelah suaminya pergi karena bertugas untuk berperang. Kota merekapun tak luput dari kengerian perang setelah sebuah rudal mendarat di apartemen mereka, namun tidak meledak. Para penghuni apartemen itupun mengungsi satu demi satu, namun sang ibu tetap kukuh tinggal di sana bersama dengan sang anak, walaupun ia mulai merasakan teror dari dunia lain ketika ia mulai sendirian di sana.

Seperti gue bilang tadi, film ini lebih ke “slow burning” horror ketimbang jumpscare, jadi kalian harus sabar saat menyaksikannya. Film ini juga bisa digolongkan sebagai “psychological thriller” karena kita dibikin bertanya-tanya, apakah sang hantu benar-benar ada ataukah itu hanya halusinasi sang ibu yang mengalami depresi akibat kondisi rumh tangga serta kekacauan perang di sekitarnya? Ada juga “social” commentary yang ditawarkan di film ini, semisal adegan saat sang ibu kabur dari rumahnya saat malam-malam dari teror hantu di rumahnya. Bukannya menolongnya, polisi malah menangkapnya gara-gara sang ibu tidak mengenakan hijab saat keluar rumah.

Cuma satu sih kritik yang pengen gue sampaikan di film, yakni klimaksnya yang kurang menggigit dan penampakan akhir hantunya yang kurang seram. Sisanya, film ini cukup disturbing. Gue kasih film ini skor 3,5 CD berdarah.


4. THE PROWLER (1981)



Tiap kali gue mencari artikel top ten film slasher terbaik dari tahun 80-an, selalu saja judul film ini muncul di list-nya. Karena itu, nggak heran gue-pun penasaran dan menjajalnya. “The Prowler” menceritakan sesosok pembunuh misterius yang beraksi di sebuah pesta dansa. Trope macam ini tentu sudah nggak asing dan kerap digunakan, semisal di film “Prom Night” dan “My Bloody Valentine”. Namun kali ini yang berbeda, adegan bunuh-bunuhannya cukup sadis. Gue sendiri cukup kaget pas adegan pembunuhan pertama, ternyata film jadulpun juga bisa ya sesadis ini. Plot twistnya pada saat sang pembunuh terungkap pun menurut gue cukup spesial dan tidak terduga. Emang nggak salah jika menyebut “The Prowler” ini sebagai salah satu film slasher terseram dari masa 80-an.

Gue kasih nilai 4 CD berdarah untuk film ini.


5. THE VANISHING (1988)



Berjudul asli “Spoorloos”, film lawas asal Belanda ini mengisahkan sepasang kekasih yang memutuskan untuk berlibur ke Prancis. Namun naas, di tengah perjalanan sang cewek diculik dan tak pernah ditemukan lagi. Sang cowok terobsesi untuk menemukan kekasihnya yang menghilang itu. Bukannya berbicara dengan keadilan, film ini lebih ingin mengajarkan untuk “let go”alias melepaskan yang sudah pergi. Obsesi sang pria nantinya akan berujung petaka ketika ia bertemu dengan sang pembunuh.

Sekilas kedengaran seperti film thriller ya, namun kenyataannya film ini malah lebih mirip film-film crime comedy asal Korea. Yup, di sini para pemirsanya akan disuguhkan dengan “perjalanan hidup” sang pembunuh yang bukannya seram, namun malah agak kocak karena sang penjahat di sini digambarkan kikuk dan baru pertama kali menjadi pembunuh. Namun klimaksnya menurut gue agak menakutkan karena semua tiba-tiba terjadi seperti “kehendak Tuhan” dan endingnya ... pada masanya ending ini dianggap salah satu yang paling mengerikan.

Oh ya, gue juga terkesan banget ama akting sang cewek yang walaupun dia muncul hanya dalam beberapa adegan dengan durasi minim, namun aktingnya alami banget. Ngingetin gue ama Mila Kunis di “Black Swan”. Gue kasih film ini 4 CD berdarah.



7 comments:

  1. Adegan paling horror di Pet Sematary menurut gue pas bagian si anak cewek yang di kubur balik lagi ke rumahnya, meskipun gue bisa tebak nanti bakalan kayak gimana gue tetep merinding.

    FYI Salah satu dari 4 kucing yang meranin Church di pet sematary mati sekitar seminggu kemudian abis filmnya rilis :'(

    ReplyDelete
  2. Bang lu ga pengen gthu cobain nonton horor horor indoh. Kan ku punya banyak.

    ReplyDelete
  3. Dah nonton Pet Sematary,, sayang ny gak happy ending..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg namanya film stephen king mana ada yg happy ending tan. coba aja nonton "the mist" itu endingnya ngeselin bgt wkwkwk

      Delete
  4. Entahlah gw lebih suka pet yg pertama..mungkin krn gw nontonnya taun 90an,dan belum begitu banyak nonton film horor.The mist??plis jgn ngomongin film itu...dari dulu smpai skrg gw masih enek...gw yakin gw bakal bunuh diri kalo jd org itu

    ReplyDelete