Thursday, October 24, 2019

KISAH HIDUP PEDRO "DEXTER" RODRIGUES: PEMBUNUH BERANTAI YANG HANYA MEMBUNUH PARA PENJAHAT



Kalian semua pasti tak asing dengan serial “Dexter” yang mengisahkan kiprah seorang pembunuh berantai yang memiliki modus unik, yakni hanya membunuh pembunuh berantai lain. Nah muncul pertanyaan di benak gue, ada nggak sih sosok seperti Dexter alias psikopat yang hanya membunuh penjahat? Pertanyaan gue terjawab ketika gue membaca artikel tentang serial killer bernama Pedro Rodrigues di Brazil, dimana dalam kehidupannya yang keras, ia hanya membunuh orang-orang jahat saja.

Dear Readers, inilah Dark Case kali ini.


Sosok Pedro Rodrigues begitu ditakuti di dunia hitam Brazil. Ia bahkan dijuluki “Pedrinho Matador” alias “Pedro Sang Matador” dan dia bukanlah pembunuh berantai sembarangan. Ia sudah membunuh paling tidak 70 orang, dimana 10 di antaranya bahkan dihabisinya saat ia masih belum genap berumur 18 tahun. Namun uniknya, ia hanya membunuh orang-orang yang memang pantas menerimanya alias orang-orang yang berbuat jahat saja.

Hidupnya yang keras bahkan sudah dimulai semenjak ia belum dilahirkan. Ketika dilahirkan pada 1954 di kota Minais Gerais, Brazil, kepalanya sudah mengalami deformasi akibat pukulan yang dihantamkan ayahnya ke kandungan istrinya kala ia masih dalam rahim. Pada umur 14 tahun, ayahnya yang kala itu bekerja sebagai penjaga sekolah dipecat karena dituduh mencuri, padahal ayahnya tak bersalah dalam kejadian itu. Tak terima dengan perlakuan tak adil yang diterima ayahnya, iapun menembak mati pria yang memecat ayahnya, kemudian mengejar dan membunuh sang pencuri yang sebenarnya, yakni rekan kerja ayahnya.

Akibat insiden itu, iapun kabur ke wilayah Mogi das Cruzes di Sao Paulo, kota metropolitan di Brazil yang terkenal akan angka kriminalitasnya yang tinggi. Di sana, ia berkenalan dengan dunia geng dan terjerumus ke dalam bisnis narkotika. Namun di sana pula ia jatuh cinta dengan seorang wanita bernama Maria Aparecida Olympia. Namun sayang, tinggal di wilayah kumuh yang sarat perang antar geng, apalagi dengan reputasi Pedor sebagai drug trafficker akhirnya membawa nasib tragis bagi perempuan ini. Bak cliffhanger di finale season ke-4 Dexter, istrinya ini akhirnya tewas terbunuh. Dibakar dendam, pria yang dijuluki “Matador” ini mengejar, menyiksa, dan membunuh orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian Maria.

Yang mengejutkan, korban selanjutnya justru adalah ayahnya sendiri, yang awalnya dibelanya dan menjadi alasan aksi pembunuhan pertamanya. Rupanya ia mendengar kabar bahwa ibunya telah dibunuh oleh ayahnya sendiri. Pedro pun mengejar ayahnya sampai ke penjara dan membunuhnya di sana. Konon, untuk membalaskan dendamnya, Pedro menusuknya 22 kali, mengiris dadanya, mengeluarkan jantungnya, bahkan mengunyahnya sebelum akhirnya ia membuangnya.


Pada Mei 1973 Pedro akhirnya tertangkap polisi. Namun kisahnya tak berakhir di situ. Kebrutalan Pedro makin terbukti kala ia tertangkap, dimana saat itu ia diletakkan di dalam satu mobil bersama penjahat lain, yakni seorang pemerkosa. Ketika polisi membuka pintu mobil itu, ternyata Pedro sudah membunuh si pemerkosa itu di dalam mobil.

Mungkin kalian mengira dengan dipenjara, Pedro akan menghentikan aksi brutalnya. Namun kenyataannya tidak. Justru ketika ia berada di dalam penjara, ia malah merasa berada di “surga” karena banyaknya penjahat yang bisa ia bunuh. Toh, semenjak awal kegemarannya memang membunuh para kriminal yang menurutnya pantas mati.

Selama ditahan, Pedro sudah membantai paling tidak 47 tahanan yang dikurung bersamanya. Ia hanya membunuh orang-orang yang menurutnya patut mendapat balasan setimpal atas kejahatan yang mereka lakukan. Kebrutalan Pedro membuat pihak pengadilan geleng-geleng kepala hingga hukumannya yang awalnya “hanya” 128 tahun penjara dinaikkan menjadi 400 tahun penjara karena aksi sadisnya itu. Akan tetapi, ternyata hukum Brazil hanya memperbolehkan hukuman penjara maksimal 30 tahun, sehingga setelah 34 tahun mendekam di penjara, ia dibebaskan pada 2007. Akan tetapi pada 2011 ia kembali ditangkap karena dituduh terlibat di dalam 6 kerusuhan ketika ia masih berada dalam penjara dan kembali diganjar hukuman 8 tahun.

Barulah pada 2018 lalu, ia bebas dari jeurji besi dan mengawali karirnya dengan membuka akun YouTube. Ia mengaku telah bertobat, menjadi seorang Kristen, bahkan menasehati generasi muda agar tak mengambil langkah yang sama dengannya (silakan cek sendiri akun YouTube-nya yang bernama “Pedrinho ex Matador & Pablo Silva 2p”).

Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan bukti 70 nyawa yang sudah dilibasnya, Pedro sang matador ini layak dianggap sebagai seorang psikopat kelas kakap. Namun para psikolog ternyata kurang sependapat. Seorang psikopat harusnya sama sekali tidak memiliki perasaan. Namun ternyata Pedro masih bisa merasakan cinta dan kasih sayang, paling tidak terhadap almarhumah ibu dan istrinya. Pedro menurut mereka dianggap lebih tepat digolongkan sebagai “sosiopat” dan “paranoid antisocial”

Bagaimana menurut kalian tentang sosok pembunuh ini? Apakah perbuatannya tetap tidak dibenarkan? Ataukah justru dunia butuh lebih banyak orang seperti dirinya?

SUMBER GAMBAR DAN ARTIKEL: All That Interesting dan Wikipedia



9 comments:

  1. Gw berpendapat..dunia butuh org seperti pedro...dimana hukum sekarang sudah mulai tidak adil..tajam kebawah tumpul ke atas

    ReplyDelete
  2. Gw malah lebih salut dengan kenyataan Pedro bisa bertahan di penjara setelah ngebunuh napi2 disana selama 30 tahun. Sakti bener tuh orang. Emang napi laen ngga ada yang berani 'ngusik' dia? Pastinya bukan Pedro satu2nya orang yang dipenjara karena pembunuhan di lapas itu kan?

    ReplyDelete
  3. I Love u Pedro, dunia sekarang udah gila. Hukum juga kebanyakan berpihak sama yang punya duit.

    ReplyDelete
  4. Wuih ideologi Kira nih. Sepemikiran dengan yagami light deathnote

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang bener si kira terinspirasi dari si pedro bang wkwk

      Delete
  5. Keren sih prinsip hidupnya tapi gimanapun juga membunuh tidak dibenarkan karena setiap manusia nyatanya memiliki hak hidup

    ReplyDelete